🌊 PROLOG 🌊

93 20 3
                                    

Suara desahan memenuhi ruangan kantor dengan nuansa hitam tersebut, tampak dua orang pria yang kini tengah bercinta di atas meja kantor itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suara desahan memenuhi ruangan kantor dengan nuansa hitam tersebut, tampak dua orang pria yang kini tengah bercinta di atas meja kantor itu.

" Ngh.. Ngh.. Mnhhhh.. "

" Lubangmu sangat sempit, Vince. Tapi, aku menikmati nya " Ucap pria yang kini berada tepat di atas tubuh sang penerima.

" Lakukanlah dengan benar, Victor. Kau harus bisa memuaskan ku dan membuatku terangsang oleh penis besar mu ini. "

"Shh, apa kau masih belum cum ? Ah~ Vince! Jangan menjepit nya, kenapa lubangmu semakin lama sangat ketat ? " Tanya Victor yang kini semakin menggila karena Vince sengaja menjepit penisnya yang kini berada di dalam lubang anal milik Vince.

" Ah, ini sungguh membosankan. Kukira kau sangat ahli, tapi ternyata kemampuanmu sangat payah. Kau terus cum sejak tadi dan mengotori pakaianku, tidak ada gunanya aku memanggilmu kemari " Ucap Vince yang kini menyalakan sebatang rokok dan mulai menghisapnya.

" B-beri aku kesempatan, aku pasti bisa memuaskan mu. Aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini, Vince " Ucap Victor yang kini mulai mengecupi leher dan dada bidang milik Vince. Sedangkan Vince sebagai pihak penerima hanya bisa mendengus malas, karena pria yang disewanya sama sekali tidak bisa memuaskan dirinya.

" Hah~membosankan " Desis Vince yang kini menghembuskan asap rokok lalu mencengkram wajah tampan milik Victor. " Hentikan, aku sudah tidak ingin bermain denganmu. "

" Tidak, Vince. Beri aku satu kesempatan lagi, aku pasti bisa memuaskan mu " Ucap Victor memohon, namun sayangnya Vince tidak ingin mendengarkan nya dan memilih untuk mendorong tubuh Victor.

SRAK!

" Menjijikkan, kau bahkan sudah cum beberapa kali " Ucap Vince yang kini menatap kedua pahanya yang telah dikotori oleh cairan sperma milik Victor. " Lagipula kau hanya memuaskan dirimu sendiri, benar-benar brengsek. "

" Aku benar-benar minta maaf, Vince. Lain kali aku pasti bisa memuaskan mu, kumohon jangan  buang aku seperti ini. "

Vince mendecak kesal lalu menekan tombol yang ada di telepon ruang kantornya. " Panggil Luca untuk masuk dan suruh dia membawakan pakaian gantiku. "

Tit!

" Vince, aku membutuhkan mu. Karena kaulah satu-satunya klien yang bisa memberiku banyak uang, aku berjanji akan melakukan apapun yang kau mau. Asalkan kau masih ingin menggunakan ku dan tidak membuang ku. "

" Cih! Kau itu hanya mainanku, jika aku membuang mu itu berarti aku sudah tidak menginginkan mu lagi. Sekretaris ku akan mengurus semuanya, jadi setelah ini kita tidak akan bertemu lagi " Ucap Vince yang kini duduk di atas sofa dengan kaki menyilang. Bahkan wajahnya terlihat datar tanpa ekspresi.

" Tidak, aku masih ingin bersamamu. Kumohon beri aku satu kesempatan lagi, Vince " Mohon Victor yang kini mulai memegang tangan milik Vince bahkan menciumnya. " Aku benar-benar tidak bisa melepaskan mu, karena aku menyukaimu. "

Depths of Despair Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang