5). ᴛʀᴀɢᴇᴅɪ ᴅɪ ᴍɪɴɪᴍᴀʀᴋᴇᴛ✦

9 0 0
                                    

Happy reading for you!

♨︎

Ceklek!!

Suara decitan pintu membuat Kaivandra yang tengah menengadah di kursi belajar, menoleh ke arah suara.

Sari bersedekap dada menatap Kaivandra dengan tatapan intimidasi. Lantas ia melangkah mendekati pemuda tersebut.

"Kenapa kamu ngomong kaya gitu di depan Ellina dan orang tuanya? sejak kapan kamu kehilangan sopan santun begini?" cecar Sari mengomel.

Kaivandra memutar kursinya yang langsung berhadapan dengan Sari. "Mamah kenapa marah-marah mulu, sih? kan seharusnya aku yang marah," protesnya.

"Pokoknya mamah sama papah gak mau dengar protes apapun dari kamu! kamu harus nerima perjodohan ini apapun yang terjadi. Jangan bikin keluarga kita malu, karena dari awal kamu aja udah menyetujuinya!" telak Sari panjang lebar, dan tidak dapat di bantah.

"Mah, tapi mamah gak bilang kalo Vandra harus nikah..."

"Udah, jangan keras kepala kamu itu! turuti aja permintaan mamah sama papah. Ini juga demi kebaikan kamu," tunjuk Sari meyakinkan putranya itu. "Mamah juga yakin, setelah kamu nikah, kamu bisa berubah."

"Mah, terus sekolah ku gimana?"

"Kamu tidak akan putus sekolah, selagi tidak ada yang tahu kalo kamu sudah menikah," balas Sari meyakinkan Kaivandra.

Sari lalu beranjak pergi keluar kamar setelah yakin jika Kaivandra tidak lagi berusaha untuk membantahnya lagi. Tak lupa ia menutup pintu kamar kembali.

Sementara usai kepergian Sari, Kaivandra nampak begitu kesal sampai memukul udara berulang kali.

"Orang tua jaman sekarang kenapa pada gila-gila, sih?!" gerutunya tak habis pikir.

‿︵‿︵‿︵‿︵‿︵‿︵

Hari sudah mulai menampakkan senja. Ellina yang sedari tadi hanya berdiam di kamar, tepatnya di kediaman Aldi, merasa sangat jenuh. Meskipun rumah ini cukup besar memiliki dua lantai, cukup membuat Ellina terkesan tak jauh saat mengekspresikan rumah keluarga Kaivandra tadi pagi. Meskipun begitu, jika hanya berdiam di kamar tanpa melakukan aktifitas apapun, tentu membuat Ellina bosan.

Sepertinya jalan-jalan sebentar ke luar, bisa mengurangi kejenuhannya. Akhirnya gadis cantik itu memutuskan untuk pergi sekalian ingin mencari angin segar. Ia bergegas meraih tas sling bag di ujung ranjang, dan memakai sepatu yang langsung melangkah keluar kamar tanpa lupa mengunci pintu kembali.

"Ellina, kamu mau kemana?" tanya Aldi saat melihat gadis itu keluar kamar membawa tas.

Kebetulan ia ingin turun juga usai dari ruang kerja.

"Eh, om. Ellina pengen jalan-jalan sebentar, boleh kan?" jawab Ellina sekalian meminta izin.

Aldi maju tiga langkah mendekati Ellina. "Boleh, tapi kamu harus diantar supir, ya," balasnya.

"Eh, gak perlu, om. Ellina gak bakalan jauh, kok," tolaknya halus.

"Udah, nggak papa..., biar kamu gak sendirian, takut ada apa-apa di luar. Kamu belum begitu mengenal lingkungan kota," ujar Aldi menghimbau.

Ellina nampak berpikir sejenak sebelum menjawab, "yaudah, deh...."

"Eh, bunda sama ayah, mana?" tanya Ellina yang tidak melihat kedua orang tuanya sepanjang koridor.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TOXIC HUSBAND'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang