☆PINDAHAN☆

9 1 0
                                    

Tutt..

Tutt..

Suara mobil box pemindah barang berbunyi cukup nyaring di kota bandung pagi ini.

Bunda abang dan Chacha sungguh di padatkan dengan kesibukan pindahan selepas tujuh hariannya ayah.

"Cha jangan diem aja dong! angkatin nih, novel-novel berdebu lo," Perintah Langit kepada Chacha adiknya yang tengah santai menyantap roti bakar yang ia beli di amang-amang lewat barusan.

"Ckk... iya-iya, ngomel-ngomel aja pantesan jelek!" Gumam Chacha yang masih saja terdengar di telinga langit.

Langit hanya mengabaikan umpatan dari adiknya itu, dirinya harus fokus agar barang-barang cepat turun dari mobil box.

"Wah... punten, pemilik rumah ini yah? uluh-uluh meuni loba pisan barang-barangnya," Ucap ibu-ibu yang tiba-tiba saja datang, sepertinya ia adalah tetangga sekitar perumahan ini.

"Iyah bu, rencananya bakal menetap disini dengan kedua anak-anak saya," Kata bunda ramah.

"Owalah... yasudah, betah-betah yah! jangan sungkan minta bantuan ka abdi," Ucap ibu tersebut

"He'em bu hatur nuhun,"

"Bunda bisa bahasa sunda?" Tanya Chacha berbisik kepada langit yang tengah ikut duduk istirahat sejenak itu.

"Dulu kan pas gue kecil tinggal di bandung, lo masih bayi deh kayaknya!" Jelas Langit.

Chacha hanya mengangguk-anggukan kepalanya saja sambil masih menatap kearah bunda dan ibu-ibu tersebut.

Setelah selesai dengan memindahkan barang, dilanjutkan dengan mereka membereskan kamarnya masing-masing.

"AAAAAA... BUNDA!" Teriak Chacha dari dalam kamarnya.

"Kenapa?" Tanya Langit yang langsung menghampiri adiknya takut terjadi apa-apa.

"Ada laba-laba sama bangkai cicak! geli banget," Ucap Chacha dengan mual mual khasnya.

"Alay!" Ujar Langit yang langsung mengambil sapu lalu menyapu kedua binatang menggemaskan tersebut.

"Maklum dong Cha... ini kan rumah lama yang enggak ditinggalin, ayah sibuk kerja di jakarta. Paling pulang kesini kalau lagi ada tugas aja," Jelas bunda.

"Iya bun, tadi itu cuman kaget aja kok... selebihnya syok banget!" Ujar Chacha.

"Yaudah yuk makan sarapan dulu, bunda habis beli bubur ayam di warung depan tadi," Ajak bunda ke ruang makan yang sudah rapih dan bersih.

Langit dan Chacha hanya mengikuti bundanya untuk makan, toh memang sudah lapar sedari tadi.

"Bun, rumah ini tuh udah ada dari kapan sih?" Tanya Chacha yang masih penasaran dengan rumah yang akan lama ia tinggali itu.

"Kata ayah mah rumah ini tuh di bangun sama kakeknya ayah, mbah Pardi"

"Terus di wariskan sama kakek kalian dan karena ayah anak tunggal otomatis rumah ini untuk ayah," Jelas bunda berusaha menceritakan dengan ringkas sejarah rumah ini.

"Tau ah pusing!" Kata Chacha melanjutkan menyantap buburnya kembali.

"Kira-kira teman kecil abang yang tinggal di sini masih ada enggak yah bun, atau udah pada pindah,"

"Oh iya, ibu-ibu yang tadi ngobrol sama bunda itu tetangga kita. Anaknya seumuran sama Chacha," Kata bunda.

"Iyakah? cewek apa cowok bun?" Tanya Chacha semakin penasaran.

"Cowok kayaknya, dulu suka main sama kamu waktu umur kamu 1 tahunan,"

"Enggak ingat dong bunda, itu kan udah 17 tahun yang lalu!" Jelas Chacha yang di balas kekehan dari bunda.

CHACHA'S LIFE [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang