❀Bab 17❀

36 16 48
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya!


Jangan lupa vote dan komen ya!•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • • •

Sepulang dari rumah sakit Birru benar benar menjaga Laut. Bahkan Laut mau memasak tapi ngga di perbolehkan oleh Birru.

"Ayo tidur udah jam berapa ini, kasian bayi nya." Suruh Birru melirik ke arah Laut yang masih bermain ponsel.

"Sebentar lagi mas," jawab Laut tanpa menoleh ke arah Birru.

"Sayang, kamu mau ikut wisuda besok?" Tanya Birru.

"Iya, kenapa?"

"Sebenarnya mas ngga ngizinin kamu buat ikut wisuda, mas takut kamu kecapean sayang." Kata Birru sambil mengelus perut Laut.

"Mas gausah khawatir, aku ngga akan kecapean kok, tenang aja ya?"

"Yaudah mas izinin,"

Birru membantu Laut untuk merebahkan dirinya ke atas ranjang, setelah itu Birru mendekat ke arah Laut dan meletakkan kepalanya di atas perut Laut sambil mengelus pelan.

"Anak papa, sehat sehat di perut mama ya nak. Mama sama papa sayang banget sama kamu, kita ngga sabar buat ketemu kamu nak. Cepet besar ya?" Ucap Birru pada perut Laut yang berisi anak mereka.

Laut tersenyum dan mengusap puncak kepala Birru, "oke papa, aku juga sayang sama mama dan papa." Ucap Laut yang  menirukan suara anak kecil.

Birru kembali ke posisi awal ia tidur dan mencium kening Laut, "good night my wife," bisik Birru di telinga Laut.

"Night too," balas Laut.

❀❀❀❀❀

Ke esokan harinya di Universitas Laskar, seluruh wisudawan hadir untuk meriahkan hari widusa mereka.

Beberapa acara wisuda sudah di laksanakan dengan baik dan begitu meriah. Kini Laut tengah berdiri di atas podium untuk menerima sebuah penghargaan karna dirinya termasuk Mahasiswa berprestasi dengan nilai yang lumayan tinggi.

Setelah menerima penghargaan, Laut kembeli duduk di kursinya.

"Selamat ya La, nilai lo tinggi banget ngga nyangka gue." Ucap Sonya.

"Makasih ya Sonya, nilai kamu juga ngga kalah tinggi kok dari aku." Kata Laut.

"Hai, happy graduation ya kalian berdua." Ucap Ranze yang baru saja datang menghampiri mereka.

Laut dan Sonya menoleh ke arah Ranze dan tersenyum, "Thanks ya Ze, lo juga happy graduation ya." Ucap Sonya.

"Makasih Ze, happy graduation juga buat kamu," sambung Laut.

"Gue ada mau yang di omongin sama lo La, gue harap lo ngga nolak ajakan gue kali ini." Ujar Ranze.

Laut terdiam dan menatap ke arah Ranze.

"Plis La, ini penting." Mohon Ranze.

Ranze langsung menggenggam tangan Laut dan mengajaknya pergi dari aula utama, Laut yang terkejut tangannya di genggam Ranze langsung reflek melepaskan genggaman tangannya.

"Aku bisa jalan sendiri Ze," ucap Laut.

Ranze menatap ke arah tangan Laut dan beralih menatap ke arah Laut, "oke." Jawab Ranze dan kembali berjalan.

"Udah di sini aja Ze, kamu mau ngomong apa? Langsung to the point aja, aku gabisa lama lama." Ucap Laut.

"Sebenernya gue mau ngomong sesuatu ke lo, ini sesuatu yang selama ini gue pendam buat lo La, gue suka sama lo semenjak awal pertemuan kita di perpus waktu itu, perasaan gue selama ini selalu gue pendam karna gue belum yakin buat ngungkapin ini ke lo, dan hari ini lah gue berani ngungkapin perasaan ini ke lo," jelas Ranze sambil menggenggam tangan Laut

Laut benar benar terkejut mendengar ungkapan Ranze padanya, ia tak menyangka kalau Ranze benar benar memiliki perasaan padanya.

Dari kejauhan Birru menatap perbincangan kedua orang itu, ia menatap tajam ke arah laki laki yang ada di hadapan Laut.

Amarahnya semakin tak terbendung, ia berjalan cepat ke arah Laut dan menarik tangan Laut dari genggaman tangan Ranze hingga terlepas sambil menarik pinggang Laut menjauh dari Ranze.

Laut terkejut dan menatap ke arah sosok yang menarik tangannya secara paksa, "m-mas Birru?" Kaget Laut melihat Birru berada di sampingnya.

"Siapa kamu berani nyentuh istri saya! Jangan pernah kamu dekati istri saya apa lagi menaruh perasaan cinta sama istri saya!" Marah Birru.

"Istri? Maksud bapak apa?" Tanya Ranze bingung.

"Mau di perjelas? Laut udah jadi seorang istri! Laut istri saya dan kini dia sedang hamil anak saya! Jadi jangan coba coba untuk mendekati istri saya apa lagi menaruh perasaan pada istri saya, hapus semua rasa suka mu sama istri saya." Ucap Birru dengan nada dingin dan wajah datarnya.

Ranze langsung menatap ke arah Laut dengan tatapan kecewa dan marah, "La? Apa yang di bilang pak Birru itu semua benar?" Tanya Ranze.

"Iya," jawab Laut singkat dan enggan menatap Ranze.

"Saya harap kamu bisa menghapus rasa suka kamu sama istri saya, dan jangan pernah ganggu dia lagi." Ucap Birru dan mengajak Laut pergi dari hadapan Ranze.

Tak banyak yang Ranze harapkan, semoga ia bisa cepat melupakan Laut dan menghapus rasa sukanya.

"La, gue harap lo bisa bahagia sama pak Birru." Gumam Ranze sambil menatap kepergian Laut dan Pak Birru.

• • •

• • • •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LautBirru [Open Pre-order]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang