Bab 4

306 47 5
                                    

           Perjalanan menuju rumah terasa sunyi. Ohm sesekali melirik ke arah Leng yang tertidur pulas, wajahnya tampak tenang. Entah kenapa, pemandangan itu membuat Ohm merasa bahwa ia harus selalu ada untuk melindungi Tuan Mudanya—lebih dari sekadar tugas,

Apa mungkin juga karena perasaannya yang selama ini ia simpan sendiri?

Setibanya di rumah, Ohm menggendong Leng menuju kamarnya di lantai atas. Ia membuka pintu dengan pelan, memastikan tidak ada suara keras yang bisa membangunkan Leng. Ohm dengan lembut membaringkan Leng di atas kasur, lalu menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Ia menatap wajah tenang Leng sejenak sebelum tangannya bergerak untuk merapikan helaian rambut leng yang menutupi dahinya. "Selamat malam, Tuan Muda," ujarnya dengan suara lembut, ada perasaan hangat yang terpancar dari matanya.

Setelah memastikan semuanya, Ohm beranjak pergi, berjalan pelan menuju kamarnya yang berada di lantai bawah. Rumah besar ini memang memiliki kamar-kamar yang terpisah untuk para bodyguard, masing-masing di lantai dua. Ketika berjalan di lorong, Ohm tersenyum kecil, teringat bagaimana Tuan Mudanya tadi malam tiba-tiba mengecup bibirnya. Wajahnya memerah saat memikirkan hal itu, membuat senyum tipis masih menghiasi bibirnya.

"Ekhem, kurasa ada yang sedang jatuh cinta malam ini.."

Itu adalah suara dari sesama bodyguard yang cukup dekat dengan Ohm. Nama Pria itu adalah Mark, Mereka sering mengobrol bersama saat tugas mereka selesai.

Mark merangkul bahu pawat dan mereka berjalan bersama ke arah kamar masing-masing. "Ohm, aku lihat-lihat kau tersenyum terus daritadi, apa kau sedang jatuh cinta?"

"Siapa yang jatuh cinta, aku hanya ingin tersenyum saja apa salahnya?" Jawab ohm sambil menggaruk hidungnya pelan.

"Aihh, CCTV disini pun akan tau kalau kau tersenyum sendirian seperti orang gila, apalagi jika bukan jatuh cinta."

"Beritahu aku, Gadis mana yang membuat seorang Ohm Pawat yang biasanya serius menjadi banyak tersenyum seperti ini."

"Tidak, aku tidak tertarik pada hal tidak penting seperti itu." Ucap Pawat mengakhiri pembicaraan sambil membuka pintu kamarnya dan masuk ke dalam kamar, berniat untuk menutup pintu kamarnya. Tapi Mark segera menahan pintu dan berkata,

"Tunggu, biar kutebak... Kau menaruh rasa suka pada Tuan muda Lengso?"

Ohm pawat terdiam dan mengedipkan matanya beberapa kali, dan segera menyanggah, "Gila! Tebakanmu sangat tidak masuk akal... Sudah sana aku perlu istirahat."

......

         Leng membuka pintu ruang rapat. Ketika pintu terbuka lebar, Leng terkejut melihat pemandangan yang ada di depannya. Ayahnya, Tuan Thanaphon, berdiri dengan wajah merah padam, penuh amarah, sementara Ohm berdiri di depannya dengan pandangan menunduk.

"Apa kau tidak mendengarkan apa yang kusampaikan saat itu?! Aku menyuruhmu untuk menjaga dia dimanapun dan kapanpun!" bentak Tuan Thanaphon dengan nada penuh kemarahan.

Leng berdiri di ambang pintu. Sebelum ia sempat berkata apa-apa, Ayahnya tiba-tiba mengayunkan tangannya, menampar pipi Ohm dengan keras. Suara tamparan itu menggema di seluruh ruangan, membuat Leng terperangah. Ohm bergeming, tak sedikit pun membela diri atau menunjukkan perlawanan

"Ayah!" Leng berteriak, kaget sekaligus marah melihat Ohm diperlakukan seperti itu. Ia segera berjalan cepat ke arah mereka berdua, wajahnya memerah karena emosi.

Ayahnya menoleh, ekspresinya masih menunjukkan ketegasan dan kemarahan. "Leng, kau tahu apa yang terjadi semalam?" tanya Ayahnya dengan dingin, menunjuk pada serangkaian foto yang tersebar di meja rapat.

My Bodyguard - OHMLENGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang