Gulf duduk terpaku di ruang tunggu rumah sakit dengan Off yang berada di sampingnya. Keduanya baru saja menemui dokter yang menangani Mew beberapa saat yang lalu. Dokter itu memberitahu betapa besar resiko yang harus ditanggung jika mereka terlambat membawa Mew ke rumah sakit.
"Dokter bilang Mew akan membaik setelah dia sadar." Off menghibur Gulf yang tertunduk diam menatap id card miliknya sendiri.
"Aku tidak tau jika dia alergi susu. Apa alerginya parah?" tanya Gulf.
Off mengangguk. Alergi Mew terhadap susu tergolong berat, maka dari itu Mew mencantumkannya di dalam jurnal sebagai sesuatu yang harus diketahui sekretarisnya. Tapi Gulf tidak membacanya. Apa boleh buat?
"Sebenarnya Win, Gun, dan Krit membaca jurnal itu untukku. Mereka pasti ingin memberitahu kepadaku soal alergi Mew, tapi aku tidak mendengarkan mereka."
"Lagi pula kau bukannya sengaja melakukan ini. Doakan saja semoga Mew cepat sadar dan segera baik-baik saja." Off kembali memenangkan Gulf.
"Manusia purba itu pasti akan memarahiku," ucap Gulf pelan.
"Kau hampir mengusir jiwanya dari raganya. Jika itu aku, aku juga pasti akan marah."
Gulf memberi Off lirikan tajam. Pria itu bahkan tidak memberinya kalimat penenang atas ketakutan yang baru ia utarakan.
"Sudahlah. Dokter bilang tidak apa-apa."
"Apa dia akan memecat ku begitu dia sadar?"
Off diam, ragu untuk menjawab. "Aku tidak bermaksud menakutimu, Gulf. Tapi selama ini Mew sangat ketat terhadap semua orang, terutama sekretarisnya. Ia bisa memecat pegawai yang tidak sengaja bersin saat rapat-."
"Lalu apa yang akan terjadi padaku yang hampir membunuhnya?" Gulf memotong perkataan Off. Gulf memukul pelan dahinya. Ini pertama kalinya ia merasa dirinya sangat bodoh.
"Ayo lihat keadaan Mew."
Gulf segera menggeleng mendengar ajakan Off. Bagaimana mungkin Gulf bisa berhadapan dengan Mew kali ini?
"Tidak apa-apa. Meskipun Mew terlihat menyebalkan, dia akan luluh begitu seseorang minta maaf padanya. Sampaikan penyesalanmu dan semuanya akan baik-baik saja bagimu."
Gulf menghela napas. Off ada benarnya. Meskipun Gulf adalah tipe orang egois, tapi yang dia lakukan kali ini adalah kesalahan serius yang menyangkut nyawa seseorang.
Gulf mengekori Off dengan langkah pelan dan bersembunyi di balik punggung Off begitu mereka tiba di dalam ruang rawat Mew.
"Bagaimanan keadaanmu?" tanya Off pada Mew. Namun karena nyeri pada tenggorokannya Mew tidak bisa menjawab rekan kerjanya itu dan memilih untuk menghadap ke arah lain.
"Sudah merasa lebih baik?" tanya Off lagi. Kali ini Mew mengibaskan tangannya untuk meminta mereka pergi.
Merasa kesal dengan rekasi menyebalkan Mew, Gulf yang mengintip di balik punggung Off lantas menatap tidak suka. "Aku tau aku salah. Aku tidak tau kau alergi susu karena aku tidak membaca jurnal kuno darimu. Tapi Off di sini. Dia yang membantumu sampai di rumah sakit, kau tidak jadi mati berkatnya."
Mew tidak bereaksi. Ia tetap diam dengan wajah yang berpaling.
"Aku minta maaf. Aku membahayakan nyawamu. Tidak dimaafkan juga tidak apa-apa." Gulf yang kesal lantas meninggalkan ruangan Mew dengan angkuh.
"Dia pergi," ujar Off pada Mew setelah Gulf meninggalkan ruangan. Mendengar itu, barulah Mew menegangkan kepalanya dan bangkit dari posisi baring.
"Kau bisa?" tanya Off sembari membantu Mew.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like a Bos Like a Secretary
FanfictionKesan tidak mengenakkan yang menjadi awal pertemuan Mew dan Gulf membawa mereka pada hal-hal tidak terduga yang penuh kekonyolan dari waktu ke waktu. Akankah Mew, yang siklus hidupnya selalu terjaga, membiarkan Gulf, yang tidak ramah dan ceroboh, m...