Di kegelapan malam, gedung pencakar langit Seoul tampak berdiri megah dengan lampu-lampunya yang berkilauan. Udara dingin menggigit kala itu, menambah kesan sepi di sepanjang jalan yang seharusnya ramai oleh lalu lintas kendaraan. Salah satu gedung megah tersebut adalah markas besar dari perusahaan raksasa yang dimiliki oleh keluarga Jeon, sebuah dinasti bisnis yang telah berdiri sejak berabad-abad yang lalu.
Di dalam ruang pertemuan berhiaskan furnitur mewah dan hiasan-hiasan seni yang mahal, terdapat dua sosok yang tengah terlibat dalam sebuah diskusi yang tegang. Jungkook, pemuda tampan berusia 28 tahun yang berdiri di sisinya, menatap ayahnya dengan pandangan tajam. Rahangnya yang terpancung sedikit mengeras, dengan jelas menunjukkan bahwa dia sedang menahan emosi yang berkecamuk di dalam hatinya.
Sang ayah, seorang pria berwibawa dan berpenampilan elegan, duduk dengan tenang di hadapan Jungkook, sebelum berbicara dengan nada yang tegas. "Jungkook, Ayah tidak akan pernah menyerahkan seluruh bisnis dan perusahaan raksasa ini padamu. Pemegang saham kita tidak akan mempercayaimu sebagai pemimpin, terutama karena kau belum berkeluarga."
Jungkook merasa degupan yang sangat gila di dalam dadanya. Selama ini, dia sudah mendedikasikan seluruh hidupnya untuk menjadi satu-satunya penerus sang ayah dan menjadi sosok pemimpin yang sangat berkompeten. Hari demi hari, malam demi malam, berbagai pelajaran bisnis dia telan dan praktikan dengan sungguh-sungguh, hanya untuk membuktikan pada dunia bahwa dia pantas memimpin perusahaan ini.
Namun sayang, takdir sepertinya tidak sependapat dengan Jungkook. Dia nyaris kehilangan kesempatan itu karena satu hal yang tak pernah terlintas dalam pikirannya: dia sungguh tidak memiliki rencana untuk menikah. Bahkan, kekasih pun dia tidak tertarik untuk memilikinya. Baginya, bisnis dan kemapanan finansial lebih penting daripada ikatan pernikahan yang dianggapnya hanya sebagai beban.
Namun, sekarang dia harus bersaing dengan kakaknya, seorang pemuda tampan namun tak memiliki pengetahuan soal bisnis sedikitpun. Sang kakak dengan bangganya mengatakan pada sang ayah jika dia sudah hampir menikahi kekasih mata duitannya, sebuah langkah yang diyakini dapat mendongkrak reputasi dan kepercayaan pemegang saham pada keluarga mereka.
Alhasil, Jungkook kini benar-benar kebingungan. Dia tak ingin kehilangan segalanya yang sudah dia perjuangkan selama ini. Dan dia sungguh membutuhkan solusi, segera. Beruntung, dia memiliki teman baik yang selalu ada di sampingnya dalam masa-masa sulit.
"Sewa saja kekasih bayaran," ucap Jimin tiba-tiba, sambil meneguk wine dari gelasnya, "atau mungkin wanita yang bisa kau nikahi secara kontrak hanya untuk mempertahankan posisimu."
Jungkook terdiam. Ide Jimin terdengar seperti sesuatu yang di luar nalar dan juga bertentangan dengan keyakinan moralnya. Namun, dalam situasi genting seperti ini, Jungkook mulai membayangkan kemungkinan-kemungkinan yang muncul dari ide tersebut.
"Aku benci wanita murahan," sahut Jungkook dengan suara yang terdengar dingin.
Jimin hanya tersenyum, mengetahui bahwa dia akan berhasil membujuk Jungkook untuk menyadari bahwa saat ini, situasinya membutuhkan tindakan segera dan Jimin tampak menyodorkan ponselnya pada Jungkook sambil tersenyum. "Namanya Emelie. Wanita profesional dan berkelas. Keluargamu tidak akan menolak wanita sepertinya. Kau hanya perlu membayarnya, dan dia akan berpura-pura menjadi apapun yang kau inginkan."
Jungkook menatap layar ponsel yang Jimin tunjukkan padanya. Tidak ada ekspresi di wajahnya. Hatinya berdebar kencang, takut dengan konsekuensi dari tindakan yang mungkin akan dia ambil. Namun, di balik itu semua, Jungkook tahu bahwa saat ini dia tidak punya pilihan lain. Dia harus bertindak, meskipun itu berarti melanggar prinsip-prinsip moralnya.
"Baiklah," ucap Jungkook akhirnya, dengan penuh ketegasan, "lakukan yang kau katakan."
Jimin tersenyum penuh kemenangan. "Kau tak akan menyesalinya, Jungkook. Emelie bisa menjadi kunci keselamatan bagi posisimu di perusahaan dan juga bagimu secara pribadi."
"Ya, semoga gadis ini benar-benar bisa menjadi solusi dari semua persyaratan gila yang ayahku berikan."
****
Jangan lupa masuk library...
KAMU SEDANG MEMBACA
Love For Rent Jeon Jungkook
Fanfiction"Sewa saja kekasih bayaran," ucap Jimin tiba-tiba, sambil meneguk wine dari gelasnya, "atau mungkin wanita yang bisa kau nikahi secara kontrak hanya untuk mempertahankan posisimu." Jungkook terdiam. Ide Jimin terdengar seperti sesuatu yang di luar n...