Setelah masuk SMA, ini adalah pertama kalinya Sheng Xia duduk sebangku dengan seorang laki-laki. Sebelumnya, di SMP, meskipun ada siswa laki-laki dan perempuan yang duduk bersama, mereka sering jadi bahan olokan teman-teman. Sheng Xia sangat khawatir hal yang sama akan terjadi lagi.
Dia mengamati dengan cermat saat istirahat. Di kelas, hanya ada tiga atau empat bangku yang diduduki oleh siswa laki-laki dan perempuan bersama.
Namun, sepanjang hari berlalu tanpa tatapan aneh ataupun godaan aneh. Sepertinya suasana kelas di sini berbeda, dan para siswa tampaknya tidak begitu peduli dengan hal-hal seperti itu.
Dia dan Zhang Shu pun tidak ada masalah.
Di antara mereka ada sebuah kotak buku yang cukup besar, jadi Zhang Shu biasanya membelokkan tubuhnya ke luar, dengan satu kaki santai menjulur ke lorong.
Selain jarak yang lebih dekat, tidak ada perbedaan besar dibandingkan saat duduk di bangku yang terpisah lorong.
Hanya saja, setiap kali Sheng Xia ingin keluar kelas, dia harus berjalan melewati belakang Zhang Shu. Dia selalu membawa segelas air setiap jam pelajaran dan sering ke toilet, sehingga hampir di setiap jam istirahat dia harus keluar.
Zhang Shu hampir selalu membelakanginya.
Jadi, setiap kali Sheng Xia keluar, dia harus membuat sedikit suara atau memanggilnya.
Kali pertama——
Sheng Xia: "Zhang Shu."
Dia menoleh dan meliriknya.
Sheng Xia: "Aku mau keluar sebentar."
Zhang Shu menarik kursinya ke depan.
Kali kedua——
Sheng Xia: "Zhang Shu, aku mau keluar sebentar."
Dia tidak menoleh, tapi tetap menarik kursinya ke depan.
Kali ketiga——
Sheng Xia: "Zhang Shu, aku..." mau keluar sebentar.
Belum selesai dia bicara, Zhang Shu sudah menarik kursinya lagi.
Akhirnya, dia berhenti bicara banyak dan hanya memanggil namanya.
Zhang Shu, Zhang Shu, Zhang Shu...
Hou Junqi yang mendengar panggilan lembut itu seharian, akhirnya tak tahan lagi. Saat Sheng Xia keluar untuk mengambil air, dia menoleh dan mengangkat alis, bertanya pada Zhang Shu, "Shu, bisa tahan begini?"
Zhang Shu tidak mengangkat kepala: "Apa maksudmu?"
Hou Junqi berbisik, "Menurutku Sheng Xia tidak kalah cantik dibandingkan Chen Mengyao, menurutmu bagaimana?"
Tangan Zhang Shu yang sedang memutar pena berhenti, sedikit mengangkat kelopak matanya, "Suka, kejar saja."
Hou Junqi mendengus, dengan ekspresi sadar diri, "Aku? Mana mungkin. Yang kumaksud jelas kamu."
Zhang Shu melemparkan buku catatan ke wajah Hou Junqi, "Urus dirimu sendiri."
Dibandingkan tempat duduknya yang sebelumnya di dekat pintu, Sheng Xia merasa sangat puas dengan tempat duduknya sekarang.
Di dekat jendela, siang hari dia bisa mendengar suara serangga, dan di malam hari, daun-daun pohon camphor berdesir tertiup angin.
Hanya saja, jika di luar tidak ada sudut kebersihan, pemandangannya akan lebih indah—sapu dan pel sedikit merusak suasana.
Saat dia sedang berpikir, tiba-tiba pel di luar bergerak sendiri...
Di luar sangat gelap, suara desiran daun yang tadi menenangkan kini terasa menyeramkan, atmosfernya jadi sedikit seperti di dunia lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer In Your Name (Yi Ni Wei Ming De Xia Tian)
RomanceNovel China Terjemahan Bahasa Indonesia Judul asli : 以你为名的夏天 (Yi Ni Wei Ming De Xia Tian) Judul asing : Summer In Your Name Judul Indonesia : Musim Panas Pada Namamu Author : 任凭舟 (Ren Ping Zhou) Tahun : 2022 (96 Bab) **Akan diadaptasi menjadi sebua...