bab 27

3.9K 436 16
                                    


"Hiks ma pha hiks mpun, aahkkk hiks Ngan kul, hiks mpun"

  Jam masih menunjukkan pukul 5 pagi bahkan suasana di luar masih sedikit gelap.

  Tidak ada yang tau, Renjun terus menggeliat bahkan keringat sudah membasahi tubuh Renjun yang sedari tadi terisak dengan mata yang masih terpejam.

  Renjun tidur di tengah tengah Jaemin dan Jisung tapi sepertinya mereka tidak menyadari.

  Tubuh Renjun terus bergetar dengan suara Isak tangis yang semakin jelas, padahal mata anak itu masih terpejam dengan erat.

  Jisung mulai mengernyit bingung, dengan pelan dia membuka matanya saat merasakan hawa panas yang menyentuh tangannya bahkan dia mendengar dengan jelas suara Isak tangis di sebelahnya, hingga dia langsung tersadar dan menatap hyungnya itu dengan khawatir.

"Injun hyung, hyung bangun hyung" Jisung berusaha mengguncang tubuh Renjun yang terus terisak.

"Panas" ujarnya saat menyentuh dahi Renjun.

"Jaemin hyung bangun, astaga gimana ini, Jaemin hyung, Jeno hyung Haechan hyung, bangunlah" Jisung mengguncang secara kasar tubuh hyungnya.

  Dirinya sesekali melihat kondisi Renjun hyungnya.

"Astaga Jisung, ini masih terlalu pagi untuk bangun" gumam Jaemin dengan suara seraknya bahkan yang lain ikut bangun.

"Hyung, Renjun hyung demam dan sepertinya mimpi buruk" ujar Jisung yang langsung membuat mereka semua tersadar dan menatap ke arah Renjun yang terbaring di tengah ranjang.

"Haechan bangunin Mark hyung astaga Chenle bangunlah, aku yang tidur di bawah saja kedengaran suara Jisung" Jeno mengguncang tubuh Chenle yang tidur di tepi kasur, hanya dirinya Haechan dan Mark yang tidur di bawah kasur.

"Pas kit hiks pas, hiks ngan kul, hiks mpun aakkhh mpun" tubuh Renjun terus menggeliat bahkan tangan anak itu sesekali memukul kepalanya tanpa sadar bahkan selimut yang di gunakan sudah tidak beraturan.

"Injun, injun bangun yuk, ini Nana hm" Jaemin dengan pelan mencoba membangunkan Renjun namun tetap tidak berhasil.

"Jie, cepat bangunkan papa sama mama" Jaemin memegang erat tangan Renjun yang terus memukuli tubuhnya sendiri tanpa sadar sambil terus berusaha membuat saudaranya itu membuka matanya.

  Jisung langsung berlari bahkan dia kesusahan saat berusaha membuka kunci kamar.

  Mark menghampiri Jaemin dan ikut melihat Renjun yang masih menangis sembari terus memohon ampun.

"PAS HIKS PAS, MPUN AAHHKKK HIKS MPUN, MA PHA HIKS NGAN KUL AAHKK MPUN"

"Injun, buka matanya ya, itu mimpi ada hyung di sini" Mark berbisik di telinga Renjun dengan tangan yang mengelus surai Renjun yang sudah basah dengan keringat.

"RENJUN"

   Mereka menatap Wendy yang langsung berlari, di belakangnya ada Chanyeol dan Jisung yang mengikuti.

  Jaemin menyingkir membiarkan mama papa nya yang menenangkan Renjun sekarang.

  Chanyeol langsung mengambil alih tubuh putranya, membawanya ke dalam dekapannya walaupun tubuh itu terus memberontak.

"Injun, sayangnya papa hm, buka matanya nak, ini papa dan mama sayang" lirih Chanyeol sembari mendekap hangat tubuh putranya.

"Putra mama pintar sayang, bangun yuk" ujar Wendy bahkan dirinya sudah tidak bisa lagi membendung air matanya.

"Pa, kita bawa kerumah sakit saja, Chenle khawatir terjadi sesuatu dengan Renjun hyung" gumam Chenle namun Chanyeol hanya menggelengkan kepalanya pelan.

Stars Behind the Darkness Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang