Selamat membaca!
*
Yah, tahukah kamu? Saya tumbuh menjadi anak yang haus kasih sayang.
*
•~•~•~•~•Hari ini, Shanira mendapatkan gilirannya untuk mengambil cuti. Dan pada hari ini pula, ia akan membereskan seisi rumah.
Karena rumah kecil ini sangat jarang sekali untuk dibersihkan secara keseluruhan. Jadi, bila ada waktu seperti ini, Shanira gunakan untuk waktunya bersih-bersih.
Kali ini, Shanira sendirian, karena Zi sedang ada urusan dan Mutiara yang sedang bersekolah.
Membereskan rumah sembari memutar lagu favoritnya adalah suatu bentuk kenyamanannya, apalagi jika ia sedang sendirian seperti ini.
Bukannya takut, tapi terdengar hening sangat mengganggu pendengaran dan menimbulkan efek tidak nyaman, karena telinga seperti sedang berdenging.
Senandung lagu favorit Shanira menggema di seluruh sudut ruangan rumah itu.
Rumah kecil ini hanya 1 tingkat dan memiliki 3 kamar tidur, ruang tamu, 1 kamar mandi untuk sharing, dan dapur.
Rumah minimalis ini tidak memiliki ruang tamu yang begitu luas, tetapi cukup jika di isi dengan 2 sofa berukuran sedang dan juga televisi. Jarak antara ruang tamu dan dapur juga tidak begitu jauh, sangat menggambarkan ke-minimalis-an rumah ini.
Shanira kini bergilir untuk membersihkan ruang kamar tidur. Setelah kamarnya telah usai ia bersihkan, kini giliran kamar tidur Zi.
Pada saat Shanira masuk, kamar Zi sangat gelap, hanya ada 1 sumber cahaya, yaitu dari ventilasi udara yang berada tepat di atas jendela.
Azizee ini memang anak yang bodoamat. Ia tidak pernah membereskan kamarnya sendiri atau sekedar membuka gorden jendela kamarnya.
Shanira pun menghidupkan sakral lampu kamar Zi. Dan dapat Shanira lihat, banyak sekali buku-buku yang berserakan di atas meja belajar Zi. Tak lupa juga handuk bekas mandi yang tergeletak begitu saja di atas kasur.
Shanira melihat hal ini, bukanlah sesuatu hal baru baginya. Bertahun-tahun Shanira melihat kekacauan ini di kamar Adik keduanya itu, Zi.
Dengan telaten, Shanira membereskan segala kekacauan yang ada di sudut-sudut kamar Zi. Shanira menyapu kamar itu terlebih dahulu, setelah itu, ia akan menempatkan/merapihkan barang-barang yang berserakan.
Pada saat Shanira ingin membuang beberapa kertas yang bertaburan di situ, Shanira menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya.
Ada segumpal plastik hitam yang di label dan terikat rapih. Awalnya Shanira pikir, itu adalah barang milik Zi yang tidak sengaja terjatuh di tong sampah.
Namun, Shanira mengambil plastik hitam itu dan tidak sengaja membacanya.
"Paket 2: 3gr. Yudha Wijaya. Kemayoran, Jakarta Pusat" seperti itulah tulisan yang tertera di label tersebut.
Merasa curiga, Shanira dengan nekat merobek plastik itu dengan kasar.
Oh, ya Tuhan...
KAMU SEDANG MEMBACA
VERNIETIGD
General FictionWe hate our father. "Hancur lebih mudah dari bertahan. Ku pelajari sedari kecil." - NA. Selayaknya hidup saja. Saya menjadikan member jkt48 sebagai perannya disini. Jadi, cerita ini tidak ada sangkut paut nya dengan member jkt48 di dunia nyata. Tolo...