Yakin Aja Dulu

317 24 10
                                    

  Setelah melewati ujian nasional selama satu minggu,kini giliran sekolah mengadakan pesta perpisahan untuk anak-anak kelas 3. Ternyata ucapan Paul waktu itu hanya untuk menggertak Rony,dia ingin tau sejauh mana perasaan teman nya itu pada Salma.Dan ternyata Paul tidak mendapatkan jawaban apa-apa.Rony masih dengan sikap cueknya.

  Malam ini pesta perpisahan yang diadakan sekolah berlangsung cukup meriah.Semua anak-anak kelas 3 banyak yang menampilkan bakatnya. Kebanyakan dari mereka menampil kan dance dan nyanyian.Kelas Paul akan menampilkan bakat bernyanyi dari Nayl dan Novia,sedangkan Rahman dan Edo akan menampilkan bakat dance nya.Seharusnya Salma juga ikut memeriahkan acara malam ini,tapi sepertinya gadis itu tidak akan hadir.

"Si Rony kemana?".Tanya Paul dengan sedikit berteriak pada Daniel.

"Tadi sih gue liat dia naik keatas". Jawab Daniel yang masih sibuk merayu adik kelasnya yang bernama Syarla.

  Acara kali ini diadakan dilapangan sekolah dengan panggung yang dibuat semegah mungkin.Acara malam ini lebih mirip seperti acara konser, karena sound yang dipakai sangat besar dengan suara dentuman musik yang sangat keras.

#kalo dikampung gue ky nonton bomber,tau gak bomber?dangdut semacam new palapa😅Salmadut nya tapi gak hadir genk🤭

  Paul melangkah menjauhi lapangan. Dia menuju rooftop tempat dimana Rony berada.Saat Paul membuka pintu,benar saja ternyata laki-laki itu ada disana sedang memangku gitar nya.Rony tidak menyadari kehadiran Paul,sejak tadi dia sibuk memetik gitarnya.Tidak ada suara yang keluar dari bibirnya,hanya ada alunan gitar yang terdengar sendu,Rony membawa kan lagu dari penyanyi favoritnya yang sedang hits saat ini, yaitu lagu Rony Parulian yang ber judul Angin Rindu.

"Acaranya bentar lagi mulai,Ron". Ucapan Paul membuat petikan gitar Rony seketika terhenti.

  Rony kembali memetik gitarnya saat menyadari siapa orang yang ada di belakangnya saat ini.

"Luh kangen Salma?".Pertanyaan Paul kali ini tidak membuat Rony bergeming, dia pura-pura tidak mendengar pertanyaan itu.

"Mau sampai kapan Luh diem?kalo Luh gak ngomong,Luh bakalan nyesel,Ron!".Ucapnya mulai kesal.

  Seketika Rony menghentikan petikan gitarnya,tidak hanya itu tatapannya juga mulai tertuju pada laki-laki yang saat ini sudah duduk disampingnya. Hanya sekedar senyum tipis yang Rony tunjukan,setelah itu dia kembali membuang tatapannya ke depan.

"Percuma Powl...".Ucapnya dengan rasa nyeri yang tiba-tiba menjalar di dadanya.

"Gak ada yang percuma,Ron!di dunia ini kita cuma hidup sekali,kalo Luh gak pernah ngungkapin apa yang ada disini!,Luh gak akan pernah tau apa yang Tuhan udah rencanain buat Luh!".Paul menunjuk dada Rony dengan penuh penekanan disetiap katanya.

  Wajah Rony tertunduk,dia mengakui bahwa dirinya terlalu penakut.Dia juga tidak tahu harus memulainya dari mana.Baginya ini pengalaman pertamanya jatuh cinta.Dulu Rony memang pernah menyukai seorang gadis,dia teman sekolahnya saat masih duduk dibangku sekolah dasar,tapi hanya sekedar suka belum pada tahap jatuh cinta sebagai pria dewasa.

"Apa yang harus gue lakuin?". Pertanyaan Rony membuat sudut bibir Paul terangkat.

"Jujur sama perasaan Luh,sebelum Luh nyesel".Paul menepuk pundak Rony,setelah itu dia beranjak pergi meninggalkan laki-laki itu.

  Tentu saja Rony dibuat bingung dengan sikap Paul.Tapi,tidak lama setelah Paul pergi,seseorang tiba-tiba duduk disampingnya.Rony mengangkat kepalanya yang sejak tadi tertunduk.Matanya seketika membulat saat dia melihat seorang gadis dengan senyum manis dan mata indah yang dia perlihatkan saat ini.
Gadis yang sudah lebih dari satu minggu ini tidak ia jumpai,saat ini sudah ada didepannya.Ada rasa bahagia yang menjalar dihatinya. Tanpa disadari senyum dibibirnya perlahan mulai mengembang.

Cinta Pertama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang