Tok tok tok bunyi ketukan pintu, seorang lelaki yang duduk di atas kursi kerjanya itu menekan tombol untuk membuka pintu itu. Seorang wanita cantik masuk ke dalam ruang kerja lelaki itu.
"Ruang meeting sudah siap pak" Ucap wanita itu.
"Hmm, aku tidak ingin bertemu dengan lelaki bajingan itu" Wajah lelaki itu tampak dongkol dan jengah karena kliennya hari ini adalah orang yang sangat ia benci.
Wanita itu berjalan mendekat ke arah lelaki itu, kemudian dengan berani duduk di pangkuan atasannya itu. Ia mengalungkan tangannya di leher lelaki itu.
"Xander, jika kita membatalkan kerjasamanya sekarang, kita akan membayar denda yang cukup banyak, aku tau kamu banyak uang, tapi Apakah kamu akan menyerahkannya secara cuma-cuma pada bajingan itu?" ucap wanita itu, ia tampak membujuk lelaki yang menjadi atasannya itu.
"Auris, kamu hahhh" Xander menghela napas dan memeluk wanita yang bernama Auris itu.
"Suamiku pasti bisa melakukan meeting hari ini dengan baik bukan?" Ucap Auris.
"Tentu saja, aku tidak ingin membuat istriku kecewa" Xander mengecup leher Auris, menghisap dan menggigitnya pelan. Sengaja meninggalkan tanda kemerahan di leher istrinya itu.
"Shh sayang nghhh" desah Auris saat Xander menekan pantatnya hingga Auris dapat merasakan kerasnya Kon*tol Xander menekan Me*meknya.
"Kenapa kamu selalu membuatku tergoda hm?" Tanya Xander sambil mengelus paha Auris dan menatap lekat wajah wanitanya itu.
"Sayang, sebentar lagi kita meeting" Auris menahan tangan Xander agar tidak semakin liar menjamah tubuhnya.
Xander mengalah, ia menjauhkan tangannya dari paha Auris, dan Auris dengan segera turun dari pangkuan Xander. Ia berdiri di depan Xander, kemudian membungkuk dan mencium bibir Xander singkat.
"I love you" Bisiknya.
"I love you more Auris" Balas Xander, ia menggenggam tangan Auris dan mengecupnya.
"Nah, mari pak saya antar ke ruang meeting" Ucap Auris kembali menggunakan bahasa formal antara atasan dan bawahan.
"Cih" Xander berdecih karena Auris kembali ke mode sekretarisnya.
Auris tersenyum kecil melihat wajah kesal Xander. Ia selalu menggunakan bahasa formal saat bekerja, meskipun karyawan lain sudah tau bahwa Auris adalah istri Xander, tatap saja bagi Auris saat bekerja ia harus menghormati Xander sebagai atasannya. Berbeda lagi jika sedang berduaan atau di luar kantor.
Auris dan Xander berjalan bersama menuju ruang meeting. Beberapa karyawan lain yang berpapasan dengan mereka memberikan sapaan singkat. Mereka sampai di ruang meeting, di sana sudah ada klien mereka.
"Terlambat dua menit" Ucap lelaki yang sudah duduk di meja meeting itu. Namanya Aurex silverter, musuh bebuyutan Xander sejak dulunya.
"Lalu?" Xander menatao Aurex sinis.
"Dua menit itu waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan uang" Ucap Aurex.
"Ya level kita memang beda, kau butuh waktu dua menit untuk menghasilkan uang, tapi perusahaanku menghasilkan uang setiap detik" Jawab Xander angkuh.
"Tolong hentikan pertikaian kalian sebentar, kita di sini untuk membahas proyek, dan masalah lain, bukan masalah pribadi" lerai seorang lelaki yang juga merupakan klien mereka.
Xander mengangkat bahu dan duduk di kursinya. Auris yang membawa dokumen untuk meeting hari itu meletakkan dokumen itu di depan Xander.
Aurex bersiul saat baru menyadari ada wanita cantik di ruangan meeting itu. Ia tersenyum manis ke arah Auris namun Auris sama sekali tidak membalas senyuman Aurex.