1. Flora Amberlie
"Hidupku, aku kembali."
Seorang gadis turun dari bus yang diikuti orang-orang di belakangnya yang mengenakan seragam sama sepertinya.
SMA CAKRAWALA
Flora Amberlie, gadis itu membenarkan posisi name tagnya yang miring. Ia memandangi sekolah barunya dengan mata berbinar. Tidak jauh berbeda dengan sekolah lamanya.
Baik, Flora ini cuma sekadar langkahin kaki kamu pasti bisa. Flora menghela napas lalu melangkahkan satu kakinya.Sejauh ini cukup baik, Flora pun melangkahkan satu kakinya lagi masuk ke area sekolah dengan garis senyum di bibirnya. Flora memandangi sekitarnya. Ada beberapa siswa yang membawa motor ke sekolah. Ya, sekolah ini memperbolehkan siswanya naik kendaraan pribadi asalkan sudah berusia 17 tahun ke atas. Sedangkan yang masih di bawah 17 tahun harus naik bus jemputan yang sekolah sediakan.
Saat akan menyeberang ke jalur khusus jalan kaki, suara klakson nyaring dan panjang berbunyi membuat Flora memejamkan matanya.
Brakkk!
Pengendara motor tersebut jatuh dengan posisi motor yang menindih tubuhnya. Sedangkan Flora masih mematung di tempatnya saking terkejutnya.
Flora mengerjapkan kedua matanya kembali tertarik ke dunia nyata dan buru-buru menghampiri pengendara motor tersebut.
"Lo nggak apa-apa?" tanya Flora yang lalu sadar akan pertanyaan bodohnya. Tentu saja dia kenapa-napa karena jatuh dari motor dengan cukup keras.
"Gue bantu-"
Ucapan Flora terhenti saat pengendara yang masih memakai helm full face-nya mengangkat tangannya. Akhirnya tangan Flora terhenti di udara.
Pengendara motor tersebut bangkit sendiri lalu mengangkat motornya dan pergi tanpa sepatah kata apapun. Flora pikir ia akan dimarahi habis-habisan.
"Murid baru, ya?" tanya seseorang mengejutkannya.
Flora menoleh dan mendapati seorang gadis dengan seragam sepertinya sudah berdiri di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FATA(MORGAN)A
Teen FictionDua tepian sungai yang tidak akan pernah menyatu, seperti itulah kita - FATA(MORGAN)A