Hal pertama Huang Renjun lakukan adalah mencoba membatalkan pertunangannya, tetapi itu akan sulit bagi pihaknya sendiri, mengingat tubuh yang ia huni saat ini tidak lebih dari sekedar boneka dalam hubungannya dengan Duke.
Renjun menarik napas dalam-dalam. Bagi orang lain, mungkin keputusan untuk membatalkan pertunangan adalah hal mustahil. Dunia aristokrat di tempatnya kini adalah dunia yang penuh dengan politik dan taktik. Setiap keputusan, setiap ikatan, termasuk pernikahan, adalah bagian dari permainan kekuasaan. Tapi dia bukan bangsawan asli, dan aturan ini tidak lagi terasa relevan baginya.
Namun bukan berarti tidak mungkin, ketika kedua belah pihak menyetujui pembatalan pertunangan, tidak ada yang bisa menolak permintaan mereka.
Biasanya jalan ini tidak diambil oleh para bangsawan dengan pertimbangan bahwa salah satu diantara keduanya selalu lebih diuntungkan dari persatuan daripada tidak ada persatuan tersebut sehingga mereka biasanya tidak akan pernah mendatangani surat pembatalan.
Tapi Lee Jeno tidak menyukai tunangannya, Renjun yang ditransmigrasikan juga tidak menyukai teman satu grupnya, terlebih Lee Jeno yang ini. Sang Duke yang digambarkan memiliki sifat sedingin es terutama dengan orang yang tidak disukainya.
Jadi, apa yang lebih baik untuk memperbaiki masalah mereka selain membatalkan pernikahan?
Renjun merapikan pakaiannya. Dia telah mendengar dari pelayan kepercayaannya bahwa Lee Jeno akan kembali hari ini dari pertempuran yang panjang. Perang itu bukan sekedar konflik biasa; Jeno telah menjadi pahlawan, sosok yang dihormati bahkan oleh musuh-musuhnya. Dan Renjun akan datang ke kediaman sang duke untuk menyambut kepulangannya.
Disana, dia bisa mengemukakan masalah pertunangan mereka dan harapannya untuk membatalkannya pada Lee Jeno.
●○●○●○●○
Renjun berdiri di depan gerbang besar kediaman Duke Lee Jeno, napasnya terasa berat, bukan karena lelah, tetapi karena ketegangan yang merambat di seluruh tubuhnya. Sebagai tunangan Duke, raga yang ditempatinya seharusnya sudah terbiasa dengan kunjungan seperti ini, tetapi kenyataannya terasa asing dan tidak nyaman. Sejak hari pertama transmigrasi ke dalam tubuh ini, Renjun tak pernah merasa benar-benar cocok dengan posisinya, apalagi dia belum pernah bertemu langsung dengan Jeno versi yang ini.
Dia berharap tidak tiba-tiba memeluknya atau melakukan kebiasannya yang bisa 'dianggap' tidak sopan.
Pelayan-pelayan yang bertugas di kediaman Jeno telah diberi tahu tentang kedatangannya, dan dengan sigap mereka membukakan pintu besar berukir yang menjulang tinggi. Lorong marmer yang panjang dan megah menyambutnya, dipenuhi hiasan dinding mewah dan lampu gantung kristal yang berkilauan di bawah sinar matahari sore. Suasana di dalam rumah itu sangat kontras dengan apa yang Renjun rasakan—hangat, megah, tetapi juga penuh tekanan.
"Duke Lee Jeno telah kembali dari medan perang," salah satu pelayan menyapanya dengan suara tenang. "Beliau berada di ruang kerja, Tuan Renjun."
Renjun mengangguk, menahan perasaan gugupnya. Dengan setiap langkah menuju ruang kerja itu, pikirannya berputar-putar tentang bagaimana dia akan membicarakan pertunangan ini. Membatalkan pertunangan dengan bangsawan sekelas Duke Lee Jeno tentu bukan perkara mudah, apalagi jika mereka belum pernah berbicara secara mendalam tentang hubungan mereka. Jeno dikenal sebagai pria dingin dan tak peduli—terlebih terhadapnya. Namun, di dalam hati, Renjun yakin Jeno sama sekali tidak tertarik dengan pernikahan ini. Bagi mereka berdua, ikatan ini hanya sekadar formalitas, alat untuk memperkuat status di mata publik.
Saat dia mendekati pintu ruang kerja, pelayan lain mempersilakannya masuk. Renjun mengambil napas dalam-dalam dan memasuki ruangan yang penuh dengan rak-rak buku tua dan meja besar di tengahnya, tempat Jeno duduk. Duke itu mengenakan pakaian hitam sederhana yang masih membawa sisa-sisa debu pertempuran. Mata hitamnya terfokus pada laporan-laporan di atas meja, sama sekali tak terganggu oleh kehadiran Renjun di ambang pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrated Into My Antifan Fanfiction | Norenmin
FanfictionRenjun masuk ke dalam cerita fiksi antifan-nya? Bagaimana dia harus menghadapi Jeno dan Jaemin yang dia tau, mereka bukan orang yang sama yang dia kenal. Apalagi posisi Renjun dalam cerita adalah tunangan yang tidak diinginkan dari seorang Duke, y...