peace

188 26 1
                                    

Dua hari penuh Jay lembur yang membuatnya harus pulang larut. Bahkan ia seringkali lupa untuk memasakkan Evan sarapan, sehingga sedikitnya ia merasa rutinitasnya kacau balau dalam beberapa hari ini. Pukul tujuh ia sudah siap untuk berangkat, dan Evan mulai lebih sering bangun lebih awal karena Kyneer merengek lapar sebelum fajar terbit, Jay tidak sempat mengurus Kyneer pun hanya memberinya kecupan singkat kepada keduanya sebelum ia berangkat pergi ke perusahaan.

Kini bersisa Evan tinggal sendirian di rumah, Kyneer tertidur usai menghabiskan sebotol asi dari pendonor yang ia dapatkan melalui Dokter Nisha, dan sebelum memandikan bayi kecil itu, ia harus sarapan terlebih dahulu.

Jay selalu merasa kesal karena tidak dapat berkontribusi memandikan Kyneer, sebab pria itu takut Evan tidak mahir memandikan dan berujung pada hal yang tidak diinginkan. Padahal Evan seorang good leaner, terbukti dari bagaimana ia mulai mahir membuatkan susu hingga membajui putranya.

Bahkan Evan yang sering bangun pukul sembilan pagi, kini mengubah kebiasaannya menjadi bangun pada pukul lima pagi. Sebuah pencapaian yang sangat luar biasa hingga Ibunya terkejut kaget mendapati kabar tersebut, sebab Evan bukan tipikal morning person yang bangun akan kehendaknya sendiri, sebelum dan setelah menikah ia masih menyimpan kebiasaan buruknya untuk tidur lebih lama jika tidak ada pekerjaan di kantor.

Tugas Evan setelah memandikan Kyneer adalah mencuci baju, bukan hanya baju miliknya dan Jay, namun baju si kecil juga. Karena serat kain milik si kecil cukup rawan dimasukkan ke dalam mesin cuci, Evan memilih untuk mencuci manual baju tersebut. Merendamnya dengan densifektan dan deterjen khusus kemudian lanjut merendamnya dengan air yang cukup panas untuk menghilangkan bakteri. Jay selalu mewanti untuk menjemurnya di luar ruangan, dan Evan dengan kegigihannya mengikuti arahan dari sang suami.

Rutinitasnya bukan hal sulit, ia hanya perlu bersantai setelah mencuci dan melanjutkan pekerjaannya di kamar. Kyneer di pagi hari akan tertidur sampai pukul sepuluh atau sebelas pagi, dan setelahnya Evan akan menyiapkan botol susu hingga putranya tertidur kembali. Sangat sederhana dan mudah, Jay sering melakukan video call untuk melihat langsung kondiri Kyneer, dan mengeluh jika ia sangat ingin pulang saat itu juga.

Evan yang terkadang jarang berinteraksi akhir-akhir ini dengan Jay juga mulai merasakan rindunya. Jay pulang sangat larut, dan Evan yang seharian bekerja sekaligus mengurus putranya akan tertidur lebih awal, sehingga mereka sering melewatkan kesempatan untuk saling menyalurkan kasih sayang.

"Evan aku ingin menggendong Kyneer." Ujar Jay diseberang sana. Wajahnya terlihat lelah dengan garis muka melas yang membuat Evan tersenyum menatapnya. "Aku muak sekali melihat dokumen, aku hanya ingin pulang dan memeluk Kyneer."

Evan menenangkannya dengan senyuman, mengarahkan kamera tepat di depan Kyneer yang terbangun dengan mata mengedip lugu, mengambil kecupan kecil di pipi gembil dan halus kesayangannya, "Daddy semangat bekerja, agar Kyneer bisa membeli baju baru!" Evan mengolah suaranya menjadi rengekan, mengubah rautnya menjadi sendu dan kembali menatap Jay di layar. "Jangan lupa untuk makan siang." Sambungnya dengan suara yang menenangkan.

"Kau makan apa di rumah?" Tanya Jay.

Menutup mulut Kyneer yang tengah menguap kecil, Evan menyahut setelahnya, "aku akan memesan delivery, di kulkas hanya ada kimchi, telur, dan tuna kaleng."

"Hmm, seminggu ini kita belum berbelanja bulanan." Jay nampak sibuk dengan kertas yang berhamburan dihadapannya, hingga seorang wanita menghampirinya dan menumpuk berkas baru. "Evan aku harus mempersiapkan rapat, jaga Kyneer dengan baik jangan lupa cek popoknya dan ganti setiap tiga jam sekali, hangatkan ASI yang diminumnya terlebih dahulu dan tidak usah memasak makan malam, aku akan memesan makanan melalui temanku, karena akhir-akhir ini aku tahu kau tidak terlalu banyak makan sayur."

birds of a feather ; heejayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang