Keesokan paginya Eunwoo sudah menunggu kedatangan sekretarisnya diluar restoran. Semalam ia menelepon Jungkook untuk membawakan satu mobil untuknya dan Laptop. Eunwoo juga sudah menghubungi kakeknya yang selama ini membantu dirinya mendirikan sekolah seni impiannya. Ia mengatakan akan mengambil alih yayasan sekolahnya yang selama ini dirahasiakan dari kedua orangtuanya. Kakeknya tentu saja setuju dan Eunwoo besok akan mengumumkan tentang dirinya yang menjadi kepala yayasan baru disana."Tuan, ini kunci mobil anda dan ini laptop yang anda inginkan." Ucap Jungkook setelah turun dari mobil. Ia menyerahkan kunci mobil berserta tas berisi laptop pada Eunwoo yang sudah menunggunya sedari tadi.
"Terima kasih, Jungkook. Maaf aku tidak akan menjadi atasanmu lagi." Ucap Eunwoo membuat Jungkook terkejut.
"Tuan, apakah anda memilih hidup bersama pria yang saat itu mendatangi anda?"
"Kau tahu tentang dia?"
"Maaf Tuan... saya pernah tidak sengaja mendengar Tuan Sehun menyuruh Sekretaris Kim untuk mencelakai pria tersebut."
"Kapan kau mendengarnya?"
"Maaf saya tidak ingat tepatnya kapan, tapi saya sempat mendengar kalau Tuan Sehun ingin membuat pria tersebut dilecehkan. Hanya itu yang saya dengar.."
"Jungkook, kau yakin hanya itu..."
"Eunwoo... aku sudah selesai memasak.. oh, Tuan Jeon?" Jongin memotong ucapan Eunwoo membuat keduanya menoleh padanya. Jongin jadi bingung karena Eunwoo terlihat sangat serius.
"Apa aku mengganggu kalian?" Ucap Jongin lagi merasa tidak enak.
"Oh tidak. Baiklah, aku akan sarapan. Jungkook, ikutlah sarapan bersama." Ajak Eunwoo membuat Jungkook tak bisa menolak. Mereka kemudian masuk lagi kedalam restoran dan sarapan bersama.
"Tuan Jeon, cobalah memakan yang lain juga." Ucap Jongin dengan tersenyum ramah pada Jungkook membuat Eunwoo yang duduk disebelah sang tan melirik tajam padanya.
"Jangan terlalu ramah pada orang yang tidak kau kenal." Sahut Eunwoo membuat Jongin dan Jungkook menatapnya.
"Eumm... maaf, aku hanya menawarinya untuk mencoba semua masakanku." Jawab Jongin dengan berkedip polos membuat Eunwoo akhirnya mengalah.
"Jungkook, setelah ini kau bisa langsung berangkat ke kantor."
"Tuan, selama ini saya banyak berhutang padamu. Jika boleh, apakah aku bisa ikut bekerja denganmu saja? Kau tidak lagi bekerja di kantor milik keluarga Oh, dulu anda yang memasukkan saya kesana... dan untuk saat ini, izinkan saya mengabdikan diri kepada anda."
"Jungkook, aku sekarang hanya akan menjadi ketua yayasan sekolah seni. Bukankah kau bekerja untuk memenuhi kebutuhan adikmu yang juga sakit? Kalau kau ikut denganku... kemungkinan besar gajimu tidak akan sebesar ketika kau menjadi sekretarisku."
"Saya hanya akan bekerja dengan anda Tuan.. tolong izinkan saya untuk mengabdi kepada anda."
Jongin bisa melihat ketulusan dimata sekretaris Eunwoo ini. Ia menatap Eunwoo yang terdiam memikirkan permohonan sekretarisnya tersebut. Eunwoo memang sebenarnya membutuhkan Jungkook untuk bisa membantunya jika ada hal lain yang harus ia lakukan. Tapi ia tadinya berpikir untuk tidak egois karena kehidupan sekretarisnya itu juga terbilang sulit. Eunwoo tidak ingin membuat orang terdekatnya terbebani oleh dirinya.
"Jungkook, pikirkan dulu baik-baik."
"Saya sudah memikirkan semua resikonya. Tuan Eunwoo, saya bisa melakukan pekerjaan lain jika memang saya butuh. Untuk saat ini saya hanya ingin mengabdikan diri kepada anda yang sudah banyak membantu saya dan adik saya juga."

KAMU SEDANG MEMBACA
WAR IN LIFE : REVENGE & AFFAIR ✅
Cerita PendekCerita ini berisi tentang obsesi Kim Jongin terhadap Oh Sehun. Jongin yang rela diperlakukan buruk hanya demi dekat dan memiliki Oh Sehun. Hingga ia mengenal semua orang yang membenci Sehun. Cerita ini hanya fiktif belaka dan tidak ada hubungan den...