(1) We meet again?

48 6 0
                                    

⁣Jika ada kesamaan dalam nama tokoh, latar ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan⁣, selamat membaca:)))
***

⁣Jika ada kesamaan dalam nama tokoh, latar ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan⁣, selamat membaca:)))***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

4 tahun yang lalu

Iroha pov~

Hari ini adalah Ulang tahunku yang ke 13, aku sungguh tidak sabar ingin segera pulang dan merayakannya bersama papa.

"Nanti gue datang kerumah Lo ya, gue duluan udah dijemput sama abang!"seru rora.

Akupun hanya mengangguk sambil tersenyum.

Tiba tiba saja ponselku berdering.

"Halo bik"

"Nak iroha...."suara bibi terdengar serak.

"Bibi kenapa?"ucapku bingung.

"Kamu cepat kerumah sakit cempaka putih ya sekarang, bibi ada di depan ruang IGD"kata bibi lalu menutup sambungan telepon.

Entah apa yang terjadi, namun firasatku benar benar tidak enak, dan buru buru menahan taksi untuk segera ke rumah sakit.

Setibanya di depan ruang IGD, bibi yang melihatku datang langsung memeluk tubuhku sambil menangis.

"Iroha...papa kamu udah pergi"

Mendengar itu aku sungguh bingung dan hanya terdiam.

"Bibi jangan bercanda, papa udah ada janji bakalan ngerayain ulang tahun iroha bareng bareng"ucapku dengan penuh penekanan.

Bibi pun semakin memelukku dengan erat, kini dia tidak bisa mengatakan apa-apa lagi.

"Papa kamu Udah diruang mayat...
kamu harus liat dia untuk yang terakhir kalinya"kata bibi masih dengan suara yang serak disertai tangisan.

Aku dengan cepat berlari keruang mayat dan memberanikan diri membuka kain kafan itu.

"Papa...."

Aku benar benar terkejut dan gemetar saat melihat tubuh papa yang telah terbujur kaku dengan wajahnya yang terlihat damai.

"Papa kenapa ninggalin aku? Kita belum ngerayain ulanga tahun ku bareng bareng pahh, papah kenapa cepat banget nyusul mamah?? Bangun papa!"isak ku histeris sambil memeluk tubuh papa yang terasa begitu dingin.

Bibi langsung memeluk tubuhku dengan erat sambil terus menenangkan diriku.

Iroha pov End
****

"Udah sampai neng, bangun"

Ucapan pak supir taksi itu berhasil membuatku tersadar dari lamunanku sejak tadi.

"Ini uangnya, makasih pak"

"Sama sama neng"

aku pun langsung menuju ke perpustakaan yang selalu aku kunjungi di pusat kota jakarta setiap Minggu atau aku ada luang kapan pun.

Love 119Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang