WARNING !! DILARANG KERAS MENGIKUTI ATAU MENULIS ULANG ALUR & ADEGAN DI CERITA INI JUGA PART DI KARYAKARSA KEMUDIAN MENG-COPY NYA DI PLATFORM MANAPUN.
KARENA TINDAKAN PLAGIARISME AKAN KU TANGGAPI DENGAN SERIUS!
Keep in touch with me on Instagram : cornkiller9
Tolong jangan menyangkut pautkan kehidupan realita cast, karena ini hanya cerita fiktif.
Terima kasih.
°°°°
Jungkook duduk dengan pandangan kosong di belakang meja kayu mewah, diikuti dengan papan nama yang melekat padanya, menampilkan namanya dengan tegas dan tampak dingin. Suasana ruangan terasa hening, hanya terdengar suara pena yang dipakainya bergerak lincah di atas kertas. Setiap getaran pena yang terjadi terkesan monoton, seirama dengan gerakan tangannya yang teratur. Di dalam hatinya, ada sebuah kegelisahan yang makin terasa sejak sang ayah memanggilnya, gelisah itu terus merayap di dalam benak Jungkook. Awalnya, Jungkook merasa bahwa panggilan ayah hanyalah bentuk gertakan semata, mengingat ayahnya yang terbiasa mengintimidasi. Namun, kali ini semuanya terasa berbeda. Sensasi kalut dan kecemasan semakin merayap pada sudut hatinya.
Sambil menyusun pikiran rapi, Jungkook tidak sengaja membiarkan pikirannya terlempar ke bayangan kakaknya. Gerakan jemari Jungkook tampak monoton, menggerakkan pena dengan teratur ke kanan dan kiri, menghasilkan suara berdenting yang seirama dengan irama langkahnya. Bayangan kakaknya yang hanya tahu menghamburkan uang begitu saja terus menghantui Jungkook. Selalu terlintas dalam pikirannya, bagaimana sang ayah bisa mempercayakan perusahaan yang sudah dibangunnya dengan susah payah pada anaknya yang sama sekali tidak memahami dunia saham, hanya karena ucapan akan segera menikah.
"Semua ini gila! Ayah sepertinya benar-benar sudah gila!" gerutu Jungkook dengan marah, seraya mencengkram pena di tangannya lebih erat.
Rasa marah dan kebingungan yang menghantui Jungkook akhirnya mencapai puncaknya. Tanpa sadar, tekanan yang mendera membuatnya menekan pena hingga akhirnya patah menjadi dua bagian, juga buku jarinya tampak memutih karena kekuatan cengkramannya dan keputusasaan mulai merasuki setiap saraf dalam tubuhnya.
"Aku tak bisa melanjutkan kegilaan ini!" desisnya sambil menatap pena di tangannya yang sudah patah. Langkah berikutnya tersebar di pikirannya dengan cepat, mencari jalan keluar dari segala kekacauan yang tengah melilitnya saat ini.
Tangan Jungkook bergerak lincah mencari ponselnya. Dan dia pun mencari nomor seorang wanita yang diberikan Jimin padanya kemarin, untuk menemukan solusi atas kekacauan yang semakin gila ini. Dengan pikiran yang begitu kalut, mata yang dipenuhi oleh kemarahan dan kebingungan, Jungkook memutuskan untuk menjalankan rencana yang tak pernah dia bayangkan sebelumnya, yaitu menghubungi seorang gadis yang akan dia bayar untuk menjadi kekasih pura-puranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love For Rent Jeon Jungkook
Fanfiction"Sewa saja kekasih bayaran," ucap Jimin tiba-tiba, sambil meneguk wine dari gelasnya, "atau mungkin wanita yang bisa kau nikahi secara kontrak hanya untuk mempertahankan posisimu." Jungkook terdiam. Ide Jimin terdengar seperti sesuatu yang di luar n...