Chapter 4

4.5K 207 4
                                    

Ding dong Ding dong~

Suara bel sekolah menggema diseluruh ruangan kelas, diikuti dengan suara riuh dari siswa-siswi yang berhamburan keluar kelas.

Begitu juga dengan Varez dan sahabat-sahabatnya, berjalan bersama menuju gerbang sekolah dengan penuh canda dan tawa.

"Eh gaes gua duluan ya, udah ada yang nungguin" Ujar Alvian setelah melihat seseorang melambaikan tangan dari arah depan.

"Halah bilang aja kali ama pacarnya" Ketus Aldo, Alvian hanya tersenyum kuda membalasnya.

"Hati-hati" ujar Varez saat bertos dengan Alvian.

"Yoii, thanks bro"

"Vian"

"paan?"

"Awas di eue"

"Taik lu Kevin"

"BWHAHAHAHA"

Setelah ber'tos ria dengan sahabat-sahabatnya, Alvian beranjak pergi dan menemui berondongnya yang sudah setia dengan motornya didepan sana.

"Sorry lama" Ujar Alvian pada Rey.

"No problem, babe" Ujar Rey sembari memasangkan helm pada Alvian.

"Mau nonton atau makan?" Tanya Rey.

"Mau pulang"

"Okey, kerumah aku ya" Balas Rey, mendengar itu Alvian langsung menolaknya, ia tak ingin jebol terlebih dahulu.

"Gamau!"

"Why? Aku juga gak akan ngapa-ngapain kamu" Ujaran Rey membuat Alvian sedikit ragu mendengarnya. Rey yang merasa kekasihnya itu tak percaya, mencoba untuk meyakinkannya.

"Bohong"

"Beneran sayang" yakin Rey, pada akhirnya Alvian pun menyetujuinya.

"Oke, kalo bohong awas aja, aku potong tytyd kamu"

"Ahaha iya - iyaa.. galak bener jadi tambah sayang"

"Bacot buaya"

•••

"Permisi, saya ingin berbicara sebentar dengan seseorang yang bernama Varez Algiyaz Mahardika" Seperti jelangkung yang datang tak diundang dan pulang tak diantar!, tiba-tiba saja mereka dikejutkan dengan kedatangan seseorang.

"O-oh boleh pak silahkan, Res, kita duluan ya"

"Duluan pak, permisi.." Ujar Kevin lalu beranjak pergi, disusul dengan Aldo lalu Darren. Kini tinggal Varez tersisa, menatap seseorang didepannya dengan tatapan datar dan tersirat tak minat didalamnya.

Begitupun dengan pria yang didepannya, menatap Varez dengan tatapan yang tak kalah datar dan dingin, tetapi bedanya tersirat rasa ingin memiliki dan obsesi.

"Apa kau melupakan janjimu sendiri?" Suara deep voice yang begitu berat dan serak terdengar ditelinga Varez.

"Tidak, saya tidak melupakan janjinya, hanya saja— saya ingin pulang dan beristirahat" Kalimat yang cukup panjang yang dilontarkan oleh seorang Varez Algiyaz Mahardika, hanya orang-orang tertentu saja yang bisa mendapatkan kalimat panjang seperti itu.

"Oh ya?, baiklah"

Grep

"ANJING TURUNIN BANGSAT!" Varez terkejut saat pria itu memangkunya dengan mudah, seolah-olah ia adalah sekantong karung yang berisi kapas.

"Sstt~ shut down baby"

"LEPASIN GUA!, GUA MAU PULANG ANJING!"

"ur language. Atau saya akan memotong lidahmu." Kalimat yang penuh dengan penekanan serta aura yang mencekam, membuat Varez terdiam seketika.

•••

Cklek

"Duduklah disana, dan jangan mencoba untuk kabur dari ruangan ini. Atau kau akan tahu akibatnya." Titah pria itu. Varez hanya diam saja tanpa mengubrisnya.

Sungguh sial, seharusnya ia tak berurusan dengan guru aneh inu dan mengiyakan ajakannya untuk menembus tugas-tugas fisika. Argghh! Penyesalan selalu datang dikhir.

"Minum ini, susu cokelat akan meredakan amarah mu" Pria itu datang dengan membawa segelas susu cokelat hangat dan diberikan kepada Varez.

Varez menerimanya dengan ragu, "Apakah kau berfikir saya menambahkan racun didalamnya?"

"hmm"

"haha tidak, saya tidak menambahkannya" Varez terdiam.

"Tunggu apalagi, minumlah" Titahnya. Varez menurutinya.

Glek glek glek~

Ah

Varez menghabiskan segelas susu dalam sekali tegukkan, pria itu sampai berfikir apakah Varez benar-benar kehausan atau apa?.

"Nih" Varez menyodorkan gelas kosong kepada pria yang sedang memperhatikannya.

Varez menatap pria yang didepannya tanpa berkedip sekalipun, Jaz hitam yang dilepas dan menyisakan kameja putih sedikit ketat dengan kancing 3 dari atas dibuka begitu saja menampilkan lekukan tubuh yang sempurna.

"Berkedip lah, saya tahu saya tampan"

"A-apaan- gajelas." Varez gelagapan dibuatnya.

Duk

Pria itu duduk disofa sebelah Varez, "Kemarilah" Titahnya, namun Varez malah menghindar.

"Kemarilah." Titahnya lagi, namun lagi lagi Varez menghindarinya.

"Ck!"

Grep

"Kenapa kau sangat nakal, hm?" Ujarnya setelah Varez berada dalam pangkuannya.

"Lepas."

"Tidak akan."

"Ck, lepas gua lelah, mau pulang!" Varez memberontak dalam pangkuan pria itu, namun tetap saja tak membuahkan hasil.

"Shut up!"

"Tatap mata saya" Varez menurutinya.

"Apa kau lelah?" Suara deep voicenya yang mampu membuat Varez mengangguk halus.

"hmm"

Puk puk puk~

Pria itu mengusap kepala Varez dengan sangat lembut, Usapan demi usapan mampu membuat Varez merasa tak kuasa menahan kantuk yang tiba-tiba menyelimutinya.

"Tutup matamu" Titah pria itu yang masih beradu tatap dengannya, dengan perlahan ia mulai menutup matanya.

Bagaikan dihipnotis, seketika itu juga Varez terlelap dalam pangkuannya.

"How cute"

"Sudah sangat lama aku merindukanmu, dan akhirnya takdir mempertemukan kita kembali...

Varez Algiyaz Mahardika, sebentar lagi kau akan menjadi milikku untuk selamanya.

Tidak ada yang bisa mengambil hak seorang William Raxandy Agdijaya, siapapun itu." Ujarnya dengan posesif.

Cup

William mengecup kening Varez cukup lama.

"Mine."

William Raxandy Agdijaya, nama yang identik dengan kemewahan dan kesuksesan. Di siang hari, ia menjelma menjadi guru fisika yang menginspirasi di SMA Starlight.

Namun, begitu matahari terbenam, ia kembali ke dunia glamor sebagai CEO Agdijaya Company. Hidupnya adalah perpaduan unik antara dunia akademik dan jet set, membuktikan bahwa kesuksesan tak mengenal batas.

Banyak orang tak mengetahui identitas aslinya bahwa ia adalah seorang CEO sukses, William adalah orang yang sangat misterius dan tertutup.

Ma'Teach Is Mine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang