PART 4

333 44 12
                                    

Double up spesial untuk readers ku tercinta😘
.
.
.
.
.











Rosie sarapan dengan Suzy di meja bersama. Wanita ini sudah datang pagi pagi ke rumah dan masak enak untuknya.

"Wahh. Ini masakan terenak di dunia." Ucap Rosie dengan mulut yang masih penuh dengan makanan.

"Really?" Tanya Suzy, ia tersenyum senang melihat calon suaminya yang lahap memakan masakannya.

"Yaa...aku jadi tidak sabar menikah denganmu dan memakan masakanmu setiap hari" Rosie menggenggam tangan Suzy didepannya dan mengelus punggung tangan Suzy dengan jempolnya.

"Hari ini kamu jadi nemenin aku fitting gaun kan?" Tanya Suzy sambil menambahkan air ke gelas Rosie.

"Jadi dong sayang, aku udah mundurin semua jadwal aku hari ini, spesial buat nemenin kamu seharian"

Suzy tengah melihat-lihat pilihan dari kalung kalung yang terpajang di etalase. Tadi setelah fitting gaun Suzy mengajak Rosie ke toko perhiasaan, ia ingin membeli kalung yang cocok untuk ia kenakan bersama gaun pernikahannya. Sedaritadi Suzy terus bertanya pada Rosie dan Rosie dengan senang hati memberikan pendapatnya.

Saat melihat kearah pintu masuk Rosie terkejut saat melihat seorang wanita mungil yang sangat ia kenali. Wanita itu tak menyadari keberadaan Rosie karena ia tengah sibuk membalas chat dari manajernya. Setelah sampai di depan etalse wanita itu menyimpan handphonenya dan seorang karyawan menghampiri wanita itu.

"Aku mau liat yang ini dong" wanita itu menunjuk salah satu anting yang ada di etalase itu dan karyawan itu mengambilkannya. Wanita itu menempelkan anting itu di telinganya sambil melihat penampilannya di cermin. Rosie terus memperhatikan apa yang dilakukan wanita itu sampai tiba tiba wanita berbalik kearahnya ia buru buru berbalik dan menghampiri Suzy.

"Kenapa sayang?"

"Gak ada apa apa, kamu udah selesai milihnya?"

"Belum ada yang cocok di aku nih sayang"

"Yaudah kita cari di tempat yang lain aja gimana" Rosie berusaha mencari cara agar mereka segera pergi dari tempat itu. Namun belum sempat mereka pergi...

"Suzy!"

"Jennie? Apa kabar?" Ucap suzy sambil menghampiri Jennie dan memeluk wanita itu. Ya Suzy mengenal Jennie karena kedua wanita itu kerap bertemu di sebuah acara atau event. Suzy juga tau kalau Jennie adalah mantan kekasih dari calon suaminya, siapa sih yang tidak mengetahui kisah cinta fenomenal Rosie dan Jennie dulu. Namun Suzy tidak mempermasalahkan itu, toh hanya masa lalu, ia juga akan menikah dengan Rosie sebentar lagi. Ia juga tak punya masalah apapun dengan Jennie sebelumnya jadi tak apa bukan bila mereka berteman?

"Aku baik...kamu apa kabar Suzy? kebetulan banget lo kita bisa ketemu disini" Ucap Jennie sambil melirik kearah Rosie. Rosie yang dilirik hanya tersenyum tipis kearah Jennie.

"Aku juga baik...kamu lagi liat apa"

"Ini aku mau beli anting tapi bingung pilih yang mana diantara 2 ini"

"Oh...sayang coba kamu bantu Jennie siapa tau kamu bisa kasih pendapat terbaik buat Jennie" Ucap Suzy, pria blonde itu menelan saliva susah payah, tenggorokannya terasa kering rasanya ia ingin menarik tangan Suzy keluar dari toko ini.

"Oke sayang...coba Jen sini aku lihat" Rosie mengambil anting anting yang ada ditangan Jennie lalu ia mendekatkan tangannya yang memegang anting ke telinga Jennie dan membandingkan dengan yang satunya lagi.

"Yang ini kayaknya lebih cocok" Rosie memilih anting yang berliannya lebih kecil.

"Benarkah?" Tanya Jennie

"Percaya deh Rosie ini pemilih yang baik" ucap Suzy sambil merangkul lengan Rosie.

"Baiklah aku akan memilih yang ini"

Tiba tiba Suzy mendapat telfon dari ibunya, dia meminta izin pada Rosie untuk mengangkat telfon ibunya sebentar dan mendapat anggukan dari Rosie. Suzy segera berlalu ke toilet untuk mengangkat telfon ibunya. Setelah memastikan Suzy sudah hilang dari pandangannya Rosie segera menghampiri Jennie yang hendak membayar antingnya.

"Pake ini aja" Rosie menyodorkan black cardnya. Setelah berhasil melakukan pembayaran kasir itu memberikan lagi black card milik Rosie dan menyerahkan papper bag berisi anting yang dibeli Jennie

"Makasih...aku duluan Rosie" Jennie tersenyum saat ingin melangkahkan kakinya pergi, Rosie menahan tangan Jennie lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Jennie

"Besok aku jemput aku mau bawa kamu ke sesuatu tempat" Bisik Rosie ditelingan Jennie. Jennie tersenyum lalu mengangguk, Rosie melepas tangan Jennie membiarkan wanita itu pergi dari tempat itu sementara dia masih menunggu Suzy kembali dari toilet.











Sudah 2 minggu Jennie disibukan dengan campaign terbarunya bersama Chanel tak hanya itu ia juga disibukan dengan persiapan Paris Fashion Week yang akan diselenggarakan seminggu dari sekarang, ia akan menghadiri pekan mode itu mewakili brand kesayangannya Chanel. Jadwalnya yang begitu padat mengharuskannya pintar dalam menggunakan waktunya sebaik mungkin dan tentu akan ada hal yang harus dikorbankan. Kali ini waktunya bersama Rosie harus ia relakan sudah hampir 2 minggu mereka tidak bertemu. Jennie sebenarnya pernah merengek agar Rosie menyusulnya ke Paris tapi Rosie beralasan ia sedang sibuk sehingga tak bisa menyusulnya ke Paris. Awalnya Jennie berusaha memaklumi hal itu sampai tiba tiba korea di hebohkan saat dispatch menaikan sebuah foto di sosial media mereka dimana foto itu menampilkan aktris chungmuro Bae Suzy bersama Pengusaha kaya raya Roseanne Park tengah makan malam bersama di sebuah hotel mewah di kota Seoul, berbagai rumor mulai bermunculan mengenai hubungan Suzy dan Rosie, rumor mereka semakin bertambah panas ketika shipper mereka menemukan Suzy dan Rosie menggunakan cicin yang sama di jari manis tangan kiri mereka, memunculkan dugaan mereka telah bertunangan dan akan segera menikah. 2 hari setelah berita itu muncul, Rosie dan Suzy mengadakan konferensi pers dan membenarkan hubungan mereka serta meminta kepada seluruh pihak untuk mendoakan yang terbaik untuk hubungan mereka kedepannya. Hati Jennie hancur dan sesak mendengar konferensi pers yang dilakukan Rosie dan Suzy. Ia seakan ditampar kuat kuat oleh fakta bahwa ia dan Rosie bukanlah siapa siapa dan Jennie tak punya lagi harapan kembali bersama Rosie. Ia menangis sejadi jadinya meluapkan kepedihan di hatinya, ia tak tidur semalaman bahkan esok harinya ia meminta izin pada manajernya untuk libur karena mendadak tubuhnya drop.

"Jen are you okay?" Tanya Allison manajer Jennie.

"P-perutku sakittt..." Ucap Jennie sambil meremas perutnya.

"Kamu pucet banget, aku panggilin dokter aja ya, aku takut kamu kenapa napa PFW bentar lagi soalnya"

Belum sempat menjawab ucapan Allison, Jennie tiba tiba berlari ke arah kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya di wastafel. Setelah menelfon dokter Allison bergegas menyusul Jennie ke mandi. Allison menopang tubuh Jennie yang sudah lemas akibat terus memuntahkan isi perutnya.

"Kamu kenapa sih Jen" Ucap Allison panik sambil mengusap punggung Jennie. Jennie hanya menggelengkan kepalanya dengan lemah. Setelah membatu Jennie membersihkan mulutnya Allison menuntun Jennie menuju tempatnya tidurnya.

Baru saja berbaring diatas kasur Jennie kembali menutup mulutnya karena merasa mual dan ingin muntah lagi. Dengan sigap Allison mengambil mangkuk kosong bekas salad agar Jennie tak perlu ke kamar mandi untuk muntah. Kini Jennie tak hanya merasa perutnya yang sakit, tapi kepalanya juga pusing bahkan Jennie sampai menangis karena tak tahan dengan rasa sakit yang ia rasakan.

Waduh Jennie kenapa tuh????

Jangan lupa vote dan komentarnya

My Ex-Lover ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang