Chap 2

17.5K 48 0
                                    

Dokter Rahman membuka ruang rawat Aira karena siang ini adalah jadwal gadis itu untuk diperiksa olehnya lagi. Dokter muda itu datang seorang diri, tanpa ada perawat yang menemaninya. Ini adalah rumah sakit kecil di sebuah kota kecil dan terpencil, tidak banyak tenaga medis di sini. Akhirnya ia harus memindahkan Aira ke rumahnya dan merawatnya secara pribadi.

Sebelum memulai pemeriksaannya, Dokter Rahman membuka kancing baju Aira. Ia mulai mengambil lap yang sudah direndam dengan air hangat dan memerasnya. Menyeka tubuh Aira agar dengan penuh kehati-hatian.

Tak lupa Dokter Rahman menyeka kedua gunung kembar Aira yang berukuran lebih besar daripada dua tahun lalu. Ia membelainya pelan, merasakan payudara Aira yang begitu kenyal dalam genggamannya. Sepertinya ia yang membuat payudara Aira semakin membengkak karena remasannya setiap hari.

Dokter Rahman tersenyum lalu melanjutkan kegiatannya lagi. Kali ini ia membuka celana dalam Aira yang sudah dipenuhi buku pendek di sekitar lubang vaginanya. Ia mengambil gunting dan membersihkan area selangkangan Aira. Dengan teliti, dokter Rahman terus mencukur bulu kemaluan Aira. Sampai akhirnya ia sudah berhasil membuat bukit bawah Aira gundul.

Mengambil lapnya, dokter Rahman membuka lipatan vagina Aira dan membersihkan di sela-selanya. Sampai tiba-tiba ia merasakan lubang Aira basah mengenai tangannya.

Apakah gadis itu terangsang dalam tidurnya?

Melihat reaksi tubuh Aira, dokter Rahman membuka lebar kedua kaki gadis itu. Ia mulai meniup lubang vagina Aira yang masih tertutup rapat dan terus mengeluarkan cairannya. Dalam sekejap, kepalanya sudah berada di selangkangan Aira, menyedot kuat vagina gadis koma itu.

Slurppppp..slurppp

"Ahhh ahhh hahh aku sudah tidak sabar merasakan kehangatan mu Aira hahh eummm"

Pria itu terus menyedot kuat vagina Aira, merasakan betapa manisnya cairan miliknya.

Crrrttt..crrrttt

Ia bisa merasakan Aira keluar, mencapai pelepasannya. Dengan semangat, dokter Rahman melahap habis cairan itu. Puas dengan hal itu, ia mulai menjauhkan kepalanya. Menatap tubuh telanjang Aira yang terbaring tak sadarkan diri.

Baca kelanjutannya di karyakarsa, link di profil💫

Bawah SadarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang