Awal

22 7 4
                                    

Happy reading dear..

Di siang hari yang cerah, terdapat dua anak kecil berbeda gender, yang sedang bersantai bersama di bawah naungan pohon besar yang teduh.

Suasana di antaranya sangat hangat, siapapun orang yang melihatnya akan merasa gemas karena kedua bocah itu memiliki visual yang imut dan polos.

"Candra! Lihatlah gambaranku~ bagus kan?" Ucap seorang gadis kecil yang memakai bandana kuning dengan pita kecil di atasnya.

"Biasa saja, jelek!" Ucap seorang anak laki laki yang sedikit lebih tua darinya dengan nada cuek.

"Wah! Terima kasih~ biasanya kau selalu mengumpat saat melihat gambaranku, mungkin kali ini lebih baik yaa? Hihi, aku senang sekali!" Ucap gadis kecil berbandana kuning dengan riang.

Anak laki laki tersebut mengernyitkan keningnya, ia sungguh bingung dengan perilaku gadis kecil tersebut.

"Dasar bodoh! Aku tidak sedang memujimu!" Ucap anak laki laki tersebut dengan galak.

"Iya, aku tahu kok!" Ucap gadis itu dengan santai.

Anak laki laki itu kesal lalu menyentil dahi sang gadis dengan ekspresi datar.

Ctak!

"Aduh! Kenapa Candra menyentil dahi Anya?" Ucap Anya sedih.

"Karena kau bodoh!" Ucap Candra pedas.

Anya terkekeh pelan dan mendekat pada Candra lalu berbaring dengan posisi kepala berada di atas paha Candra.

Anya menatap ranting ranting pohon yang berada di atasnya dan tepat pada saat itu, dedaunan mulai berjatuhan mengenai wajahnya.

Candra menggelengkan kepalanya dan tertawa pelan, ia mulai mengambil dedaunan yang telah jatuh di wajah kecil Anya.

"Eh? Candra tertawa?" Anya membuka mulutnya lebar karena terkejut mendengar suara tawa Candra.

"Memangnya kenapa? Tidak boleh?" Ucap Candra sinis.

"Tentu saja boleh, tapi rasanya sungguh aneh!" Ucap Anya berterus terang.

Candra diam dan memilih menyenderkan tubuhnya di pohon besar yang ada di belakangnya.

Pohon itu tampak rindang dan kuat, hingga membuat udara sejuk dan suasana menjadi damai.

Ditambah dengan rerumputan hijau yang ada di sekelilingnya, membuat siapapun merasa nyaman untuk tidur atau bahkan sekedar duduk sambil membaca buku, ataupun hanya diam sambil menenangkan diri.

"Candra kenapa diam saja?" Ucap Anya penasaran.

"Memangnya aku harus bagaimana? Aku lelah jika harus selalu berbicara, apalagi berbicara denganmu, sungguh melelahkan!" Ucap Candra pedas.

Anya tertawa, ia sangat senang jika Candra mau berbicara panjang dengannya, walaupun itu terdengar seperti makian, baginya itu tidak apa apa.

Hanya dengan mendengar suara Candra, hati Anya merasa nyaman dan senang.

"Candra ingin membaca buku dongeng atau tidak?" Ucap Anya dengan nada bertanya.

Candra diam sejenak dan berkata,

"Dongeng apa?" Ucapnya.

Anya bangun dari posisinya dan terduduk dengan cepat.

"Entahlah, Anya belum membacanya!" Ucap Anya spontan.

"Apakah itu buku dongeng yang sedang kau bicarakan?" Ucap Candra sambil sedikit melirik buku kecil berwarna cokelat di samping Anya.

"The king of the jungle and the naughty little mouse"

And then... i'll be with you, little mouse Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang