Keesokan paginya Fajar datang ke rumah pohon itu lagi. Banyu sudah menunggu di bawah pohon dan tersenyum ketika melihatnya.
"Hari ini kita akan bertukar," ucap Fajar.
"Iya, aku sudah tidak sabar lagi Fajar."
"Baiklah, ayo kita mulai."
Mereka berdua naik ke rumah pohon lalu duduk berhadapan. Tiba-tiba sebuah angin kencang bertiup masuk ke dalam rumah pohon. Tubuh Fajar terasa ringan, seolah melayang. Ia merasa dirinya ditarik keluar dari tubuhnya sendiri, dan dalam sekejap, ia sudah berada di sudut rumah pohon, memandang tubuhnya sendiri yang sekarang dihuni oleh Banyu.
Fajar (Banyu) membuka mata, tersenyum puas. "Ini akan sangat menyenangkan, terima kasih. Aku akan pergi ke sekolah sekarang."
"Aku di sini akan bermain sambil menunggumu pulang, hati-hati ya."
Fajar (Banyu) pun berangkat ke sekolah. Sementara Fajar kini terjebak sebagai sosok tak kasat mata di rumah pohon. Ia merasa puas dengan kesepakatan itu.
Hari-hari berikutnya, pertukaran tubuh antara Fajar dan Banyu berjalan dengan lancar. Setiap pagi sebelum waktu berangkat sekolah, Fajar akan pergi ke rumah pohon, dan di sana, mereka melakukan ritual pertukaran tubuh.
Fajar akan menjadi hantu sementara Banyu mengambil alih tubuh fisiknya dan pergi ke sekolah. Fajar yang dalam wujud arwah kemudian menghabiskan hari-harinya bersantai di rumah pohon, mendengarkan suara gemericik air sungai dan merasakan kebebasan tanpa batas.
Pada awalnya, semua berjalan dengan sempurna. Fajar merasa lega bisa menghindari sekolah tanpa dicurigai oleh orang lain. Di sisi lain, Banyu tampak sangat menikmati perannya sebagai Fajar. Ia menjalani hari-harinya di sekolah dengan antusias, bahkan beberapa kali Fajar melihatnya dari kejauhan bermain dengan teman-teman yang selama ini menjauhinya. Banyu berhasil menjadi Fajar yang lebih baik di mata guru dan teman-teman. Setiap sore, ketika Banyu kembali ke rumah pohon, mereka bertukar tubuh lagi, dan Fajar kembali ke rumahnya seperti biasa.
Namun, setelah beberapa kali pertukaran, Fajar mulai merasakan keanehan. Pada suatu hari Banyu tidak kunjung kembali ke rumah pohon. Fajar pun harus menghabiskan malam sebagai hantu. Ia ketakutan, karena beberapa kali melihat hantu-hantu lain seperti pocong dan kuntilanak melintas di atas sungai. Fajar bersembunyi di rumah pohon.
Keesokan harinya, ketika Fajar (Banyu) baru datang ke rumah. Fajar pun langsung menghampirinya dan bertanya kenapa dia tidak mengembalikan tubuhnya.
"Kenapa kamu tidak mengembalikan tubuhku kemariin? Aku harus menghabiskan malam sebagai hantu, aku takut."
"Maaf, Fajar. Kemarin ibumu menjemputmu dan aku tidak bisa pulang berjalan kaki, ketika aku mau keluar rumah lalau ke sini untuk menukarkan tubuh ibumu melarangku."
Fajar percaya dengan alasan tersebut, lalu memaafkan Banyu. "Ya sudah kalau gitu, tidak apa-apa. Lalu hari ini bagaimana?"
"Seperti biasa saja, aku akan menggantikanmu. Nanti sore aku akan ke sini, tadi aku juga sudah bilang ke ibumu untuk tidak menjemputmu."
Kesepakatan pun berjalan seperti biasa. Fajar tetap di rumah pohon sebagai hantu sementara Banyu mengambil alih tubuhnya dan pergi ke sekolah. Tapi sore itu, Banyu juga tidak datang mengembalikan tubuhnya. Bahkan keesokan harinya, bahkan Banyu tidak datang ke rumah pohon. Fajar pun merasa ada yang tidak beres, bagaimana jika Banyu tidak berniat mengembalikan tubuhnya?
Fajar mencoba mencari Banyu di sekolah, meskipun dalam bentuk hantu. Ia berusaha menyusup ke gedung sekolah, dan di sana, ia melihat tubuhnya sedang bermain dengan teman-temannya. Mereka semua tampak senang, bahkan guru-guru yang biasanya memarahi Fajar kini tampak lebih ramah. Banyu menjalani kehidupan Fajar dengan sempurna, dan tak ada seorang pun yang menyadari bahwa sebenarnya ada orang lain di dalam tubuh itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Body Swap, Skinsuit, and Transform
FantasyBerisi cerita-cerita pendek tentang body swap, skinsuit, atau transformation.