bab 1

62 3 0
                                    

Laki-laki berusia dua puluh empat tahun yang baru saja menyelesaikan pendidikan di kairo selama empat tahun lamanya. Kepulangan nya kali ini sudah di tunggu oleh keluarganya.

Irzan dewantara harsono, anak kedua dari pasangan Lukman dan Mira. Irzan memiliki kakak laki-laki bernama Faiz adriansyah harsono yang sudah menikah dan satu adik perempuan bernama Meira arsyifa harsono si bungsu yang masih bersekolah sma.

"Abang kok kurus banget umi sampai gak bisa ngenalin kamu," ucap Mira yang memeluk anaknya yang baru saja sampai ke rumahnya.

"Umi berlebihan sekali." ucap Irzan pada umi Mira yang mengurai pelukanya.

"Bang Irzan seminggu makan masakan umi aja paling udah balik tuh berat badannya," kata Meira yang membuat umi Mira tersenyum

"Afifah udah besar, hayo masih ingat gak sama oom ," Irzan mendekatkan pada balita yang sedang di gendong kakaknya.

"Fifah masih malu-malu om Irzan," ucap Devi, kakak iparnya yang berdiri di samping suaminya.

"Nah, sekarang kita makan umi kalian udah masak banyak" kata Lukman pada semua anggota keluarganya agar segera makan siang.

"Ayo aku juga udah kangen sama masakan umi," balas Irzan.

****

Irzan sholat berjama'ah magrib di masjid yang ada di pesantren yang di kelola oleh keluarganya. Seusai sholat magrib ia memilih bergabung dengan santri yang sedang tadarus al-qur'an menunggu waktu isya.

Sepulang dari masjid Irzan duduk di ruang keluarga bersama umi Mira, abi lukman, dan juga adiknya Meira sedangkan keluarga kecil kakaknya sudah kembali ke rumah yang masih di dalam lingkungan pesantren juga.

"Abi mau bicara serius sama kamu, sekarang bisa?" tanya Abi Lukman pada putranya.

Irzan menganggukan kepalanya lalu berucap "Boleh abi. Kaya sama siapa aja sampai harus nanya begitu,"

"Kamu tau kenapa minta kamu pulang secepatnya? "

Irzan mengangguk dan bibirnya melengkungkan senyuman "karena abi minta aku buat bantu melanjutkan mengelola pesantren. Benarkan?"

Jawaban Irzan memang tepat, walaupun Irzan anak laki-laki kedua di keluarganya tetapi haknya sebagai penerus pesantren tetap sama seperti Faiz anak pertama di keluarga. Irzan dan Faiz bisa menggantikan tugas Abi Lukman dalam mengelola pesantren yang sudah ada sejak sebelum menikah dengan umi Mira.

Pesantren Al Ghazali. Pesantren yang di wariskan oleh kedua orang tua Abi Lukman. Pesantren yang cukup mempunyai nama cukup besar di kotanya. Banyak peminat yang ingin belajar di pesantren ini setiap tahunnya. Banyak orang yang mengenal Abi Lukman tentu saja keluarganya pun cukup terpandang karena ilmu agamanya.

"Memang benar. Tapi bukan hanya itu saja"

Irzan mengangkat sebelah alisnya dengan bingung "maksud Abi gimana?"

Sebelum menjawab Abi Lukman menolehkan kepalanya, kearah istrinya yang memberikan anggukkan kepala disertai senyum tipis.

"Kalau Abi menikahkan kamu dengan anak dari sahabat Abi, apa kamu menyetujuinya?"

Irzan menegang sejenak, keterkejutannya terhadap pertanyaan dari Abi nya. Meskipun sejujurnya pembicaraan tentang pernikahan itu sudah di gaungkan oleh orang tuanya sejak dirinya masih di kairo.

"Pernikahan?" ucap Irzan terasa kelu untuk mengucapkan.

Abi Lukman menghela nafasnya sebelum mulai berbicara lagi. "Abi tidak memaksa kamu, karena kamu yang akan menjalani kehidupan pernikahan itu kedepannya."

Irzan mengangguk, sejujurnya ia juga sudah ingin melamar seorang gadis yang ia kagumi sejak sma. Saat ini memang tidak banyak di ketahui tentang gadis yang di kagumi nya itu, tetapi ia mengetahui dimana alamat rumahnya saat ini hanya itu yang ia ketahui.

