Di hukum

77 21 11
                                    


"الحب الصادق لا يحتاج إلى أسباب، هو موجود ويستمر رغم كل شيء."

"Cinta yang tulus tidak memerlukan alasan, ia hanya ada dan bertahan melalui segala hal."

____________________________________________


HAPPY READING ✨

Syafira berjalan di koridor sekolahnya,

"Syafira!" teriak seorang gadis

Langkah nya terhenti ketika menyadari namanya disebut oleh seseorang.

"Eh Haura,"

"Lu dari tadi gue panggilin juga,"kesal Haura dengan nafas terengah engah

"Sorry tadi gak kedengaran" ucap Syafira dengan tersenyum.

"Yeuu bolot"hardik Haura

"Kurang ajar lo,"sahut Syafira dengan mata sinisnya

Setelah perbincangan kedua sahabat itu tersengar sudah suara bel yang nyaring di koridor sekolah, dan saat itu juga Syafira dan Haura masuk ke dalam kelas.

Suasana di dalam kelas sudah terlihat ramai, terlihat juga Chika dan Fika yang sudah duduk rapih di kursinya

Chika dan Fika adalah teman dekat Syafira, mereka berempat memiliki hobi yang sama, Melanggar peraturan. Seringkali membuat guru BK kelimpungan dengan tingkah lakunya

"Lo kenapa, sih Syaf, pagi pagi udah ditekuk aja muka lo?" tanya Chika sembari melihat ke arah wajah Syafira

"Nggak kenapa-kenapa," sahutnya dengan tersenyum sekilas

"Aneh banget tuh anak," gumam Fika

Setelah itu, Syafira duduk di kursinya, mendengarkan musik di telinganya sambil menunggu jam pelajaran pertama.

Namun, ketiga temannya malah membalikan badannya dengan menatap Syafira dengan intens.

"Lo kenapa, sih? Curiga gue" ucap Haura

"Kalau ada masalah cerita aja,"lanjutnya

"Gue minta maaf.."ucap Syafira

"Minta maaf, soal?" Sahut fika

"Heh Maimunah ngomong jangan setengah-setengah," ucap Chika dengan berkacak pinggang.

"Gue mau pindah sekolah, lebih tepatnya mondok,"

BRAG

Mereka bertiga yang mendengar hal itu sontak menggebrakan meja secara bersamaan.

"HAH" Fika tidak percaya dengan mata yang membulat sempurna

"Gak mungkin"

"Gausah bercanda, deh Lo," ucap Haura

"Eh, gua gak bercanda ya bangsat," jawab Syafira.

"Ko lu mau pindah, apa masalahnya?"

"Bokap gua yang maksa,"

"Gara-gara tadi malam?"

"Hmm" jawabnya singkat

Begitu banyak pertanyaan pertannyaan yang di lontarkan kepada Syafira.

Sungguh sebenarnya ia sangat malas untuk menjawab pertanyaan pertanyaan dari temannya itu, hanya saja jika tidak di jawab teman-temannya akan terus bertanya mengenai hal itu.

Setelah percakapan mereka ber-empat berhenti jam pelajaran pertama langsung segera di mulai dengan pelajaran Matematika.

"Heran gua, pagi pagi gini di suguhinnya sama pelajaran matematika, gak ada apa pelajaran yang di suruh menghafal member nct, enhypen, treasure, udah muak tau gak si gua sama pelajaran ini" ucap Chika yang hanya bisa di dengar oleh teman sebangkunya saja.

"Heh tukiyem, lo pikir kita mau ngonser hah? Eh tapi jujurly ya gua juga sebenarnya udah muak banget sama pelajaran ini" balas Syafira yang ternyata dia juga ikut menjulidkan pelajaran matematika.

"Heh kamu yang di sana? Ngapain kamu bisik-bisik hah?" Tanya bu Killa yang merupakan salah satu guru killer yang memang terkenal dengan ke-galakkannya.

Sontak semua pasang mata melihat  ke arah Chika dan juga Syafira.

"S-saya bu?" Tanya Syafira menunjuk dirinya sendiri.

"Iya kalian berdua" ucap bu Killa sambil berjalan ke arah Chika dan juga Syafira.

"Ohh, kita itu lagi ngomongin pelajaran ibu" ucap Syafira dengan jujur.

"Ngomongin apa kalian?"

"Ngomongin kalo pelajaran ibu itu bikin muak apalagi pagi ini jadwal ibu ngajar di kelas kita, iya kan Syaf?" Tanya Chika sambil menyenggol siku Fika.

"Nah iya bu bener apa kata Chika, hehe maaf ya bu" ucap Syafira sambil cengengesan.

Setelah mendengar jawaban dari Chika seketika satu kelas menjadi ramai.

"Kalian ini bisanya meledek terus sekarang kalian berdua saya hukum berdiri di hormat di depan bendera sampai jam istirahat" perintah bu Killa memberikan hukuman untuk kedua murid nakal.

"Siap bu" ucap Chika bersemangat lalu ia menarik tangan Syafira keluar dari kelas.

"Huft... gapapa lah kita di hukum dari pada kita harus ikut  pelajaran itu" ucap Chika dengan tenang.

Di sisi lain Fika dan Haura hanya bisa geleng geleng kepala melihat tingkah laku kedua temannya itu, bagaimana bisa dia berdua terlalu jujur.

#See you in the next chapter

Dari Perjodohan Ke Cinta Sejati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang