Chapter 05

988 94 4
                                    

Tungkai itu berjalan santai di sebuah lorong yang sangat hening. Mengingat sekarang sudah jam pulang sekolah dan hanya tersisa  siswa yang mengikuti ekstrakurikuler sore di gedung ini.

Matanya menatap sejenak tulisan "Shooting Club" yang terpampang jelas di pintu yang tertutup itu.

Tanpa ragu ia mendorong pintu itu dan suara bising berasal dari timah panas yang keluar dari pistol mengenai papan khusus begitu memekakkan telinga.

Itulah mengapa diperlukan penurup telinga khusus bagi peserta club.

"Oh, kau siswa baru bukan? Ingin mendaftar boy?" tanya salah satu lelaki dengan lambang 12 di lengan kanannya yang berarti lelaki itu adalah siswa tingkat akhir.

Pemuda yang ditanya hanya mengangguk kecil dan mengikuti langkah lelaki itu menuju salah satu meja untuk pendaftaran namanya.

"Sebelumnya aku akan mengingatkan mu, kegiatan club ini dilakukan tiga kali dalam seminggu. Lalu untuk mengikuti olimpiade kau akan dipilih langsung oleh ketua club, jadi tidak bisa sembarangan. Selain itu juga melihat kemampuan mu terlebih dahulu." Peringatnya dengan sedikit meremehkan di akhir.

Yang di tatap memasang wajah datar mengabaikan tatapan meremehkan itu yang menelisik nya dari ujung kaki hingga ujung kepala.

Well. Dia sudah terbiasa dengan tatapan itu.

Setelah menerima pin untuk akses pintu shooting club ia melangkah keluar dari ruangan yang tak henti mengeluarkan suara bising.

---BELOVED---

Suasana kelas menjadi riuh setelah seorang guru menampilkan nama serta nomor kelompok di layar LCD. Berbagai reaksi ditunjukkan. Ada yang bahagia karena satu kelompok dengan kawannya, ada yang tidak peduli dengan siapa ia satu kelompok, dan ada juga yang ogah-ogahan satu kelompok dengan orang yang ia benci.

Seperti sekretaris kelas bernama Kim Seungmin ini.

Siswa itu menoleh ke belakang mencari sosok yang sial nya menjadi partner tugas kelompoknya kali ini. Ia melangkah ke pojok kelas mendekati partner nya.

Melempar sebuah buku ke atas meja itu dengan kasar. "Kerja kelompok hari ini di rumah ku, tanpa penolakan." ujarnya ketus lalu berbalik kembali menuju bangkunya.

Sedang Renjun menatap buku tebal itu bingung lalu setelah membaca judul bukunya ia paham bahwa buku itu berguna untuk referensi mengerjakan tugas kelompoknya.

Ia menatap bangku kosong di sebelah dan didepannya. Benaknya bertanya kemana kehadiran ketiga hyung nya itu? Sejak jam pelajaran ke dua, ketiganya sama sekali tidak memasuki kelas.

Yeah, tapi ia juga tidak peduli. Terserah mereka saja.

Dua jam berlalu, bel pertanda jam pelajaran berakhir akhirnya berbunyi. Setelah merapikan dan memastikan tidak ada barang yang tertinggal di loker, ia mengikuti langkah Seungmin menuju mobil lelaki kim itu untuk menuju rumah si sekretaris.

Tentu tak lupa ia mengirim pesan kepada hyung nya bahwa ia ada kerja kelompok dan tidak ikut pulang bersama.

"Aku tidak mengerti kenapa kau disebut sebagai permata baru keluarga Lee." Celetuk Seungmin memecah keheningan.

Renjun mengernyitkan dahi bingung. "Darimana kau tau sebutan itu?" Karena ia merasa hanya keempat hyung nya dan dirinya yang tau sebutan itu.

Balasan pemuda di kursi penumpang berhasil membuat sekretaris kelas itu mendecih sebal. "Tidak usah berlagak polos sialan!" Teriaknya di akhir sedikit membuat si kecil berjengit.

BelovedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang