Hari demi hari terlewati begitu saja tanpa ia sadari, lajunya akan waktu berjalan begitu cepat. Germicik embun dingin pagi hari, akan berlanjut menjadi kering saat siang menjelang, panas udaranya akan terganti oleh sinar mentari senja sejuk. Senantiasa manusia mengagumi alam indah tanpa henti, memandang kagum ciptaan tak berwujud.
Sore itu, seperti biasa Haikala pergi bermain di kediaman Faisal anaknya pak RT. Haikala anak lelaki yang sangat aktif, jadi tidak terlalu membingungkan jika dia memiliki banyak teman, seperti contoh dia mengenal Salsa. Siapa Salsa? Kambing peliharaannya ibu RT yang tak lain adalah mama nya Faisal. Iya nama nya Salsa, namun untuk jenis kelamin kambingnya ialah jantan.
Tak jarang Haikala, Faisal, dan Vano bermain bersama dengan Salsa dikandang nya, tepat berada di belakang rumah Faisal.
Faisal yang akan memandikan Salsa, sembari diberi makan rumput oleh Haikala. Vano? Dia hanya cukup menyaksikan saja, malas bermain dengan kambing, yang menurut nya sangat aneh.Mereka bertiga berteman sudah cukup lama, sejak Haikala berada di Jakarta, jadi bermain bersama setelah pulang dari kegiatan sekolah menjadi kebiasaan mereka. Satu sekolah dan berada di kelas yang sama, entah takdir atau bagaimana mana mereka juga satu komplek dalam perumahan, memudahkan untuk bermain bersama.
Seperti halnya saat ini, berkumpul di teras rumah Faisal yang luas. Melakukan permainan yang bersangkutan dengan uang, iya, soalnya jika kalah harus membayar. Haikala, Faisal, dan Vano mereka melakukan permainan Ular Tangga. Mengapa bersangkutan dengan uang? Karena jika kalah harus membayar dua ribu pada sang pemenang. Kesepakatan mereka dalam permainan harus ada peraturan seperti ini, wajib katanya.
Faisal melempar bola dadunya mengudara hingga jatuh, Haikala dan Vano memperhatikan nya menunggu bola datu yang berputar itu untuk berhenti, tepat ada titik enam saat bola dadu terhenti. Melihat itu Faisal tersenyum, pertanda bahwa dia menang.
"Eh, eh, curang itu mainnya!" Haikala berteriak tak terima.
Mendengar perkataan Haikala membuat Faisal melunturkan senyumnya, terganti kan dengan wajah kesal. "Apanya yang curang, aku main jujur ya! Nggak curang. Bilang aja kamu gak terima kalo aku yang menang." Faisal menyahut dengan wajah garang nya, menatap Haikala saat ini yang protes bahwa ia yang menang.
"Jelaslah kamu curang! Gak mungkin kamu menang, soalnya mana mungkin aku kalah! Harusnya aku yang menang. Kamu curang kan mainnya? Makanya kamu yang menang, dasar Ical jelek." Cibir Haikal.
Faisal mendelik tak terima saat Haikala menyebut namanya dengan sebutan Ical, kebiasan haikala saat kesal. "Aku main adil, gak curang! Terima aja kalo kamu kalah." Jika di ingat-ingat ini kejadian beruntung, mengetahui hal itu membuat senyum Faisal mengembang, karena kapan lagi coba ia menang dalam permainan saat melawan Haikala? sangat jarang, hampir tidak pernah, patut dirayakan menurutnya.
"Pokoknya Ical curang! Udalah kaya biasa aja, aku yang menang pokoknya. Jadi sini bayar dua ribu, karena kamu yang kalah." Haikala menadahkan tangan, meminta Faisal segera bayar padanya.
Vano yang sedari tadi melihat dan mendengar perdebatan kedua temannya itu memutarkan bola mata malas, sudah biasa menurutnya.
Vano diam, memperhatikan kedua temannya yang sedang berdebat. Tunggu saja siapa kali ini yang menang, Haikala atau Faisal. Vano memang tidak ikut bermain, malas katanya, toh ujung-ujungnya mereka semua akan berdebat, karena jika bukan Haikala yang menang pasti anak itu akan protes."Cepat bayar, Ical! Dua ribu doang kok pelit si, gak setia kawan banget kamu. Nggak nyangka kalo kamu se pelit ini, tau gitu tadi gausah main!"
"Heh! Yang ngajak main siapa emang? Kamu! Kamu yang maksa-maksa buat main Ular Tangga ya!" Faisal menjawab dengan menatap sinis Haikala. Tak terima dia di salahkan, padahal kan yang ngajak main Haikala sendiri tadinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAN SMILE
Teen FictionHaikala itu anak yang manis, patuh pada sang Bunda, manja pada Ayah, dan jahil dengan Kakak, tapi dia sayang sama Adiknya, Eza. Haikala namanya, kerap di panggil Haikal oleh teman-temannya, namun tak jarang orang-orang terdekat memanggilnya dengan n...