Semua berjalan semestinya, tak ada masalah yang terlalu membebani.
Kisah orang orang yang saling melengkapi sejak jaman lampau. Walaupun memang tak bisa dianggap remeh. Jika kata orang seperti pillar yang kokoh tak bisa ditembus dengan apapun.
Tapi...
Kegiatan rutin yang amat sangat ditunggu oleh mereka. Bukan sesuatu yang baru, karena memang ini menjadi salah satu rutinitas bulanan.
Enam mobil mewah berjajar rapi di halaman panti asuhan Harapan Bangsa. Acara sosial yang selalu diadakan oleh mereka. Berbagi itu perlu, karena ada hak yang memang milik orang lain.
Harta hanya titipan, mungkin saja bisa hilang sewaktu waktu. Jadi mereka memiliki kesadaran tinggi untuk mendonasikan uang pribadi.
"Iiii kamu lucu banget." Lesya gemas dengan bayi gembul itu. Bayi laki laki yang bernama Ariel itu sangat tampan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tuh Res dikode." Chris seperti biasa menjadi kompor.
"Jangan mulai deh Chris." Xian tak mau ada yang panas disini.
"Aa, ayo buka mulutnya." Rose sibuk menyuapi balita perempuan yang cantik.
"Gue kan cuma menyampaikan pesan. Itu calon bini lo udah siap jadi mahmud." Lagi lagi Chris membuat aksi huru hara.
"Chris ayo duel di luar deh. Kalo bibir lo ngga diem." Xian makin emosi jika begini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jangan mulai kalian berdua." Hansel udah jengah sendiri jika Chris mulai dan Xian yang suka damai terusik.
"Ututu, mereka berisik ya sayang. Ayo kita jalan keluar aja." Lesya tak tahan jika para pria itu mulai berantem.
Mahres memilih mengikuti Lesya dibanding duduk diam diantara manusia suka adu suara itu.
"Bri, ngga ngikut ayang ?" Baru aja disinggung sudah bikin huru hara lagi Chris.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
