CHAPTER 1

120 16 7
                                    

Kini kembali ke ruang osis di mana reine dan kaela sedang berbincang tentang suatu hal sedangkan ollie...

"Mm!! Mmnnnn!!"

"Diem dulu anjir!"

"Mmmm mmnn"

"Nah gitu dong"

SRETT

Suara pintu yang sedang di buka, saat orang orang itu masuk ke ruang osis betapa terkejutnya mereka saat melihat ollie yang terikat dengan mulut yang di tutup pakai lakban.

"Lu pada apain ollie jir!" Teriak gadis itu dengan suara yang terbilang cukup melengking, rambutnya sangat unik karna rambutnya menggunakan style yang mirip seperti ombak terlebih warna rambutnya yang sangat mendukung.

"Huh?..oh enggak ini ollie tadi mau gebukin orang yang udah ngehina risu" ucap reine.

"Ohh......HAH!?!!?!!, INFO ANAK KELAS BERAPA YANG NGEHINA RISU!!!" Teriak gadis itu.

"Udah bo gak usah marah marah" ucap risu berusaha menenangkan gadis bersurai biru tersebut.

"Gak bisa gak bisa, ini harus di kasih pelajaran, berani beraninya dia ngehina lu" ucapnya dengan nada yang kesal.

"Bo lu mau diem di sini apa gw lakban mulut lu kaya ollie" ancam Zeta dengan wajah yang datar.

"Astaga, galak bener, pms lu yak??" Ucap kobo.

"Kalau iya kenapa!!?? Masalah!?!" Ucap Zeta dengan nada yang kesal.

"Hii zeta serem" kobo pun bersembunyi di belakang badan risu, sedangkan risu hanya terkekeh.

"Haha....air sama kucing memang gak pernah bisa akur ya" ucap risu sambil terkekeh geli.

"Aku bukan kucing!"

"Aku juga bukan air!"

Saut mereka secara serentak, risu pun menyudahi tawanya dan mulai berjalan mendekati ollie.
Risu pun membuka lakban yang ada di mulut ollie dan melepas tali yang melilit tubuh ollie.

"M-makasih risu senpai" ucap ollie malu malu.

"Idih sempet sempet nya" saut Kobo.

"Bocil mending diem"

"Heh! Asal lo tau ya dek-"

PLAK!

"Anjing! Sakit Cok!" Teriak kobo karna barusan kepalanya telah di pukul oleh kaela yang entah dari kapan yang awalnya ia berada di samping reine kini telah berada di belakang kobo.

"Yang sopan kalau bicara sama senpai" ucap kaela setelah memukul kepala temannya itu.

"Hahaha! Mampus di marahin!" Tawa ollie dengan sangat puas.

"Si anjir sejak kapan lu di situ Cok" tanya reine heran karna bisa bisanya kaela yang awalnya ada di sebelahnya kini berada di belakang kobo.

Kobo yang habis di geplak itu pun menatap kaela dengan wajah yang cemberut.

"Iye iye" ucap kobo dengan malas sambil memegang kepalanya.

TELOLET ADA LONT- "EHEKMM EHEKM BAIK ANAK ANAK WAKTU ISTIRAHAT TELAH BERAKHIR DI HARAP UNTUK SELURUH SISWA KEMBALI KE KELASNYA MASING MASING"

"Eh buset ada apa tadi?"

"Sejak kapan bel sekolah kita kek gini"

"Pasti Kerjaan nya pak selamet"

"Udah udah! Mending balik ke kelas"

Ya mereka pun balik ke kelas masing masing, kini di kelas risu yakni kelas 9-A.
Risu duduk di kursinya sambil memikirkan sesuatu.

"Sisa tiga bulan lagi..."batin risu tak lama ada yang menepuk pundaknya membuat risu menoleh ke belakang dan melihat siapa yang menepuk pundaknya.

"Melamun aja ris, awas nanti tiba tiba kerasukan setan kan gak lucu" ucap orang itu sambil tertawa, risu pun tersenyum kecil.

"Ada ada aja kamu yop" ucap risu, dan gadis itu pun duduk tepat di sebelah risu dan namanya terpampang jelas di bagian atas saku bajunya.
Airani iofifteen.

"Hehe..kali aja kan" ucap iofi sekali lagi dengan nada yang bercanda.

Risu pun mulai menyadari bibir iofi yang aga pucat itu dan melihat baju iofi memiliki sedikit noda kemerahan di sana.
Risu yang menyadari itu pun memegang pundak iofi membuat gadis berambut pink bergradasi biru itu pun bingung.

"K-kenapa" tanya iofi keheranan.

"Kambuh lagi?" Tanya risu balik dan tak menjawab pertanyaan dari iofi.
Iofi yang mendengar pertanyaan risu itu pun hanya terdiam sebentar lalu kembali memasang wajah yang ceria.

Gadis itu sangat pintar menyembunyikan rasa sakitnya dari orang orang agar tak merepotkan teman temannya.

"Enggak kok, liat tuh aku udah aga sehatan!" Ucap iofi dengan semangat namun apalah daya risu yang tak bisa di bohongi itu pun tetap tak percaya dan menatap iofi sedih.

"Eh! Kok sedih gitu sih ekspresi nya" panik iofi setelah mendapatkan ekspresi sedih dari risu.

Sementara itu di suatu dimensi yang lain letaknya di atas atap alias rooftop
Di sana terlihat reine bersama gadis lainnya dan ada satu laki laki yang tergeletak di lantai.

"Gitu doang udah jatuh, lemah banget" ucap gadis itu dingin, ia memiliki rambut yang indah dengan warna ungu yang di gradasikan oleh warna kuning di bagian dalam rambutnya.

Saat gadis itu terus menendang perut siswa laki laki itu reine hanya melihatnya sambil merokok, ternyata itu adalah murid yang sama yang telah menghina risu.

"Moon, mending udah deh nanti kalau anak orang mati kita lagi yang kena" ucap reine kepada temannya yang memiliki nama yakni moona Hoshinova.

"Emang gw peduli?" Ucap nya setelah menghentikan tendangannya lalu menatap ke arah reine.

Tanpa mereka sadari sendari tadi ada satu orang yang telah melihat mereka membully murid itu, dan orang misterius itu merekamnya sambil tersenyum.

"He~...lihat saja ini akan ku laporkan..kepada ayah mu moona.."

janjiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang