Lari dari hukuman

40 9 9
                                    

"في كل لمسة، نظرة، وابتسامة، يجد الحب طريقه للتحدث بدون كلمات."

"Dalam setiap sentuhan, tatapan, dan senyuman, cinta menemukan cara untuk berbicara tanpa kata-kata."

____________________________________________

HAPPY READING✨

D

i bawah matahari yang terik, Syafira dan teman sebangkunya berdiri di tengah lapangan, tubuh mereka dipenuhi keringat yang mengalir deras. Setiap tetes keringat membasahi kulit mereka. Panas matahari seolah membakar segala tenaga yang ada.

"Chik!" panggil Syafira sambil menyenggol lengan Chika, tetapi Chika seolah tidak mendengar.

"Woy, bolot!" teriak Syafira keras tepat di samping telinga Chika.

"Kurang ajar! Kalau gendang telinga gua pecah, emangnya lo mau tanggung jawab, hah?" geram Chika.

"Santai bro, Lebay banget jadi orang," sahut Syafira.

"Eh,Lo mau ikut gue gak?" sambung Syafira.

"Kemana, bang?" tanya Chika.

"Kantin, lah," ucapnya dengan kegirangan.

"Heh, oyot! Hukuman ini aja belum beres," tekan Chika.

"Gua nggak peduli, gua lapar!" balas Syafira.

"Kalau gua pingsan, emangnya lo mau bawa gua ke UKS?" lanjutnya.

"Ogah, ngapain gua bawa lo ke UKS? Nambah beban hidup aja," balas Chika dengan tatapan sinis.

"Ya makanya, ayo ke kantin," ajak Syafira.

"Gas!"

Mereka benar-benar berjalan menuju kantin tanpa rasa bersalah.

Sesampainya di kantin, terlihat begitu sepi, hanya ada sekelompok cowok yang pastinya sedang bolos.

"Syaf, lo mau beli apa?" tanya Chika.

"Gua mau beli batagor aja," jawab Syafira.

"Oke deh, gua pesan minum dulu di ujung. Lo duduk duluan aja," ujar Chika, yang dibalas anggukan kepala Syafira.

"Kiw, cewek yang lagi duduk, sini dong gabung!" seru salah seorang dari kelompok cowok yang terkenal "basis," tapi menurut Syafira, mereka semua "jamet sok kece."

"Sok asik," timpalnya ketus.

Syafira berdiri dari kursinya dan berpindah tempat duduk. Sungguh, dirinya sangat malas bertemu cowok dengan sikap seperti itu.

Chika melihat sekeliling, mencari keberadaan Syafira.

"Woy!" teriak Syafira sambil melambaikan salah satu tangannya ke atas.

"Oh, rupanya di situ," gumam Chika.

"Kenapa lo pilih duduk di sini? Di ujung sana kan masih luas. Kenapa harus pindah? Kan-" cecar Chika, tetapi mulutnya segera disumpel kresek putih oleh Syafira.

"Sialan lu!" pekik Chika.

"Lagian, masalah sepele saja lo permasalahin. Bawel banget Lo nek!" balas Syafira.

SAMPAI SINI DULU YA...
Minta maaf kalo banyak typonya
Maklumi saja ya shayyy

#See you in the next chapter

Dari Perjodohan Ke Cinta Sejati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang