8. Tolong... (END)

4.4K 20 0
                                    

Daniel mengambil ball gag pink di lemari nya, dan mulai memasangkan ball gag itu ke mulutku, ia keluar kamar dan mengunci pintunya dari luar

Aku di dalam yang disekap, hanya bisa mendesah dan kesakitan, aku berontak sebisa mungkin, itu hanya membuat diriku kesiksa. Tak lama aku mulai kehilangan kesadaran, perlahan mataku tertutup melihat
Kegelapan

* Entah apa yang dilakukan Daniel diluar rumah, yang aku pikirkan sekarang hanya gimana cara bebas dari sini, sementara Daniel mengikatku dengan erat, badanku sampai kakiku full dengan tali, tak ada celah buat aku membebaskan diri *

4 jam berlalu, aku mulai membuka mataku, aku terbangun di sebuah ruangan yang kurang penerangan, dan sangat sunyi, aku diikat di sebuah kasur, dan mulutku tersumpal lakban hitam, tapi aku ngerasa ada handuk didalam mulutku.

(Gambar Ilustrasi)

Aku mencoba berteriak berharap ada seseorang yang menghampiri ku, "hmmph" Teriakku, tiba tiba ada 2 cewek bertopeng dimatanya yang masuk keruanganku, mereka tersenyum lebar sambil jalan menghampiri ku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mencoba berteriak berharap ada seseorang yang menghampiri ku, "hmmph" Teriakku, tiba tiba ada 2 cewek bertopeng dimatanya yang masuk keruanganku, mereka tersenyum lebar sambil jalan menghampiri ku

??: haloo cewek cantik, apa kabar kamu, kangen deh aku

Aku: hmmphh hmmmph (siapa kamu?)

?: eh kamu belum tau ya aku siapa, baguslah, tapi kalo kita lepas topeng kamu pasti kenal

Mereka membuka topeng mereka, setelah membuka topeng, ternyata mereka adalah alumni di sekolahku yang dulu pernah gagal jadi osis karena ulahku, sebut saja jihan dan irene

Aku: hmmpph hmph hmmphh (kok kalian disini)

Jihan: shhtt, kaget yaa? Hahaha, inget kita kan? Yang dulu pernah kamu buat gagal jadi osis? Hm?

Aku: hmmmph! hmmmphhhh hmph hmpphh (tolong! Apa mah kalian?)

Irene: ngomong apasih! *ucapnya sambil menampar pipiku

Jihan: ey, calm ren calm, ada saatnya kita nyiksa anak ini

Jihan mulai membuka sumpalan ku, tapi karena takut aku teriak, ia membawa pisau kecil yang sangat tajam, mengancam ku agar tak teriak

(Gambar Ilustrasi)

Aku: hmmph-ah huh huh mau apa kalian disni?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku: hmmph-ah huh huh mau apa kalian disni?

Jihan: kita cuma mau kamu, diri kamu sendiri itu yang kita mau

Aku: lepasin! TOLONGG!

Irene: DIAM! atau tete kamu yang sangat gede ini gamau kena pisau ini

Aku hanya bisa diam, pisau sudah ada tepat diatas payudaraku, aku diri sedikit saja, mungkin aku sudah tamat...

Irene tiba tiba naik keatas badanku. melihat kearah payudaraku, ia perlahan meremas payudaraku sambil memegang pisau kearah leherku, aku hanya bisa menangis dan mendesah

Aku: ahh aahhhh ahh ahhhh aaahh hamhh hashh ahh

Jihan: enak ga? Enak kan? Yang ga enak udah berjuang tapi di gagalin sama orang kaya lo, sakit ra

Aku: aku min ahhh ta ahh maap ahh ahhhh hawhh hammmh

Irene: maap ga cukup, di dunia ini ada yang namanya balas dendam, hahahaha

Irene turun dari kasur, dan mulai membisik jihan, mereka tersenyum kearah ku. Jihan menyumpal mulutku lagi, dan irene jalan kearah belakangku.

Tiba tiba aku ngerasa ada sesuatu di payudara, udel, dan vagina ku, ternyata itu alat getaran tempel, Irene menghidupkan alat itu menggunakan hp nya, dan meninggalkan diri ku sendirian diruangan ini.

Aku mendesah ga karuan, memikirkan bahwa diriku akan tamat di hari ini, mulai pasrah dengan keadaan, berharap ada orang yang akan menolongku, menangis sambil melihat sekitar, banyak tali dan solatip di dinding dinding, alat alat pembedah di samping sampingku.

2 jam berlalu, alat getar itu tiba tiba berhenti, ga lama aku mendengar seperti suara abangku yang memanggil namaku "nara!", akupun berteriak sekencang mungkin agar terdengar "HMMPPHH HMMMPHH!!", mendengar suara itu, abangku mendobrak pintu ruanganku, dan kaget melihat keadaanku

Abangku: NARAA!

Aku: hmmmphh!! Hmmmphh!!

Abangku: kamu baik baik aja kan? *membuka sumpalan ku

Aku: bang, tolong lepas, aku ga kuat *ucapku sambil menangis

Abangku mulai melepaskan ikatanku, raut wajahnya seperti khawatir takut aku kenapa-napa, setelah ikatanku terlepas, aku memeluk abangku sambil menangis

(Gambar Ilustrasi)

(Gambar Ilustrasi)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku berterima kasih kepada abangku, abangku menenangkan ku sebelum ia menggendong ku keluar bangunan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku berterima kasih kepada abangku, abangku menenangkan ku sebelum ia menggendong ku keluar bangunan

Ternyata aku disekap di sebuah rumah sakit bekas yang sangat besar dan sangat kotor, banyak coretan di tembok tembok

2 hari kemudian, daniel, Jihan, dan irene sudah dilaporkan ke pihak sekolah masing masing, dan sudah diberi tindakan. aku sekarang hidup bahagia, tidak memikirkan kejadian sebelumnya, dan menganggap kejadian itu tak pernah terjadi.

* TAMAT *

TUNGGU CERITA SELANJUTNYA YA, MAKASIH SUDAH BACA SAMPAI AKHIR BAB, THANK YOU!!

Bermain Bondage (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang