Be a good girl

546 63 21
                                    

Jam menunjukkan pukul 1 dini hari. Jihan yang baru saja menyelesaikan waktu belajarnya untuk persiapan olimpiade matematika, merasa haus dan perlu menuju dapur untuk mengambil air mineral.

Jihan pun keluar dari kamarnya, ia nampak terheran saat melihat lampu dapur menyala. Gadis itu pun berjalan menuju dapur.

"Haruto?" Panggil Jihan saat melihat Haruto baru saja meminum air putihnya di area dapur.

Haruto pun menoleh pada Jihan. Saat itu juga Jihan menghela napas kesal, karena melihat wajah Haruto yang babak belur.

"Berantem? Lagi??" Sindir Jihan sembari mengambil air minum untuknya sendiri. Sementara Haruto hanya terdiam menatap gadis itu dengan raut datarnya.

Setelah meminum airnya, Jihan pun menarik Haruto menuju sofa ruang tengah.

"Tunggu di sini," perintah Jihan. Haruto yang sudah mengerti kebiasaan ini pun hanya mampu pasrah dengan sikap Jihan. Ya, saat Haruto terluka memang hanya Jihan yang selalu mengobatinya.

Jihan pun kembali dengan membawa kotak P3K. Saat hendak duduk di samping Haruto, lelaki itu malah menarik tangan dan tubuh gadis itu hingga duduk di atas pangkuannya.

"Haruto!" Peringat Jihan.

"Gue ngantuk, cepet obatin." Titah Haruto dengan raut dinginnya. Lelaki itu nampak acuh dengan ulahnya, sedangkan Jihan sudah kalang kabut untuk menata detak jantungnya.

Tanpa berlama lagi, Jihan pun mengobati luka di wajah lelaki yang berstatus suaminya itu.

Selama proses pengobatan itu, tatapan Haruto tidak berpaling kemanapun. Ia memandang gadis dihadapannya terus menerus.

"K-kenapa?" Tanya Jihan gugup setelah menyadari tatapan Haruto.

"Apa?"

"Kenapa liatin gue kayak gitu?"

"Harusnya gimana?" Tanya Haruto balik.

"Yaa... biasa aja gitu-"

"Lo ngatur gue?"

Jihan terkesiap mendengar pertanyaan Haruto.

"K-kan... itu.. gue risih tau." Lirih Jihan kesal, sembari perlahan mengobati pelipis Haruto yang terluka.

"Jihan," panggil Haruto yang enggan menanggapi ucapan Jihan tadi.

"Hm?"

"Kapan lo mau mulai misi lo?

"Misi apa?"

"Tempt me,"

Jihan pun menghentikan kegiatannya dan terdiam menatap Haruto. Tatapan mereka pun bertemu.

"Gue..."

"Kalau lo capek liat gue yang kayak gini, do your mission quickly." Ucap Haruto dengan raut datarnya. Jihan pun terdiam mendengarnya. Jujur, ia masih belum siap melakukan misi itu.

"If you need a teach, I'll teach you." Ucap Haruto sembari menyampirkan helaian rambut Jihan kebelakang telinga. Lelaki itu juga mendekatkan wajahnya pada Jihan.

Degup jantung Jihan pun semakin cepat. Bahkan hanya sekedar menelan ludahnya sendiri pun susah.

"Gimana? Gue ajarin pelan-pelan." Bisik Haruto tepat di depan bibir Jihan. Ucapan itu bagai hipnotis yang membuat Jihan perlahan mengangguk mengiyakan tawaran Haruto itu.

"Good girl," puji Haruto sembari mengusap pipi Jihan dan perlahan berpindah menangkup rahang gadis itu.

"Don't close your eyes, lo harus perhatiin semua detailnya." Ucap Haruto. Jihan pun hanya berdehem menuruti perkataan Haruto. Gadis itu sungguh sangat tegang saat ini.

Bad Boy Beside Me [Haruto Ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang