Diary Syarifah
18 September 2024
Assalamualaikum,
Hari ini masih libur panjang semester 4, ya seperti biasa hanya di rumah. Tapi aku banyak belajar hal baru, akhir-akhir ini aku tertarik dengan informasi mengenai kandungan makanan, entah itu fast food atau real food. Aku jadi semakin melek dengan apa yang aku konsumsi, dari jumlah gula, kalori, lemak, dan lain-lain. Seru, tapi jadi semakin pemilih juga buat makan. Dulu aku suka sekali makanan manis dan porsi makanku lumayan besar, suka nyemil pula. Tapi itu waktu lagi masa-masa pertumbuhan sih, jadi kalap kalau makan.
Sekarang, semenjak MA atau SMA, aku sudah jaga pola makan, awalnya karena takut gendut dan dulu sering dibully haha. Tapi sekarang, aku jaga makan untuk kesehatan aja. Tidak seketat itu juga sih, aku masih makan makanan yang kurang sehat sesekali. Selama liburan kuliah ini, aku juga lebih sering workout di rumah, ya mungkin sekadar jump, squat, dan lain-lain. Setidaknya ada pergerakan lah ya. Porsi makanku sekarang bisa dibilang dikit banget haha, tapi itu supaya aku bisa nyemil aja.
Hari ini, aku sarapan jam 9. Tentu saja, saat bangun aku minum air putih. Aku sarapan nasi rawon buatan ibu, aku makannya dikit, mungkin sekitar 2 ½ sendok makan nasi, beberapa lauk, dan sayur. Semua itu sudah bisa jadi beberapa suap dan cukup kenyang bagiku. Aku juga rebus ubi untuk dimakan aku dan keluarga, ini versi real food haha. Dulu aku kurang suka ubi, tapi sekarang doyan-doyan aja. Aku juga buat cilor (aci telor) sendiri, biasanya sih beli di abang-abang jualan, tapi karena mager keluar dan pengen masak-masak juga, jadi aku buat sendiri wkwk, low budget tentunya.
Oh iya, hari ini mas ku pergi ke dokter gigi buat cabut gigi yang berlubang, dianter sama ibu. Kalau dipikir-pikir, mas ku ini jarang banget keluar sama ibu pas udah dewasa gini. Ya, itung-itung quality time lah yaaa wkwk.
Setelah mas pergi, rumah jadi sepi sebentar. Aku lanjut beres-beres kamar, sekalian buka-buka jurnal catatanku semester lalu. Kadang suka bingung juga mau ngapain selama liburan ini. Banyak waktu, tapi ide-ide kayaknya gak jalan. Mungkin aku terlalu banyak mikirin hal-hal yang gak perlu, ya. Tapi belakangan aku sering merasa ada banyak hal yang belum terselesaikan dalam diriku, entah itu tentang perasaan atau hal-hal kecil yang dulu aku abaikan.
Di tengah-tengah beres-beres, aku tiba-tiba kepikiran tentang masa depan. Apa yang sebenarnya aku inginkan? Aku suka menulis, tapi sering kali terhenti di tengah jalan. Hobi berganti-ganti, tapi belum ada yang benar-benar aku tekuni sampai selesai. Mungkin suatu hari nanti aku bisa menyelesaikan satu hal, satu tujuan. Entahlah, aku ingin tetap percaya bahwa proses ini punya artinya sendiri.
Oh iya, aku juga belum cerita kalau akhir-akhir ini sering menulis di Wattpad, meskipun isinya masih random, kayak diary yang nggak jelas juntrungannya. Tapi, aku merasa itu jadi tempatku bercerita tanpa harus menahan apa pun. Nulis di sana bikin aku lebih lega, meski kadang cuma sekadar curhat atau sharing hal-hal sederhana.
Baiklah, mungkin aku akan coba produktif lagi siang ini, entah dengan baca buku atau sekadar nonton video tentang food analysis yang lagi aku tertarik itu. Kita lihat saja nanti, hari ini mau dibawa ke mana.
Hmmm, kalo dipikir-pikir, kalau punya 'someone' buat tempat curhat enak kali ya, biar nggak perlu buat diary sepanjang ini haha. Ada yang bisa diajak cerita kapan pun, berbagi semua rasa tanpa perlu mikir panjang. Tapi ya, di sisi lain, aku takut juga sama Allah kalau soal pacaran, huhu. Rasanya nggak mau ambil risiko buat hal yang belum halal, meskipun kadang pengen juga punya seseorang yang selalu ada.
Mungkin nanti pacarannya setelah nikah aja deh ya, biar lebih berkah. Lagian, aku percaya, kalau kita jaga diri sekarang, nanti Allah bakal kasih seseorang yang lebih baik dan lebih siap untuk berbagi hidup dengan cara yang halal. Bukannya mau sok suci atau apa, tapi aku ingin menjalani semuanya dengan cara yang benar. Toh, kalau jodoh pasti nggak akan ke mana, kan?
Aku sih berharap nanti bisa ketemu dengan orang yang nggak hanya baik hati, tapi juga bisa jadi teman hidup yang sejalan, yang sama-sama ingin menuju kebaikan. Mungkin sekarang belum saatnya, jadi sementara ini, diary dan Allah jadi tempat curhat yang paling aman dan tenang.
Semoga nanti di masa depan, saat aku baca tulisan ini lagi, aku bisa senyum dan bilang, "Akhirnya, semua itu terjawab dengan indah." Aamiin.
Iya, jadi ingat lagi, umur-umur segini memang serasa di persimpangan. Apalagi sebagai perempuan, mulai banyak yang memperhatikan. Akhir-akhir ini, ada beberapa orang yang mulai menanyakan soal "pendekatan," ya istilahnya mungkin mau lebih serius gitu. Ada ibu-ibu juga yang pengen banget aku jadi menantu mereka, padahal aku sendiri ngerasa belum siap sama sekali untuk ke arah sana.
Untungnya, aku masih punya alasan yang sopan, yaitu kuliah. Jadi bisa menolak dengan halus tanpa harus membuat mereka merasa tersinggung. Tapi dalam hati, aku tahu ini bukan cuma soal kuliah atau nggak, tapi lebih ke perasaan siap yang memang belum ada. Ada banyak hal yang masih harus aku capai dan pelajari. Aku ingin memastikan bahwa ketika saatnya tiba, aku sudah lebih matang dan siap untuk mengambil langkah besar itu.
Di satu sisi, kadang aku mikir, wajar sih kalau orang-orang mulai nanya atau kasih kode-kode gitu. Umur segini buat perempuan memang dianggap sudah waktunya, apalagi di lingkungan sekitar, pernikahan sering jadi topik hangat. Tapi aku juga nggak mau buru-buru. Rasanya masih banyak hal yang ingin aku kejar sebelum melangkah ke sana.
kAu ingin lebih mengenal diriku sendiri, lebih dekat dengan Allah, dan tentu saja, menyelesaikan pendidikan. Aku juga ingin memastikan bahwa nanti, saat waktunya tiba, aku nggak cuma siap dalam hal lahiriah, tapi juga secara emosional dan spiritual. Karena menikah bukan cuma soal tinggal bersama atau punya pasangan buat ngobrol setiap hari, tapi tentang tanggung jawab, membangun rumah tangga yang diridhoi Allah.
Kadang lucu juga sih, aku jadi sering berpikir soal ini belakangan. Mungkin karena lingkungan memang makin menekankan hal-hal seperti itu, atau mungkin karena aku juga udah mulai merasakan transisi dari fase remaja ke dewasa. Tapi satu hal yang pasti, aku nggak mau terburu-buru hanya karena tekanan dari luar. Semua ada waktunya, dan aku percaya Allah akan mengatur yang terbaik.
Untuk sekarang, ya, aku akan fokus dulu ke diriku sendiri dan apa yang sedang aku jalani. Semua pasti ada waktunya sendiri, kan?
– Syarifah
YOU ARE READING
Diary Syarifah
LosoweAku menulis diary ini untuk bisa aku baca suatu hari di masa depan, saat mungkin keadaan sudah berubah, dan perasaanku saat ini terasa begitu jauh. Hari ini aku ingin mencatat segala yang terlintas di benakku, sekadar memastikan bahwa aku pernah mel...