Cahaya mentari dengan teriknya menyinari Bumantara, sangat cerah seolah-olah sang Surya tengah berbahagia. Halusnya hembusan angin menerpa pepohonan kecil, di iringi daun-daun kering berjatuhan sentiasa mengudara namun tak lama tertapak di alas bumi. Menjelang sore itu, Anak laki-laki yang masih memakai seragam SMP nya turun dari mobil jemputan dan langsung berlari kedalam rumah meninggalkan sang supir, menunjukan kalau dia baru saja pulang dari kegiatan sekolah.
"Adek pulang!" Teriaknya setelah berada dalam rumah. Haikala namanya, berada dibangku kelas 1 SMP saat ini membuat ia pulang siang menjelang sore setiap harinya. Anak lelaki periang, selalu suka cita menampakan senyumnya dengan mudah, julukan lelaki manis nakal untuknya memang benar secara ada. Tingkah nakal yang ia lakukan bukannya membuat orang-orang marah, akan tetapi pasrah. Senyum manis diwajah, terlihat deretan gigi rata membuat akan siapa saja luluh, perilaku nakalnya akan diterima dengan mudah.
"Adek! Jangan teriak teriak."
Itu Liana Anggraini, Bundanya, kini ternampak cantik gaun halus polos sederhana yang ia kenakan berwarna Biru muda. Terlihat bunda membawa minuman, lebih tepat nya Jus. Bunda datang dari arah dapur sebelumnya.
Melihat hal itu Haikala tersenyum, senyumnya semakin mengembang setelah melihat minuman yang dibawakan oleh Bunda.
"Bunda haus." Haikala merengek manja, sembari berjalan kearah Bunda dan memeluknya. Mendengar rengekan Haikala membuat Liana terkekeh pelan, Anak cebolnya kehausan ternyata.
Cebol? Iya, soalnya Haikala itu pendek, maklum masih dalam masa pertumbuhan, katanya.
"Nih minum dulu Jus Melonnya, haus kan?"
Mendengar akan hal itu Haikala menerimanya, senyumnya semakin mengembang, terlihat manis sampai-sampai Liana melihatnya ikut tersenyum. Sungguh, jika dipertanyakan apa yang ia inginkan? Maka dengan yakinnya Liana meminta pada Pencipta yang paling tinggi dalam semesta ini, untuk jangan hilangkan senyuman manis Haikala, anaknya.
Namun, tidak ada jaminan keinginannya terjadi, manusia hanya bisa meminta melalui sebuah doa', tentang akan terjadinya atau tidak ditentukan oleh sang Kuasa. Tapi semoga saja senyumnya akan selalu ada untuk saat ini, walapun tak Abadi.
Bunda usap rambut sang Anak dengan rasa sayang melalui lengannya, urai-uraian rambut terlihat lepek karena keringat, ia yakin anaknya ini pasti berlari kesana-kemari saat berada di sekolah, saking aktifnya.
"Terimakasih bunda Jus nya." Haikala berucap sembari mengembalikan gelasnya yang sudah kosong. Terlihat kehausan sekali ternyata anak manisnya itu, pikir Liana.
"Sama-sama, habis ini adek langsung mandi ya? Bunda mau nganterin donat dulu ke Ibu RT."
Mendengar hal itu Haikala tersenyum manis, itu berarti bundanya akan keluar?tidak di rumah? Dengan semangat dia menganggukan kepala dan langsung berlari ke lantai dua, ke kamarnya untuk mandi.
Liana yang menyaksikan hal itu menyimpitkan mata curiga.
"Adek! Bunda nyuruh mandi, bukan berenang ya!"Haikala yang tengah berlari di tangga langsung terhenti setelah mendengar terikan dari sang bunda.
"Iya! Iya! Adek mandi gak berenang!" Teriaknya.
Setelah menjawab Haikala mencibirkan bibirnya sembari melanjutkan langkahnya dianak tangga, jalan yang sempat tertunda tadinya kini ia lanjutkan. Langkah demi langkah secara ringan berjalan menyusuri anak tangga untuk ke kamarnya dan segera mandi.
"Ketauan deh.." Keluhnya, rencananya ia memang mau berenang, badan dia itu sudah sangat berkeringat jadi pasti akan segar jika dibawa berenang disaat panas dan teriknya mentari, namun pupus sudah harapannya. Gagal untuk berenang gara-gara ketauan lebih dulu oleh Bunda Liana, iya, Bundanya yang sangat cerewet. Terkadang Haikala di buat heran, bagaimana bisa bunda selalu tau akan rencananya?
___________________________________________________________________________________________________________________________Ini cerita pertama saya, jadi kritik dan saran dipersilahkan.
Instagram : this_aramSeptember 2024.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAN SMILE
Teen FictionHaikala itu anak yang manis, patuh pada sang Bunda, manja pada Ayah, dan jahil dengan Kakak, tapi dia sayang sama Adiknya, Eza. Haikala namanya, kerap di panggil Haikal oleh teman-temannya, namun tak jarang orang-orang terdekat memanggilnya dengan n...