Gadis berusia 10 tahun tersebut menatap nisan yang ada di hadapannya. Hatinya hancur ketika melihat nama sang ibu tertera di batu tersebut. Dengan telaten sang ayah memeluk tubuh kecil putrinya ini.
"Tidak perlu khawatir, kau masih memiliki ayah disini. Tidak akan ada yang bisa menyakiti putri kesayangan ayah." Bisikan lembut dari laki-laki tersebut membuatnya merasa aman dan nyaman.
Seiring berjalannya waktu, gadis tersebut melupakan kesedihannya dan mulai menjalani hidup layaknya anak seusianya. Hingga suatu hari, datanglah tiga orang asing ke rumah tersebut lengkap dengan koper ditangan mereka.
"Ayah?" Sang ayah tersenyum menatap putri semata wayangnya. Tangannya dengan telaten mengusap rambutnya lembut.
"Dia pengasuh mu sayang, ayah akan sering keluar kota dan ayah selalu khawatir jika meninggalkanmu sendirian. Perusahaan ayah di luar kota juga membutuhkan perhatian lebih." Gadis polos tersebut hanya tersenyum.
Benar saja, ayahnya sering kali berpergian ke luar kota untuk bekerja. Pengasuh yang di datangkan ayahnya pun selalu memenuhi kebutuhan gadis tersebut dengan baik. Setiap pulang dari perjalanannya, sang ayah selalu membelikan hadiah untuknya. Namun satu hal yang menggangu gadis tersebut. Kedua putri dari pengasuhnya. Terlihat jelas jika keduanya sangat membencinya, tidak jarang mereka menyembunyikan barang gadis malang tersebut hingga gadis tersebut sering mendapat teguran guru akibat tugasnya yang hilang atau rusak. Gadis tersebut tetap diam, dia sangat menyukai pengasuhnya. Demi pengasuh yang disayanginya, gadis tersebut menyimpan segala rasa kesalnya sendirian.
Satu tahun berlalu, tibalah saat sang ayah mengumumkan pernikahannya dengan sang pengasuh. Gadis cantik yang kini berusia 11 tahun tersebut tentunya sangat senang. Begitu senang hingga dia lupa akan kisah yang selama ini sangat ia sukai. Kisah Cinderella yang selalu di bawakan sang ibu sebelum dia tertidur.
Bertahun-tahun kehidupannya menjadi cukup bahagia dengan dua saudara tiri yang terkadang mengusilinya. Namun lagi-lagi gadis tersebut tidak mempermasalahkan hal tersebut. Hingga akhirnya usianya menginjak 14 tahun. Lagi-lagi tragedi naas menimpanya. Sang ayah yang sangat disayanginya, sang ayah yang selalu menjaganya mengalami kecelakaan pesawat saat hendak terbang ke luar pulau. Yang lebih mengikis hatinya, jasad sang ayah bahkan tidak ditemukan. Gadis tersebut menangis meraung-raung meratapi kesialan yang selalu datang menimpanya.
Belum selesai dengan kesedihannya, sifat ibu tirinya berubah seratus delapan puluh derajat. Ibu yang awalnya bersikap lembut dan ramah kini berubah menjadi bengis. Gadis kecil tersebut di paksa membersihkan seluruh rumah, melayani saudara tirinya dan menyiapkan makan malam. Para pembantu yang sebelumnya bekerja di rumahnya diberhentikan secara paksa, kini semua hal ditanggung oleh gadis tersebut.
Namun semua belum seberapa, hingga tibalah masa SMA-nya. Masa terkelam dari seorang gadis bernama Arabella Alora Aeris. Masa dimana semua rasa sakit bertumpu menjadi satu hingga membuatnya kehilangan akal dan hampir mengakhiri hidupnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinderella in School
Teen FictionBanyak orang bilang cantik itu luka dan jelek adalah kutukan. Lalu bagaimana dengan terlahir di keluarga miskin? Arabella Alora Aeris yang sering disapa Arabella adalah seorang gadis yang tumbuh dengan paras yang cantik. Namun, apa semua itu menjami...