"Abi punya sahabat sangat dekat. Kita sudah dekat sejak kecil, karena orang tua kami bersahabat dan berlanjut dengan anak-anak mereka juga yang menjalin persahabatan yang erat."

"Bagas nama sahabat Abi. Dia memiliki dua anak, anak pertamanya itu laki-laki umurnya tidak jauh dengan mas Faiz. Dan anak bungsunya seumuran kamu, dia yang akan di jodohkan dengan kamu."

Irzan semakin sulit berkata-kata lagi setelah mendengar setiap penjelasan dari Abi nya. Apa ini pertanda dan arti dari semua doa-doa yang ia langitkan perihal jodoh dengan gadis yang ia kagumi bertahun-tahun lamanya.

"Seperti yang Abi ucapkan tadi, kalau Abi tidak memaksa kamu, tetapi alangkah lebih baiknya kamu memikirkannya terlebih dahulu permintaan Abi kali ini."

Irzan menarik nafasnya, " siapa sosok perempuannya, Abi?" tanya Irzan membuat senyum Abi Lukman mengembang

Menatap Umi Mira yang dengan sigap menyodorkan ponsel yang menampilkan sebuah foto perempuan di hadapan Irzan.

Irzan menelisik foto perempuan yang terbalut dengan hijab. Banyak pertanyaan yang hinggap di kepalanya tentang perempuan di dalam foto yang di tunjukan Umi nya.

"Namanya Wulan—" ucap Abi Lukman menggantung saat mendengar suara lirih Irzan menyebutkan nama lengkap dari anak sahabatnya.

"Wulandari pramesti angkasa," lirih Irzan membuat kedua orang tuanya saling bertatapan.

"Aku mau di jodohkan sama dia. Aku ingin mengenalnya lebih jauh abi. Dan menikah adalah cara yang terbaik." ucap Irzan dengan tegas.

Ini kesempatan emas untuknya. Ia sudah mencintai secara diam-diam dan melangitkan doa-doa yang terbaik untuk Wulandari. Gadis yang membuatnya jatuh hati sejak duduk di bangku sma.

Umi Mira dan Abi Lukman saling bertatapan melihat Irzan senyum-senyum sendiri.

"Irzan kamu baik-baik aja? Kalau kamu tidak setuju gak apa-apa Umi sama Abi tidak memaksa kamu untuk menerima perjodohan ini" Umi Mira menepuk bahu anaknya.

"Aku baik-baik aja, umi. Aku menerima perjodohan dengan senang hati bahkan aku memang sudah memikirkan untuk melamar gadis di dalam foto ini."

"Dia sekarang berhijab umi? Wulan lebih cantik berhijab seperti ini."

Irzan tersenyum kearah foto di ponsel Umi nya.

"Kamu sudah mengenal nya?" tanya Abi Lukman membuat Irzan mengangguk dan senyum di bibirnya semakin melebar mengingat kejadian delapan tahun silam dimana ia masih kelas satu sma saat itu.

"Dia gadis yang pintar. Wulan selalu menjadi juara dua di sekolah, selisih nilai aku sama dia itu tipis banget dan ya aku juara pertamanya. Romantis bukan di bawah nama ku selalu nama wulandari pramesti angkasa."

"Jadi kalian sudah saling kenal?" tanya Umi Mira

"Hmmm.. Bisa di bilang begitu. Dulu kita satu kelas, dia selalu kesal setiap aku dapat nilai ulangan lebih tinggi dari dia."

Lagi-lagi Irzan tersenyum tersipu, mengingat kenangan masa sekolahnya.

"Oke kalo begitu, bicara sama Bagas untuk mempercepat perjodohan ini."

"Umi jawab dulu pertanyaan aku?"

Umi Mira mengerutkan dahinya, "pertanyaan yang mana? Perasaan kamu gak ada nanya sama umi."

"Wulan berhijab sekarang?"

"Ooh itu. Setau umi sih belum, tapi di acara-acara tertentu dia pake hijab."

Irzan mengangguk, semoga Wulan mau menerima perjodohan ini.

"Mau kemana kamu?" tanya Umi membuat Irzan menghentikan langkahnya.

"Mau ambil minum, Umi mau sekalian Irzan ambilin?"

"Nggak usah, udah malam Umi mau istirahat. "

Senyum di wajah laki-laki berusia 24 tahun itu masih terpancar tidak luntur.

LOVE WITH YOU (WULAN&IRZAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang