Bab 1

433 57 9
                                    

Suara dentuman keras terdengar setiap kali tinju Ohm mengenai wajah lawannya. Ring tinju yang dikelilingi oleh sorak-sorai penonton menjadi saksi bisu perjuangannya. Peluh bercucuran di dahinya, tapi fokus Ohm tetap tajam. Lawannya lebih besar, dengan tangan yang keras, tapi Ohm sudah terbiasa dengan itu. Tinju bukan hanya soal kekuatan, melainkan tentang strategi dan ketepatan waktu.

"HAH!" teriak Ohm sambil melancarkan pukulan terakhir ke dagu lawannya, menjatuhkannya ke lantai.

Penonton bersorak. Kemenangan itu miliknya. Uang taruhan malam itu akan cukup untuk kebutuhan hari-harinya, dan lebih penting lagi, untuk biaya pengobatan neneknya.

"Kau luar biasa, Ohm! " seru Phim sambil memberikan botol air.

Ohm tersenyum tipis, meneguk air dari botol yang diberikan Phim.

Setelah menarik napas panjang, Ohm mulai berpikir tentang hidupnya yang selalu bergantung pada pertarungan. Apakah ini benar-benar jalan yang harus dia tempuh selamanya? Sebelum dia bisa tenggelam lebih jauh dalam pikirannya, Phim berbicara lagi.

"Ngomong-ngomong, Ohm, ada pekerjaan yang mungkin cocok untukmu," kata Phim sambil menatap Ohm serius.

Ohm mengangkat alisnya. "Pekerjaan apa?"

"Aku melihat ada lowongan sebagai bodyguard. Aku dengar dari beberapa orang di sana, keluarganya kaya raya, dan mereka butuh orang yang bisa menjaga putra bungsu mereka," jawab Phim sambil mengeluarkan selembar kertas dari saku jaketnya. "Ini detailnya."

Ohm melihat kertas itu. Di sana tertulis jelas lowongan untuk bodyguard pribadi dengan bayaran yang sangat menggiurkan. Ohm tertegun sejenak. Pekerjaan sebagai bodyguard jauh lebih aman daripada tinju jalanan, dan gajinya bisa sangat membantu untuk neneknya.

"Kau series phim?" tanya Ohm, masih merasa ragu.

Phim mengangguk. "Serius. Aku dengar yang mereka cari harus punya kemampuan bertarung. Ini bisa jadi kesempatan bagus buatmu."

Ohm memikirkan tawaran itu dengan serius. Tugas menjaga seseorang memang terdengar jauh lebih aman daripada terus bertarung di arena berbahaya setiap malam. Lagipula, neneknya pasti akan lebih tenang jika dia punya pekerjaan yang stabil. Ia dapat meminta tetangganya untuk menjaga nenek untukknya dengan bayaran yang ia dapat sebagai bodyguard.

.....

       Ohm berjalan pulang ke rumah kecilnya di pinggir kota. Rumah itu adalah satu-satunya tempat yang ia kenal sebagai rumah sejak ia masih kecil, tempat ia dibesarkan oleh neneknya setelah orang tuanya meninggal dalam kecelakaan. Rumah yang penuh kenangan, meski kecil dan sederhana.

Neneknya duduk di sebuah kursi tua,menatap keluar jendela dengan pandangan lembut namun lemah. "Ohm, kamu sudah pulang?"

"Iya, Nek," Ohm menjawab, mencium tangan neneknya dengan lembut.

"Ohm, jangan terlalu keras pada dirimu. Nenekmu ini sudah tua, tidak perlu terlalu memaksakan diri hanya untukku."

Ohm tersenyum tipis, menahan rasa sedih yang ia rasakan. "Aku akan selalu berjuang untuk kita, Nek. Jangan khawatir."

Tapi di dalam hatinya, Ohm tahu bahwa waktu semakin menipis. Dia tidak bisa mengandalkan tinju jalanan selamanya.

Ohm pergi ke tempat seleksi yang disebutkan dalam kertas itu. Tempat itu jauh lebih mewah daripada yang dia bayangkan. Gedung besar dengan penjaga di mana-mana, menunjukkan betapa pentingnya pekerjaan ini. 

Di dalam, dia berhadapan dengan beberapa kandidat lainnya yang juga melamar pekerjaan sebagai bodyguard. Mereka semua terlihat kuat dan terlatih, beberapa bahkan tampak seperti profesional di bidang ini. Namun, Ohm tidak merasa gentar. Dia percaya pada kemampuannya.

My Bodyguard - OHMLENGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang