"Emang seru tau pacaran sama dia. Udah gue dapet banyak followers baru, sering dipuji-puji juga sama fans nya. Udah gitu bisa minta beliin ini itu. Seneng sih gue. Kalau dia ga terkenal mana mau gue sama dia, menang putih doang dia mah."
"Setuju sih, coba aja kalau dia ga pro player, ga level banget sama lu. Lagian tu anak ga ada kelebihan apa apa selain main game doang"
.
"Thur, Arthur... " Dyrenn mengguncang pelan tubuh Sutsujin. Badan lelaki itu bergetar, wajahnya juga terlihat tidak tenang. Keringat dingin mengalir dari pelipis sang empu."Arthur, bangun hey.... " Dyrenn penepuk pelan pipi Sutsujin.
Tiba-tiba Sutsujin terbangun dan langsung terduduk di kasurnya. Nafasnya sedikit tersegal-segal. Ia memegang dadanya yang sedikit sesak. Melihat itu Dyrenn tentu khawatir, ia mengelus punggung Sutsujin guna menenangkan nya.
"Kamu mimpi buruk ya?" Sutsujin menatap Dyrenn,
"Ngapain lu dikasur gue?" Lagi dan lagi pertanyaan Dyrenn diacuhkan.
"Tadi aku kebangun soalnya kamu ngigo kayak orang ketakutan" Sutsujin mengehela nafas berat. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya, malu. Kenapa Dyrenn harus melihat dirinya seperti ini,
"Gue ga ngomongin apa-apa kan?" Tanya nya memastikan. Gelengan dari Dyrenn membuat Sutsujin mengehela nafas lega.
"Kamu mimpi apa?" Tak ada jawaban dari pria berkacamata itu, ia sama sekali tidak berminat untuk memberitahu Dyrenn.
"Bukan urusan lu," Sutsujin bangkit dari kasur nya menuju kamar mandi, berniat untuk mencuci muka dan menenangkan diri dahulu.
Dyrenn menatap kepergian lelaki itu dengan berat, apa dia benar-benar tidak bisa mendapatkan hati lelaki dingin itu?
Namun Dyrenn segera sadar, memukul pelan kepalanya agar tidak berpikir negatif, ia tidak akan menyerah semudah itu. Orang seperti Sutsujin tentu tidak mudah untuk didapatkan bukan?
---------------
Hari ini adalah hari yang dinanti-nanti oleh para fans. Pertarungan antara FONIC dan juga RRQ merupakan salah satu pertandingan yang pasti akan sangat seru untuk disaksikan setelah kemarin mereka berhasil menang melawan Rebellion.
Masing-masing tim sudah berada pada tempat duduk mereka, sudah siap untuk memulai pertandingan.
Suasana yang menegangkan menjalar di ruangan MPL, kedua-dua tim sangat kuat. Namun tentunya akan tetap ada pemenangan diantara mereka.
Sutsujin, lelaki itu berhasil membungkam orang-orang yang meragukan dirinya. Ia berhasil mendapatkan SAVAGE pada match kedua dan RRQ Hoshi memenangkan pertandingan dengan skor 2-0 melawan FONIC.
Setelah melakukan interview dengan bude Clara, mereka semua kembali ke ruang tunggu dengan perasaan senang. Setidaknya untuk sekarang mereka bisa bernafas lega, walaupun bukan berarti mereka bisa berleha-leha.
Setelah mendapatkan ucapan selamat dan juga mereview sedikit tentang match tadi mereka semua pulang ke GH untuk beristirahat.
"Thur, sini thur, " Dyrenn menepuk kursi kosong disebelah nya, memberi isyarat agar Sutsujin duduk disana. Karena kebetulan Sutsujin malas untuk duduk dibelakang akhirnya ia memilih untuk duduk di kursi tersebut.
Tanpa aba-aba Dyrenn merebahkan kepalanya di pundak Sutsujin. Walaupun agak sulit karena Sutsujin sedikit lebih pendek daripada dirinya, namun ia tidak peduli.
"Anjirlah, kak Arthur ketempelan mulu cog" ucapan Hazle mengundang gelak tawa bagi yang lainnya.
Sutsujin hanya melirik sekilas pada Dyrenn sebelum fokus dengan Handphone nya. Senyum tipis terukir saat ia merasa lelaki medan itu terlelap di bahunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
can i? (DxS)
Romance"gue gamau, dan ga akan mau" "gue bakal bikin lu mau" ----------------- DISCLAIMER: bagi yang tidak nyaman dengan cerita berunsur bxb mohon untuk tidak membaca cerita ini ya, terimakasihh