01. Snowflake Brought Home.

27 7 27
                                    

Di kutip dari seorang penulis novel Inggris, George Eliot: "Don't judge a book by its cover

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di kutip dari seorang penulis novel Inggris, George Eliot: "Don't judge a book by its cover."

Itu adalah salah satu prinsip hidup Elio, mau seburuk apapun yang terpampang di depannya, mau itu benda, tempat atau seseorang. Karena ia paham akan rasanya di judge dengan hal-hal negatif yang tak berdasar.

Elio tumbuh dengan wajah rupawan, cukup membuat kaum hawa terpesona. Namun dari sana jugalah, ia mendapatkan banyak kalimat-kalimat negatif yang bertolak belakang dengan kepribadiannya. Contohnya,

"Jujur aja ya El, mukamu kayak playboy."

"Duh Elio, aku ngga mau naksir kamu ah, kamu kelihatan red flags banget."

"Elio, sudah ada berapa cewek yang kamu bikin nangis?"

Jika saja mereka tau, Elio bahkan tak pernah berurusan dengan wanita manapun selain ibunya dan adik perempuannya yang gemar membanting gitar miliknya. Entah sejak kapan, Elio di kenal sebagai red flags boys yang senang bermain dengan hati wanita di kampusnya. Untuk teman-temannya itu julukan yang keren, tapi bagi Elio sendiri, itu menyakitkan.

Karena ia adalah seorang anak laki-laki yang tumbuh dengan ideologi feminisme, Elio menjunjung tinggi kuadrat wanita karena ibunya adalah sosok yang membuatnya kagum dan menginspirasi.

Tapi baru kali ini dalam seumur hidupnya, ada seseorang yang mengatakan ia terlihat seperti jerapah yang mengira dunia itu datar, bukan bulat. Apa jerapah asli berpikir seperti itu?

"Iya, eh engga tau, tapi mungkin."

Elio menatap prihatin pada gadis muda yang terduduk di atas lantai, di meja gadis itu terdapat lima botol beer dan sepiring kentang goreng yang di campur ice cream vanilla.

"Nona anda mabuk," ucap Elio sembari berjongkok untuk menyamakan posisi tubuh mereka, sontak bau alkohol yang menyengat masuk ke indera penciumannya.

Gadis itu menggeleng kuat dengan gerakan yang agresif, membuat rambut pendeknya yang sudah berantakan semakin berantakan. "Aku tidak! Aku masih bisa minum!" Serunya dengan suara yang entah mengapa terdengar lucu di telinga Elio.

Elio hanya mengangguk mengiyakan, sudah jelas gadis ini mabuk. Dengan hati-hati Elio menyentuh pundak gadis itu untuk membantunya bangun dari lantai. Untung saja niat baik Elio di terima baik oleh sang nona, dengan kepala yang tertunduk karena sudah tak kuat gadis itu berdiri dan membiarkan Elio menuntun dirinya untuk duduk di kursi.

"Elio! Usir aja, sudah mepet jam pulang, nih!" Seru partner shift-nya malam ini.

"Usir?!" Gadis itu mengangkat kepalanya, matanya yang sayu karena pengaruh alkohol itu menatap Elio dengan tajam. "Kamu yang aku usir!" Serunya dan mendorong pundak Elio.

"Nona tenanglah-" Dengan susah payah Elio mencegah pergerakan gadis itu, butuh tenaga yang kuat bagi Elio, karena entah mengapa stamina gadis ini terasa seperti lebih kuat darinya.

Lost Angel.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang