Dunia Penuh Cinta

4K 50 11
                                    

Jenuh tingkat tinggi belajar buat ujian besok senin. Akhirnya milih ngerefresh otak dengan ngelanjutin cerita ini. hehehehe... Cekidot gan ^^..

--------------------------------------------------------------------------------------

Juno POV

Ahhh,, Gila, ni tugas banyak banget. Harus berapa lama lagi aku di perpus ini. Mana lantai 4 perpus kampus sepi banget. Bisa gila saya lama-lama disini. Ah, materi yang ini ada di buku jilid dua. Aku beranjak dari tempat duduk menuju rak buku. Mana lagi buku jilid duanya.

Aku berjalan melihat buku dengan seksama. Hmm, jilid dua, jilid dua, mana sih kok nggak ketemu.

Bruk. Ah, sejak kapan ada orang di sampingku? Duh sepertinya tangannya keseleo. Sial bener mana tugasku masih banyak lagi.

"Ah!" teriaknya.

"Maaf," kataku tulus. Tapi dia tak merespon. Sepertinya betul-betul sakit.

"Kamu nggak apa kan?" tanyaku.

"Nggak apa gundulmu. Sakit tau nggak, baru belajar boxing 2 minggu. Gimana kalo nggak bisa boxing lagi. Sekarang tangan gue kalo ditekuk aja sakit," katanya. Ah, sial betul. Bakal lama nih urusannya. Mana nih cewek nggak ada femininnnya lagi. Boxing ya?? Duh, dia nggak mau berhenti ngomel lagi. Arghh, harus segera diselesaikan. Tugasku masih menunggu.

Aku berlari menuju tempat penitipan tas untuk mengambil kotak P3K mini yang selalu kubawa. Biarkanlah dia berteriak mengomel. Semakin diladeni, semakin tak berujung. Seleseikan Juno. Tugasmu masih banyak, kataku dalam hati.

Sebaliknya aku dari tempat penitipan tas, cewek bawel itu sedang bersimpuh. Entah karena apa, mungkin berdoa agar bertemu aku lagi. Hehehe, berimajinasi sedikit tak apa kan =).

Aku langsung menariknya dan memaksanya duduk di kursi. Apa benar dia belajar boxing? Lemah sekali. Masa diangkat-angkat, ditarik-tarik, dia tidak melawan sedikit pun. Ah, apa karena tangannya yang sakit ya?

Aku mengambil minyak kayu putih dan mulai memijitnya. Aku ingat, dulu adikku selalu jatuh. Jadi aku selalu memijatnya. Urusan keseleo sih aku ahlinya. Tinggal satu sentuhan lagi.

"Ahh, Sakit, edan!" teriaknya. Ya, ampun, nih cewek mulutnya sampah banget ya.

"Coba ditekuk-tekuk tangannya masih sakit nggak?" tanyaku sambil membereskan P3K mini.

"Hebat juga, ya," katanya dengan nada riang. Bahkan dia tidak menyisakan sedikit pun wajah kesalnya tadi. Manusia macam apa dia? Cepat sekali berubah moodnya.

"Makasih ya," katanya sambil tersenyum.

Deg. Hah, dia manis sekali jika seperti itu. Untuk sesaat aku bahkan lupa omongannya yang sampah dan kasar. Aku terdiam, bahkan tidak bisa berkata apa-apa. Sepertinya tugasku tak bisa kulanjutkan hari ini. Aku membereskan buku, termasuk yang akan ku pinjam. Aku beranjak dan menarik pelan rambutnya.Ah, namanya siapa ya? Kalau jodoh, pasti bertemu lagi. Benar tidak?

----------------------------------------------------------------------------------------

Hana POV

Sungguh kemarin adalah hari terburuk yang pernah ku alami. Sungguh aku malas kalau harus bertemu Willard. Kalau ditanya kenapa, aku juga bingung harus menjawab apa. Willard tidak pernah berbuat buruk padaku sedikit pun. Hanya saja dia sungguh membosankan. Bukankah seseorang yang sempurna itu membosankan?

Oh ya, aku cerita ke Ella tentang cowok yang menabrakku tapi penuh tanggung jawab menyembuhkan tanganku. Sebagai bocoran tanganku bahkan terasa jauh lebih baik dari sebelumnya. Dan tau tidak bagaimana respon Ella. Dia begitu melebihkan.

Aku Wanita dan Aku PerkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang