1. Lucrezia

99 6 0
                                    

Warning!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warning!!

Dalam cerita ini akan ada banyak kata-kata kasar seperti umpatan dan kata vulgar lainnya!

Jika Anda merasa tidak nyaman, silakan skip cerita ini demi kebaikan bersama.

Tidak setiap hari seorang wanita akan berganti usia.

“Ayo minum,” suara bibiku terdengar nyaring di dalam sebuah klub malam. Dia mengangkat gelas sloki berisi cairan bening lalu mengopernya kepada beberapa orang yang duduk bersama dengan kami. Mereka semua adalah teman-teman bibi sementara tiga sisanya adalah tiga teman yang seusia denganku.

“Mari kita rayakan hari kedewasaan, Lucy kesayanganku!” seru bibi Giulia sambil merangkul bahuku. Dia mengangkat gelas miliknya yang kemudian diikuti oleh tamu-tamu lain, “Bersulang!” kami saling menempelkan gelas di atas kepala lalu meminumnya dengan cepat dan dalam sekali teguk.

Aku masih belum meminumnya. Aroma vodka dari gelasku benar-benar menusuk indra penciuman sesaat setelah aku mengangkat gelas itu sejajar dengan bibirku. Jari-jemariku gemetar merespon rasa mual dan gugup yang bergemuruh dalam perutku. Ini pertama kalinya dalam seumur hidup aku mencoba alkohol.

Aku mengatur nafas sambil mengingatkan diriku bahwa ini hanyalah alkohol, bukannya racun yang bisa langsung membunuh.

“Ayolah, Lucy. Jangan menghambat kesenangan orang lain. Cepat kau minum,” bibi menyenggol pelan lenganku. Dia memberikan cengiran lebar yang masih terlihat menawan.

“Orang selalu mengatakan bahwa pertama kali itu selalu sulit,” aku menjawab dengan senyum tipis sebelum akhirnya menenggak vodka digelasku juga.

Ada rasa sedikit pahit dan juga panas ketika cairan bening itu membasahi kerongkongan menuju ke perutku. Memang terasa aneh, tapi aku menyambut perasaan asing itu. Kupikir rasanya akan seburuk obat, ternyata aku bisa menerimanya dan merasa senang walau agak sakit.

Ini adalah klub The Roman milik Giulia Castelli, bisnis yang sejak lima tahun lalu dia kembangkan sebagai seorang janda. Anthon Castelli sudah lama meninggal akibat penyakit, tetapi dia tidak melepaskan nama belakang mendiang suami dan tetap menjadikan itu sebagai identitas dirinya.

Aku tinggal bersamanya sejak kecil karena bibi Giulia tidak memiliki anak sementara ibu kandungku entah berada di mana, dan aku tetap menyandang nama belakang keluarga kami, Valentine. Bibi Giulia sudah ku anggap seperti ibuku sendiri.

COLD BLOODED BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang