Awal mula

"Aruna ga mau ikut papa!"

"Na ikuti saja papamu, dia benar jika kamu tinggal dengannya hidupmu akan jauh lebih bahagia na"

"Tapi Bun, aruna bahkan ga ada keinginan hanya untuk sekedar tinggal bareng papa"

"Na bunda janji suatu saat nanti kita akan bertemu, tolong jaga diri kmu baik² ya"

"Bun ga bisa gini dong, pa papa dosa tau kalo misahin anak dengan ibunya"

"Aruna saya Tidak punya banyak waktu" dewangga menarik tangan aruna.

"Bunda!, ga mau aruna mau sama bunda pa!"

"Sttt jangan berisik"

Selama perjalan aruna hanya menatap papanya sinis.

"Papa ga ada niatan nikah lagi kan?!, makannya ninggalin bunda"

"Enggak" jawabnya santay.

"Aku udah tau ya kalo papa udah nikah lebih dari 2 kali, inget umur"

Papanya menatap aruna tajam.

"Apa?!, yang aruna ucapin bener kok!"

"Sebentar lagi kamu akan bertemu kakak²mu, jaga sikapmu"

"Hm, aku tidak ada niatan ingin bertemu mereka sama sekali" batin aruna.
______________________________________

Aruna kaget saat papanya memperkenalkan kakak²nya padanya.

"Ini yakin anak papa semua?"

"Maksud Lo?!" Ucap salah atu kakak aruna.

"Enggak gitu, gw tau kalo papa punya istri banyak tapi gw ga tau kalo anaknya sebanyak ini"

"Sana ngobrol, saya ada urusan sebentar"

"Hmmm"

Keheningan dimulai.

"Maaf" Aruna membuka pembicaraan setelah 5 menit mereka hening.

"Untuk?" Tanya Harsa.

"Untuk yang terjadi, gw ga tau kalo bakal kayak gini papa cuma pernah bilang kalo bunda bukan satu²nya istri dia tapi gw ga ada pikiran buruk tentang kalian"

"Maaf bikin ini jadi berantakan, jangan salahin bunda karena bunda juga ga tau kalo bakal jadi gini"

"Bunda lo juga korban" ucap dewara.

"Jadi?" Tanya arga.

"Apaan?" Tanya shaka.

"Jadi sekarang Lo keluarga kita?"

"Hmmm ya kalo kalian bisa Nerima gw"

"Yah gw bukan adek lagi dong" ucap arga.

"Lo bakal tetep adek dimata abang² Lo walaupun bukan Lo sekarang yang paling kecil" jelas Shaka.

"Gw ajak Lo keliling dek, sini" Harsa menarik tangan aruna.
______________________________________

Ada kali 20 menitan Aruna mengelilingi rumah ini, ia melihat ada seseorang yang sedang mengambil beberapa foto di dekat kolam renang.

"Itu namanya Astara  kakak kamu juga, sana samperin" ucap Harsa.

"Permisi" ucap Aruna yang ikut duduk di dekat kolam renang.

"Kak maaf, Lo pasti belum bisa terima ya?"

Astara menaikan satu alisnya.

"Lo dari tadi ga mau ngeliat gw bahkan ngajak ngobrol aja enggak jadi gw kita Lo ga bisa nerima gw"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HOME [TREASURE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang