konflik

1K 55 3
                                    


"Nyx, kau tidak bisa terus melanggar aturan seperti ini kau adalah nona muda atreyu kau merusak nama baik marga mu sendiri," kata si polisi dengan nada merendahkan. "Kau pikir kau bisa semena mena di sini selamanya? Ini bukan tempat untuk orang seperti-"

"Sialan kau!" Nyx menyela dengan amarah yang meluap. "Apa urusanmu dengan hidupku? Kalian tidak lebih baik dari sampah yang biasa datang ke sini! Aku tidak perlu ceramah dari anjing berlabel hukum seperti kalian!"

Polisi itu tersenyum dingin, merasa dirinya di atas angin. "Kau seharusnya lebih sopan, atau kita bisa membawamu keluar dari sini dengan paksa."

Nyx mendekat, tidak takut meski suasana semakin panas. "Coba saja! Lihat seberapa jauh kalian berani melangkah!"

Namun sebelum polisi itu sempat menjawab, pintu rumah bordil terbuka dengan keras. Semua orang di ruangan menoleh saat sosok tinggi dan gelap muncul di ambang pintu. Demonic-auranya yang penuh kegelapan dan kuasa membuat ruangan mendadak sunyi. Matanya menyala dengan kemarahan yang tak tertahankan, dan langkahnya penuh ancaman saat dia berjalan menuju keributan itu.

Nyx langsung tahu apa yang akan terjadi, tapi kali ini situasinya berbeda. Dia tidak hanya berhadapan dengan polisi, tapi juga dengan pria yang mengendalikan sebagian besar hidupnya. Namun, dia tetap tidak mundur.

Polisi yang tadi meremehkan Nyx kini terlihat ragu. Mereka mengenali Demonic, dan tahu betapa berbahayanya dia. "Apa yang kau lakukan di sini?" tanya polisi itu, suaranya sedikit bergetar.

Demonic hanya tertawa sinis. "Kalian dua orang bodoh berani mengganggu urusanku? Kalian tidak tahu di mana tempat kalian,hanya anjing bodoh yang gila pangkat berani menanyai tuan besar atreyu konyol sekali."

Polisi itu mencoba mempertahankan sikapnya, tapi jelas dia gugup. "Ini masalah hukum, Demonic. Kau tidak bisa sembarangan datang dan mengancam orang."

Demonic mendekat, wajahnya hanya beberapa inci dari polisi itu. "Hukum? Kau pikir hukum kalian bisa menyentuhku?" Suaranya rendah, tetapi penuh ancaman yang nyata. "Kalian bukan apa-apa. Pergi dari sini sebelum aku memastikan kepala kalian tidak pernah di temukan lagi."

Polisi yang lain segera menarik rekannya, merasa ini bukan pertarungan yang bisa mereka menangkan. "Ayo, kita pergi," katanya buru-buru, menyeret rekannya keluar dari rumah bordil.

Nyx berdiri diam, tatapannya keras. Dia tahu ini belum berakhir. Demonic menoleh padanya, tatapannya tidak melunak sedikit pun. "Kau selalu membuat masalah, Nyx," katanya dengan nada rendah namun mematikan. "Kali ini, kau bermain terlalu jauh."

Nyx mendengus, meski di dalam hatinya, dia tahu pertarungan ini lebih besar daripada yang dia kira. "Jangan pikir kau bisa mengontrolku, ayah. Ini urusanku, bukan urusanmu dan juga ini bukan salah ku."

" Jelas jelas mereka yang tak tau malu dasar anjing gila pangkat"

Demonic menyeringai dingin. "Segala sesuatu yang berhubungan denganmu, Nyx, adalah urusanku. Sekarang, kita pulang. Dan kau tidak punya pilihan."

Tanpa menunggu jawaban, Demonic menarik Nyx dengan kasar, seperti biasa, menyeretnya keluar dari rumah bordil itu dengan kekuasaan yang mutlak.

" Jangan lupa kau tetap menjadi aset ku "
________

Setelah mereka keluar dari rumah bordil, suasana menjadi lebih beracun dari sebelumnya. Nyx berjalan cepat di depan, hampir berlari, seolah mencoba menjauh dari Demonic. Namun, dia tahu itu sia-sia-Demonic selalu ada di belakangnya, selalu hadir, seperti bayangan yang tak bisa dia singkirkan.

Akhirnya, Nyx berhenti. Nafasnya berat, tubuhnya penuh amarah yang hampir tak tertahankan. Dia berbalik, wajahnya gelap, matanya penuh dengan api yang nyaris tak terkontrol.

"Jadi begini cara mu bermain dengan aset negara?" Nyx berkata, suaranya tidak lagi gemetar atau ragu. Kali ini, suaranya keras dan penuh tantangan. "Harus nya kau langsung membunuh nya ayah!"

" Kalian sama saja kalian buta bisa kah kalian lihat penderitaan kami ," lanjut gadis itu.

Demonic mendekat, menatapnya dengan tatapan yang dingin dan mengintimidasi. "Nyx, kau harus tahu tempatmu. Kau tahu siapa yang berkuasa di sini."

Nyx tertawa, tapi tawa itu penuh sinisme dan kemarahan. "Tahu tempatku? Tempatku?" Dia mendekat dengan langkah yang liar, wajahnya kini hampir sejajar dengan Demonic. "Kau benar aku hanya budak mu bukan,gadis gundik yang kau pungut di tempat bordil itu kan maksud mu! "

Demonic menyipitkan mata, marah karena tantangan terbuka itu. "Kau benar-benar tidak tahu kapan harus berhenti, ya?"

Nyx menyeringai, liar dan tanpa rasa takut. "Berhenti? Kau pikir aku akan berhenti sekarang? Ingat ini baik baik ayah ku yang tampan putri mu ini sudah mengambil tindakan jangan harap aku akan berhenti!"

Demonic mendekat lagi, suaranya penuh amarah yang ditahan. "Kau tidak tahu siapa yang kau lawan, Nyx. Aku bisa menghancurkanmu kapan saja."

"Kalau begitu, lakukan saja aku tidak takut!" teriak Nyx, wajahnya liar, emosinya tak terbendung lagi. "Ayo, hancurkan aku! Tapi kau tahu apa? Aku tidak akan jatuh sendirian. Kalau aku jatuh, aku akan menarikmu kalian semua ke dasar, dan aku akan tertawa di atas kalian!"

Demonic terdiam sejenak, terkejut oleh kebrutalan Nyx. Tidak pernah dia melihat Nyx sekeras ini, seberani ini, dan sekejam ini. Tapi dia tahu, dalam hatinya, ada sedikit ketakutan. Nyx bukan lagi seseorang yang bisa dia kendalikan sepenuhnya.

Ia tahu nyx hanya bermain sebentar dengan kemanusiaan nya ia tidak terlalu berfikir tentang itu.

"Jangan mengancam sesuatu yang tak bisa kau lakukan," Demonic akhirnya berkata, nadanya dingin.

Nyx tersenyum sinis, penuh kebencian dan kebebasan yang baru ditemukan. "Kau lupa, aku selalu bisa melakukan lebih dari yang kau kira. Kau hanya belum melihatku benar-benar lepas kendali. Tapi jangan khawatir, ayah-waktu kalian akan datang. Dan saat itu tiba, aku tidak akan mengampuni kalian dan aku dan kalian adalah bajingan yang sesungguhnya ingat satu hal,bajingan tidak akan pernah lepas dari malapetaka!"

" Tunggu saja aku atau kalian"

Nyx melangkah pergi, meninggalkan Demonic berdiri di sana, dengan tatapan penuh ketegangan yang memancar dari matanya. Mungkin, untuk pertama kalinya, Demonic tahu bahwa pertarungan ini tidak lagi sepihak.

No One's Doll [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang