satu | selatan dan utara

153 8 3
                                    

Kelas terakhir Ranu di hari kamis baru saja selesai, dengan langkah santai dia keluar dari ruangan sambil berbicara.
"Kenapa selatan? maen lu kejauhan pol"
"Ada urusan, udah buru sini"
"Iyah."
Menyimpan handphone nya di saku, dengan gerutuan kecil yang tertuju pada seseorang yang berbicara dengannya barusan. Btw, Ranu di utara, teman-teman. Meskipun begitu, ia tetap berjalan ke parkiran fakultas nya, untuk kemudian mengendarai motornya ke tempat yang jadi tujuannya sore ini, selatan. Satu bagian kampus, dimana terdapat Fakultas Seni Pertunjukan serta Fakultas Seni Rupa dan Desain di sana.

Di sisi lain, pada satu sudut taman kampus yang tidak terlalu ramai sore ini, satu orang masih menatap malas perempuan di sampingnya. Salwa dengan kecerobohannya, yang sering membuatnya khawatir itu.
"Iya maaf elah po, gua juga gamau ini kejadian"
"Minta maaf sama lu sendiri ca, selalu ceroboh, lagi kenapa tiba-tiba pake beginian?" sambil menunjukkan heels di samping kaki perempuan yang masih kesakitan.
"Ada tugas praktik, ini lu masih mau ngoceh atau bantu gua pulang?"
"Ck, balik sama gua, motor lu tinggal."
"Tapi bentar, gua ketemu temen dulu" lanjut Poul, sebelum sahabatnya sedari menengah pertama itu melayangkan protesnya, dia tau Salwa kekeh meminta bantuannya hanya sampai parkiran, enggan meninggalkan Vespanya bermalam di kampus.

"Oy Ran, di sini" seruan Poul pada temannya yang terlihat menelusuri taman.
Ranu yang mendengar pun segera menghampiri, dari tempatnya berjalan ia melihat teman setengah bule nya itu sedang bersama satu perempuan yang tampak.. kesal? entah, yang pasti ia cemberut.
"Ngapain lu di selatan?" tembak Ranu setelah sampai di hadapan keduanya.
"Nih ngurusin bocah, clumsy" tunjuk Poul pada perempuan yang semakin menunjukkan ekspresi kesalnya itu.
"Ca, kenalin temen gua, anak teknik juga" lanjutnya.
"Salwa, penyajian musik" sambil mengulurkan tangannya.
"Ranu, arsi." yap, prodi arsitektur di kampus mereka ini masuk ke fakultas teknik.
"Ish?" kesalnya Salwa bertambah sepertinya, dia langsung menurunkan tangannya yang diabaikan.

"Ayo po" Salwa cuma mau segera pulang.
"Nih Ran, lu cek aja nanti, folder nya udah gua pisahin" Poul langsung memberikan flashdisk yang dari tadi ia simpan di saku nya pada Ranu, temannya itu butuh beberapa file salah satu mata kuliah, untuk keperluan tugas. Mereka berdua dari prodi yang berbeda, tapi ada mata kuliah yang sama diambil keduanya di semester 5 ini.
"Ok, thanks bro"
"Yo, gua balik duluan, kasian Salwa" pamit poul, sambil mulai membantu teman perempuan nya berdiri.
"Gua gendong ya?" di tangannya ada sepasang heels, sedangkan kaki Salwa hanya memakai sandal yang Poul beli terburu-buru, sebelum ia menghampiri sahabatnya ini, yang meneleponnya dengan ringisan yang tidak bisa disembunyikan.
"Masih bisa jalan."
Pandangan Ranu mengikuti keduanya yang berjalan pelan meninggalkan taman fakultas seni ini. Salwa lumayan kesusahan, tapi di sampingnya ada poul, yang merangkul membantunya.
"Ceweknya?" gumam Ranu, sambil beranjak ke arah yang berbeda. Dia perlu ke toilet, untuk membersihkan tangannya yang masih lumayan kotor, hasil dari praktik mata kuliah terakhirnya di hari ini.
"Padahal beres langsung cuci, masih aja" ya, masih Ranu, dengan gumaman nya.

Refrain KisahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang