#28

151 22 14
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Selamat membaca

Bakugo Tengah menuju kamar tamu di mana Midoriya saat ini sedang beristirahat,tak lupa di tangannya ada sebuah nampan berisi air putih dan bubur buatannya
Ingatlah walau bakugo terbilang sangat galak namun ia sebenarnya pria yang baik,bahkan dulu pernah ikut  les memasak agar suatu saat anak istri nya tidak kelaparan jika sang istri tengah sakit,maka bakugo yang akan memasak untuk mereka

Sedikit rasa gugup melanda nya karena akan bertemu dengan Midoriya, padahal biasanya jika mereka bertemu ia merasa biasa saja...,namun akhir akhir ini merasa aneh dalam dirinya, mungkin karna ia mulai merasakan cintanya pada Midoriya

Menggelengkan kepalanya guna menepis segara rasa yang bergemuruh di dadanya, bakugo bergegas menuju pintu kamar yang kini tertutup rapat,mengambil nafas dalam-dalam lalu mengetuk pintu tersebut

Tok..tok....

" Deku.... Kau sudah bangun... Aku membawakan mu makan siang " ujar bakugo

Tak ada sahutan dari dalam,bakugo menempelkan telinganya ke pintu guna mendengar apakah ada suara dari dalam,namun bakugo tak mendapatkan hal itu

Mungkin kah Midoriya masih tidur??

" Deku... " Ujar nya sekali lagi
Namun masih tidak mendapatkan respon dari dalam
Bakugo pun langsung masuk begitu saja
Matanya membola saat melihat keadaan kamar yang kini sunyi dan rapi

" Deku! " Teriaknya sambil menaruh nampan berisi makanan tadi di meja

" Deku...!! Kau di dalam kamar mandi " tak ada sahutan dari kamar mandi,bakugo membuka pintu kamar mandi, namun ternyata kosong

Bakugo sedikit panik ia pun Lari ke balkon

Belum sempat kakinya melangkah ia menemukan sepucuk surat yang di tempel di kaca lemari  bakugo pun menyambar kertas itu lalu membacanya
Surat itu ternyata dari Midoriya yang berisi

"Kacchan...., terima kasih sudah merawat ku dengan baik saat aku sedang sakit, terimakasih kau sudah peduli padaku, terimakasih kau selalu ada di saat aku membutuhkan bantuan ,bahkan kau menepati janji mu pada ibu ku untuk menjaga ku, tapi.... Setelah ini aku mohon padamu abaikan saja aku,maaf bukan maksud ku mengatakan ini , mungkin ini lebih baik karna kau sebentar lagi akan menikah dengan kirishima,aku tak ingin menyakiti perasaannya karena dia juga teman baikku,maaf aku harus pergi karena ada urusan yang harus aku selesaikan, sekali lagi aku ucapkan terima kasih atas semuanya :⁠-⁠)

# deku

Bakugo meremas kertas yang berada di tangannua hingga tak terbentuk, giginya bergetar seakan menahan emosi yang sangat dalam

" Sial....." Upatnya marah, bakugo yakin bahwa Midoriya pasti mendengar semua pembicaraan nya dengan kirishima kemarin hingga membuat nya pergi meninggalkan kediaman

.
.
.
.
.

Sepasang kaki kecil melangkah sangat lemah di tepi trotoar jalanan, kepalanya menunduk,kedua tangannya ia gunakan untuk memeluk tubuh ringkih nya, keringat bercucuran di pelipisnya, mungkin tubuhnya yang masih kurang sehat,di tambah cuaca uang begitu panas membuat nya 2 × merasa sangat lelah

Ia berhenti sejenak,memegang kepalanya yang terasa pening,ia bingung harus pergi kemana,jika pulang ke kediaman ibunya otomatis todoroki akan menemukan nya dengan mudah, mungkin kah pergi ke caffe milik temannya rody??
Emmm tidak mungkin, todoroki pasti sudah menyuruh anak buahnya memeriksa tempat itu

Jadi kemana Midoriya harus pergi?
Ia tak ingin lagi menjadi budak todoroki,

Budak!! Itulah yang selama ini Midoriya rasakan saat berada di dekat pria itu, menjadi pelacur kecil yang memuaskan sang bos, Midoriya tak ingin itu,
ia ingin bebas seperti kehidupannya yang dulu,tak masalah jika Midoriya harus kerja banting tulang seperti dulu asalkan hidupnya kembali normal seperti dulu sebelum bertemu dengan todoroki shoto

Ditambah ucapan dabi waktu itu sungguh membuat nya sangat sakit hati dan membenci todoroki,jujur saja Midoriya ingin membalas dendam, namun dengan keadaannya yang sekarang itu tidak memungkinkan,

Terlalu larut dalam Fikirannya, Midoriya sampai tak menyadari seseorang yang berdiri di belakang nya dan menariknya ke gang kecil

" Lepaskan aku....." Berontak nya
Namun tenaganya tak sebanding dengan orang tersebut

" Lepas...." Ucapnya lagi,namun mulutnya malah di bungkam dengan tangan besar milik orang tadi

Midoriya hanya bisa meronta dengan tenaga yang tersisa

Hingga sampai di gang sempit orang itu melepaskan Midoriya begitu saja

" Hah... Hah... " Nafas Midoriya memburu, ia meraup oksigen sebanyak-banyaknya

Merasa sudah cukup, Midoriya menatap sosok yang tengah berdiri di hadapannya

Seketika matanya melebar, mengenal sosok tersebut yang kini menyeringai ke arahnya

" Kau- "

" Kita bertemu lagi manis "

" Dasar bajingan... Kenapa kau membawa ku ke sini.... Kau ingin menculik ku " ujar Midoriya

" Oho.... Sama seperti dulu, kau memang manis dan cantik,tapi mulutmu sangat tajam "

Midoriya mendengus kesal dan ingin melangkah pergi

Namun lagi- lagi di tahan tangan besar milik orang tadi

" Lepaskan...!! Apa mau mu dabi..." Ujar Midoriya sambil menghempas tangan dabi

Yah... Dabi..sosok yang tadi menarik Midoriya dengan paksa

" Aku hanya ingin menyelamatkan mu"

" Menyelamatkan ku dari apa ! Jangan mencari alasan yang tak jelas "

" Hahahahahah" dabi tertawa kencang mendengar ucapan kesal dari pria imut di depannya

" Apa kau bodoh?, dengar dan lihat itu" tunjuknya ke arah mobil sedan berwarna hitam di sebrang jalan " itu adalah mobil milik pacarmu yang angkuh itu, seperti nya dia mencari mu hingga menyuruh semua anak buah nya mengelilingi kota ini agar segera menemukanmu" lanjut nya

Midoriya mengikuti arah tangan dabi yang menunjuk, seketika ia sadar ternyata itu benar mobil milik anak buah todoroki, Midoriya juga bisa melihat jelas siapa orang yang duduk di dalam mobil itu karena kaca yang di turunkan

Ya itu adalah Shinso anak buah sekaligus tangan kanan Todoroki

Midoriya tak menyangka akan terjadi hal seperti ini,andai saja dabi tidak menolong nya mungkin saat ini ia sudah di bawa paksa oleh Shinso dan berakhir di kediaman todoroki lagi

Melihat Midoriya yang diam, dabi terkekeh geli

" Hey.. jika kau ingin tertangkap aku akan memanggil mereka untukmu " goda dabi

" Tidak.... Aku tidak mau,susah payah aku keluar dari rumah itu " ujar Midoriya menggeleng ribut

" Oh ya...? Bukan kah kau senang menjadi pelacur anak itu,kau bisa memiliki segalanya,uang rumah mobil dan lainnya,kau cukup mengangkang di bawah tubuhnya" dabi

" Tidak..aku tidak mau"

" Tapi.... Aku yakin kau sudah melakukan itu dengan nya,bukan cuma sekali tapi beberapa kali "

" Aku..... Aku ..... "

" Hah, sudahlah aku tidak peduli dengan hal itu ,aku akan pergi "

" Tunggu !! ". Cegah Midoriya saat melihat dabi melangkah cukup jauh

" Apa" jawab dabi tanpa menoleh

" Aku... Ikut dengan mu... maksudku bawa aku bersama mu " ujar Midoriya

Seketika bibir dabi tersenyum tipis mendengar ucapan Midoriya,ia pun berbalik dan menatap dalam mata Midoriya

" Kenapa aku harus membawamu? Bukan kah kau membenciku? "

" Ya... Aku memang membenci mu, tapi kau berhutang penjelasan padaku "

" Haha... Penjelasan?? Tentang apa? Hemmmm aku lupa" ujar Dabi main main

Midoriya mengepalkan tangannya kuat kuat hingga buku jarinya memutih


" Tolong jelaskan semua yang kau tau tentang keluarga todoroki dan ayahku!!!!




Tbc



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pawang Hati  (tododeku) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang