Prolog

18 5 2
                                    

"Hahhhh" Hela Fika yang entah sudah berapa kali dia melakukannya.

"Sabar, bentar lagi juga sampek" Ujar Cia tanpa mengalihkan perhatiannya dari novel yang dia pegang.

"Iya, tapi kapan? Udah dari tadi loh gua sabar"

"Ya udah, kalo mau cepet ya tinggal tidur aja kayak Kayla" Tunjuk Cia pada Kayla yang sudah terlelap di alam mimpi.

"Maunya emang gitu tapi gua gak bisa soalnya udah tidur duluan pas waktu nunggu bis dateng"

"Nih hp gua, terserah lo mau nonton apa kek gua gak peduli yang menting lo diem gua lagi sibuk soalnya" Ujar Cia memberikan hpnya pada Fika yang cemberut dari tadi.

Saat ini sekolah mereka sedang mengadakan studi tour, mengharuskan perjalanan mereka menggunakan bis sebagai alat transportasi.

Sudah 3 jam waktu perjalanan tetapi tidak ada sama sekali tanda-tanda bahwa mereka telah sampai membuat Fika merasa sangat bosan di tambah tidak ada temannya yang bisa di ajak bercanda karena sibuk dengan urusan masing-masing.

"Wah! Ha.. Ha.. Ha.. Hahh~, untung cuman mimpi" Kayla tiba-tiba saja tersadar dari tidurnya, saat dia menoleh terlihat kedua temannya sudah bersiap menghadapi ancaman. "Eeeeee, kalian berdua ngapain" Bingung Kayla.

Buk!
Buk!

"Adoh!! Salah gua apaan!?" Seru Kayla tidak terima karena mendapatkan dua pukulan sekaligus di kepala, baru bangun udah di kasih supries aja.

"Makanya kalo bangun tidur yang santai dong, jantungankan jadinya kita berdua" Ketus Fika.

"Ya maap, habisnya tadi gua mimpinya aneh banget, bayangin aja gua tadi mimpi kita keceleka-"

"Diem, kalo ngomong jangan ceplas-ceplos kita lagi naik bis soalnya" Potong Cia sambil menyumpal mulut Kayla dengan kaos kaki Fika.

"Huek cuih! Anjir lo!! gua di kasih kaos kaki, mana bau banget lagi" Kesal Kayla.

"Hehehe maklum tadi gua lepas gara-gara kaki gua masuk selokan" Ujar Fika dengan muka watadosnya (wajah tanpa dosa).

"DASAR TEMEN BANGSATT!!" Bentak Kayla sambil melemparkan kedua sepatunya kepada kedua sahabat laknatnya itu.

TIIIIIIIIIIN!

Suara klakson terdengar memekik di telinga membuat ketiganya sontak menutup telinga, cahaya terang masuk kedalam bus itu.

BRAK!

Tabrakan dahsyat tercipta membuat semuanya hancur menjadi puing-puing dengan api yang menyelimutinya akibat ledakan yang terjadi di bagian penampung bahan bakar.

Banyak sekali tubuh murid serta guru yang sudah bersimbah darah dan ada yang sudah terlahap oleh api, untungnya ketiga sahabat itu masih selamat dengan luka yang cukup parah.

Sakit, itulah yang Cia dan Fika rasakan. Walau pun terasa sangat sakit mereka berdua berusaha untuk bangkit karena ledakan susulan perlahan mulai menunjukkan tanda-tanda.

"Kayla? Dimana Kayla?" Celetuk Fika yang baru menyadari bahwa salah satu sahabatnya tidak bersama mereka. Mengetahui hal itu mereka di buat panik dan bersusah payah mencari sahabatnya itu.

"Di sana!" Tunjuk Cia kearah Kayla yang terbaring lemas dengan kaki yang terjepit.

"Kayla, lo gak papa?" Tanya Fika.

"Gak papa mata lo! Ini gua lagi ngalamin kecelakaan!! Malah di tanya "Lo gak papa?" Buta lo!" Kesal Kayla pada sahabatnya yang super duper mega rill no fek fek yang penting nanya ini.

"Hehehehe, biasa basa-basi" Ujar Fika yang di balas tatapan datar oleh kedua sahabatnya ini.

"Udah berhenti bercandanya, bentar lagi nih mobil mau meledak lagian lo juga jadi beban aja hidupnya" Kesal Cia berusaha melepaskan kaki Kayla.

"Ck, udahlah gak akan berhasil tinggalin aja gua dari pada susah nolongin tapi ujung-ujungnya malah gagal terus mati" Ujar Kayla santai.

"Enak aja lo, kalo lo mati siapa yang bakal gua gangguin nanti" Celetuk Fika.

"Gua bingung harus seneng apa sedih" Balas Kayla.

"Hah~ kayaknya emang gak bisa" Ujar Cia yang sudah putus asa.

"Di bilangin juga apa, ngeyel sih" Balas Kayla.

"Berarti gak ada pilihan lain, ya?" Ujar Fika mendudukkan diri di sebelah Kayla.

"Iya" Sahut Cia yang juga mendudukkan diri di sebelah Kayla.

"Gak pergi?" Tanya Kayla yang di balas gelengan oleh keduanya.

"Buat apa? Lagian kalo kita selamat atau gak, gak akan ada yang peduli juga" Ujar Fika.

"Hemm, bener juga sih, kita kan sahabatan gara-gara punya nasib yang sama" Ujar Kayla.

Udara malam tidak lagi di rasakan oleh mereka dan hanya ada rasa hangat dari kobaran api di sekeliling mereka yang lambat laun semakin panas.

Langit malam yang bertabur bintang seolah menjadi saksi atas akhir dari persahabatan mereka bertiga.

Bersama-sama mereka memejamkan mata mereka bersiap menerima akhir dari kehidupan mereka yang berakhir di usia yang cukup muda.
















































"Hmm, menarik" Ujar seseorang sambil menatap layar hologram yang menampilkan tiga orang gadis yang berada di puing-puing kecelakaan.

"Sistem 000, cari data kehidupan mereka sekarang" Perintahnya pada seekor kucing puting.

"Siap tuan" Balas kucing itu.

"Sepertinya aku telah menemukan yang aku cari" Lirih orang itu dengan seringai yang terukir jelas di wajahnya seolah puas dengan apa yang dia dapat.

"Bersiaplah untuk menjalankan tugasmu tiga rubah kecil"

Become A Sistem!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang