21 September 2024

1 0 0
                                    

Assalamualaikum,

Hari ini aku mau menulis diary lagi. Akhir-akhir ini, ada rasa yang sering terlintas di pikiranku—sebuah rasa "penyesalan". Bukan penyesalan yang besar atau mendalam, tapi hanya sekelebat saja yang muncul tiba-tiba. Aku tahu bahwa apa yang sudah terjadi tak bisa diulang, dan mungkin aku bukan benar-benar menyesali, karena toh, semuanya sudah terlanjur berjalan seperti ini.

Apa yang aku sesali? Aku sedikit menyesal karena dulu tidak memanfaatkan waktuku sebaik mungkin. Ketika melihat banyak orang yang tampak 'bahagia', rasanya ada sedikit rasa iri. Mereka tampak menikmati hidup, mencapai hal-hal yang mungkin aku impikan, sementara aku kadang merasa tertinggal. Tapi kalau dipikir-pikir, mungkin orang lain juga melihatku sebagai seseorang yang 'bahagia'. Semua itu cuma masalah sudut pandang.

Mungkin ini hanya fase, tapi ya, penyesalan kecil ini menjadi pengingat buatku. Aku ingin lebih memanfaatkan waktu dengan lebih bijak dan menghargai momen-momen yang ada sekarang, karena bahagia itu, ternyata, bukan soal apa yang dilihat dari luar, tapi apa yang kita rasakan di dalam.

Aku juga sadar, penyesalan itu nggak bisa terus dipelihara. Kalau terlalu lama berkutat di dalamnya, aku malah bisa terjebak dalam perasaan tidak puas yang nggak ada habisnya. Padahal, bahagia itu sering kali datang dari hal-hal kecil yang sudah ada di depan mata, dari hal-hal yang mungkin dulu aku anggap sepele.

Sebenarnya, aku punya banyak hal yang harus disyukuri—keluarga yang selalu mendukung, teman-teman yang baik, kesehatan yang alhamdulillah masih terjaga. Aku hanya perlu fokus pada semua itu, bukan membandingkan hidupku dengan orang lain. Karena pada akhirnya, kebahagiaan sejati adalah ketika kita bisa menerima diri dan apa yang kita miliki dengan sepenuh hati.

Mulai hari ini, aku mau belajar untuk lebih menghargai waktu dan kesempatan yang ada. Mungkin aku belum mencapai semua yang aku inginkan, tapi aku masih punya waktu untuk terus berusaha. Dan di setiap langkah, aku akan mencoba untuk bersyukur, tanpa membandingkan diri dengan orang lain.

Aku pernah mendengar seseorang berkata, bahwa ketika kita berusaha terlalu keras mencari kebahagiaan, justru kita tidak akan pernah menemukannya. Kebahagiaan itu bukan sesuatu yang harus dicari ke sana-sini, tapi sesuatu yang lahir dari ketenangan hati, dari menerima dan mensyukuri apa yang ada di depan mata. 

Mungkin benar, semakin kita berusaha mencarinya, semakin jauh rasanya. Karena kita terlalu fokus pada apa yang belum ada, dan melupakan apa yang sudah kita miliki. Bahagia itu, ternyata, bukan tujuan akhir, tapi perjalanan. Ia ada di setiap langkah kecil, di setiap momen sederhana yang sering kali kita abaikan. 

Jadi, mungkin, daripada sibuk mencari kebahagiaan, lebih baik kita belajar menemukannya di dalam diri sendiri. Dalam rasa syukur yang tulus, dalam keikhlasan menerima hidup dengan segala keindahannya maupun tantangannya.

****

Terkadang aku merenung, mungkinkah aku kurang bersyukur? Padahal, bukankah kenyataan bahwa aku masih hidup sampai saat ini adalah hal yang paling patut untuk disyukuri? Napas yang masih mengalir, langkah yang masih bisa kuambil, semua itu bukti kasih sayang Allah yang tak pernah berhenti. Tapi, entah kenapa, perasaan kurang puas itu kadang masih saja datang.

Ada saat di mana aku berpikir, "Apakah semua yang tengah terjadi ini adalah akibat dari kehadiranku?" Pertanyaan itu sering muncul ketika aku merasa bahwa segala hal di sekitarku terjadi seolah-olah karena keputusan atau keberadaanku. Seperti beban yang seolah aku pikul sendiri, padahal mungkin sebenarnya tidak sebesar itu.

Namun, di balik semua renungan ini, aku kembali ingat bahwa hidup ini adalah rangkaian takdir yang sudah digariskan oleh-Nya. Tidak semuanya bisa aku kendalikan. Ada hal-hal yang terjadi bukan karena aku, melainkan karena itulah jalan hidup yang sudah ditetapkan. Dan justru di situlah aku harus lebih banyak bersyukur, bahwa apapun yang terjadi, Allah selalu menyertai setiap langkahku.

Mungkin saat ini aku merasa kecil di tengah kehidupan yang luas ini. Tapi, menyadari bahwa setiap detik yang masih diberikan kepadaku adalah kesempatan untuk berbuat lebih baik, adalah hal yang harus aku syukuri.

Diary SyarifahWhere stories live. Discover now