Brother

19 4 0
                                    

"Ibu mengatakannya demi kebaikanmu sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ibu mengatakannya demi kebaikanmu sendiri."

Jaejoong melirik perempuan modis yang sudah menghabiskan beberapa punting rokok saat berbicara dengannya. Mengabaikan suara-suara berisik dari staf yang sedang membereskan peralatan syuting, keberadaan wanita yang masih terlihat cantik diusianya yang tidak lagi muda tersebut agak tidak pada tempatnya sebenarnya, tetapi benar-benar tidak ada yang berani menegurnya.

Mengambil handphonenya, memotret barang yang diinginkannya dan mengirimkannya pada asistennya, Jaejoong segera menutup majalah yang dipegangnya, membantingnya ke atas meja kaca kemudian menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa.

Wanita yang terus saja bicara tersebut terkejut melihat sikap putranya. Ia berhenti bicara, menelan ludah. Setelah membuang abu rokok yang terselip pada jemarinya, ia meneguk air dingin yang disajikan oleh kru.

"Sudah selesai?" Tanya Jaejoong.

"Apa...? Kenapa kau bicara seperti itu pada ibumu?" Tanya wanita tersebut.

"Ibu siapa maksudmu?" Tanya Jaejoong, ia menyilangkan kakinya dengan angkuh, tatapannya merendahkan wanita dihadapannya.

"Jaejoongie..."

"Ibu yang membuangku saat aku kecil ke rumah prianya yang sudah memiliki istri dan anak? Kemudian kembali ketika pria itu mati?" Jaejoong mencibir. "Jangan bersikap menjijikkan didepanku lebih dari ini!" Jaejoong memperingatkan.

Wanita tersebut tersenyum manis, menandakan kemarahan sudah membakar hatinya. "Ibu bicara seperti ini demi kebaikanmu sendiri."

"Kebaikanku atau kebaikanmu?" Tanya Jaejoong.

"Apa kau ingin Yunho menguasai semua harta yang ayahmu tinggalkan?"

Sejujurnya Jaejoong tidak peduli seberapa banyak warisan yang ditinggalkan untuknya. Ia hanya memikirkan bagaimana caranya agar Yunho mau menidurinya? Ia benar-benar rela menjadi jalang dan murahan untuk Yunho.

"Ibu benar-benar hanya memikirkanmu..."

"Oh... memikirkanku?" Jaejoong mencibir. "Jika kau memikirkanku kau tidak akan pergi keluar negeri dengan kekasih barumu!"

Wanita tersebut menahan dirinya. Bagaimanapun Jaejoong adalah anak kesayangannya, yang ia lahirkan susah payah dan ia rawat dengan penuh kasih sayang dan perhatian.

"Aku sekarang tahu penyebab aku bersikap seperti jalang jika dihadapannya." Yang Jaejoong maksud tentu saja Yunho. "Karena gen itu menurun darimu."

"Kim Jaejoong!" suaranya nyaring membuat beberapa anggota kru dan staf menoleh ke arah mereka. Ia segera memasnag wajah manis dan senyum menawan, demi citranya.

"Enyahlah dari dahapanku!" suara Jaejoong dingin penuh penekanan.

"Kau... bagaimana bisa bicara seperti itu pada ibu? Orang yang sudah melahirkanmu?"

Ibuku sudah mati!" ucap Jaejoong tanpa berkedip. "Hari dimana ia membuangku ke rumah pria yang menjadikannya simpanan adalah hari terakhir ibuku hidup." Jaejoong berdiri dari duduknya. Menatap perempuan yang memang mirip dengannya dengan tatapan penuh penghinaan dan rasa jijik.

❤‍🩹❤‍🩹❤‍🩹❤‍🩹❤‍🩹
❤‍🩹❤‍🩹❤‍🩹❤‍🩹

PDF YunJae 2024Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang