I'm Still a Woman and Can Be Loved (Part Akhir)

3.7K 76 38
                                    

HANA POV

Apa tadi aku tidak salah dengar? Dia suka aku? Aku ingin mendengarnya lagi. Apa aku salah dengar? Ah, kenapa rasanya aku bahagia sekali? Aku merasakan sensasi yang berbeda saat ini. Detak jantungku berdetak tanpa irama. Aku menatap punggung Juno dari belakang. Besok pagi kami akan menuju Shibuya. Dan lusa kami akan kembali ke Indonesia. Sepertinya aku merasa sedih jika harus kembali ke Indonesia. Aku tau kita tetap akan bertemu lagi di kampus. Tapi,,, ah Hana jangan manja!!

"Cepatlah! Gue udah ngantuk," kata Juno sambil menguap seperti pura-pura mengantuk. Wajahnya memerah entah malu karena apa.

"Ya!" jawabku dengan ketus kemudian berlari dan menabrak punggungnya.

"Aw, sakit bego! Belum puas ninju idung gue sampe berdarah?" tanyanya sambil memegang punggungnya seperti kakek-kakek osteoporosis saja. Aku tertawa kemudian menabok kepalanya.

"Dasar kebo!" kataku kemudian teringat saat dia tertidur di kantin.

"Ah, anak ini!" dia mau menabok kepalaku tapi aku lebih cepat menghindar. Aku menjulurkan lidahku kemudian berlari. Yah, kami seperti anak kecil saja. Apa mungkin memang lebih baik seperti ini? Ah, aku tidak tau. aku terlalu senang hari ini.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Senin pagi kami bersiap kembali ke Shibuya. Ternyata Kyoto menyenangkan. Bahkan lebih menyenangkan dibanding Tokyo. Sambil menunggu kereta kami, kami berkeliling stasiun Kyoto. Ternyata stasiun ini memang menakjubkan. Tidak lupa juga kami membeli oleh-oleh buat Ella, Willard, dan Dio.

"Eh, kita foto yuk! Masa kita udah mau meninggalkan Kyoto tapi nggak ada foto kenangan," kata Juno terus meninggalkanku tanpa mendengar jawabanku. Dia mencari orang untuk memotret kami berdua. Juno memang suka seenaknya ya. Walau begitu, dia tetap tau apa yang ku butuhkan walau aku tidak pernah bicara. Dia menyembuhkan sakitku, walau aku tak berkata aku sedang sakit. Dia menemaniku disaat aku butuh teman walau aku tidak berkata aku kesepian. Ais, aku kenapa sih? Sadar Han! Kataku kemudian memukul-mukul pipiku pelan.

"Thank you," kata Juno saat ia menemukan seorang yang mau memotret kami berdua.

Dia berlari menujuku kemudian berpose tepat di sebelahku. Aku melihatnya. Ternyata seperti ini wajahnya. Kenapa aku baru sadar keberadaan Juno sih?

"Hey, get closer!" kata turis non Asia itu. Turis non Asia itulah yang memotret kami. Kulitnya terlampau putih untuk orang Asia.

Juno melihatku dan entah mengapa pandangannya itu membuatku berdebar. Tuhan, apa yang sedang terjadi denganku sih?

Juno merangkulku, merangkul bahuku. Aku terkejut dan terpaku. Diam bingung harus merespon bagaimana.

"Hey cewek judes. Senyum dong!" kata Juno. Kemudian aku pun tersenyum ke arah kamera.

Setelah beberapa kali memotret turis itu menghampiri kami dan mengembalikan kamera Juno.

"You are a good couple. Are you in honeymoon? Kyoto is a good choice," kata turis itu. Honeymoon? Nikah aja belum, gimana mau honeymoon. Lagi pula aku masih terlalu muda untuk menikah.

"Thank you, sir," kata Juno sambil tersenyum sepertinya dia malas menanggapi turis ini. Aku juga begitu.

"You should love her,"kata turis itu.

Juno menatapku. Aku pun melihatnya dengan tatapan penasaran. Aku juga teringat kejadian tadi malam. Tentang dia suka aku. Apa itu benar?

"I really love her, sir. I really love her and I'll protect her," kata Juno dengan raut wajah yang memerah. Aku menatapnya tak percaya. Hana bodoh! Dia hanya berbasa-basi agar turis ini cepat pergi. Jangan berpikir dia benar-beanar menyukaimu.

Aku Wanita dan Aku PerkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang