HAPPY READING
TYPO BERTEBARAN DIMANA-MANA
Tandai YANG TYPOJANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN 😁😁
MAU NYA SIH DI FOLLOW JUGA 😁😁😁***
"Jangan terlalu percaya pada siapapun.
Termasuk pada dokter.
Dokter hanya bisa memprediksi sedangkan maha Kuasa bisa tahu.
Terus lah berdoa. Dan percaya lah pada Tuhan
Pertahanan sesuatu. Yakin lah pada Tuhan."_FACHRI SEBASTIAN NATA_
.
.
.
.
.
.
."Ya ampun! Itu Rayanza kalian apain?" Meisa Sang Mommy menatap kedua anaknya, Vino dan Zaky. "Nanti bedak nya kena mata adik kalian loh. Lagian kenapa tebel banget ini wedak." dengan ngomel sang Mommy membersihkan wedak di wajah sang Anak.
"Soalnya muka Rayanza mirip Vampir Mom. Kita inisiatif ngilangin muka putihnya." celetuk Vino dengan santainya. Sementara Rayzana menatap datar kedua Abangnya, Sedari kecil Rayanza memang memiliki sifat dingin.
"JEFAN! NADHIF! SINI KALIAN!"
Meisa menutup kupingnya kala sang Anak sulung berteriak. Menatap kedua anak kembarannya yang berusia dua tahun, Lalu menatap anak sulungnya. "Kenapa Sih Bang?"
"Mommy! mereka berdua rusakin robot Abang." memeluk Sang Mommy. Mengadukan perlakuan kedua adik kembarnya pada sang Mommy, Sesekali Hesa mengusap perut buncit sang Mommy. "Adek jangan kaya si kembar dua yah? Pokoknya nanti kalo Adek udah lahir Adek jadi Adek kesayangan Abang!"
BRUK!!
"ENAK AJA! ADEK AKAL ADI ADEK KEAYANGAN ITA!"
"DAN ITA AKAN ADI ABANG KAYANGAN!"
Kedua bocah kembar Jefan dan Nadhif mendorong Hesa sampai jatuh. Dan memeluk sang Mommy sambil mengusap perut sang Mommy. Berteriak dengan cadel nya.
"MOMMY SAKIT!!!"
Meisa hanya tersenyum manis. Lucu sekali anak-anaknya ini. Selalu ribut apa lagi pas tahu sang Mommy mengandung, mereka selalu merebutkan Adiknya yang masih dalam kandungan.
Meskipun anak yang di kandung sekarang bukan sesuai rencan. Yah Meisa meminum Pil penahan buat tidak hamil, Rencana nya cukup punya anak enam. Tapi sang Maha pencipta menumbuhkan malaikat kecil di perutnya.
Meskipun gitu Meisa dan Fachri tidak pernah menolak kehadiran si kecil dalam perutnya. "Sini deh. Dengerin Mommy baik-baik."
Keanam bocah itu saling merapatkan duduknya menatap sang Mommy.
"Dengerin Baik-baik yah!? Kalian harus saling jaga, Saling merangkul. Jangan benci satu sama lain. Ribut boleh. Bercanda boleh, Asal ada batasnya. Ribut hal kecil itu boleh banget. Asal jangan ribut yang serius."
"Tanpa Mommy bilang gitu, kita juga bakal lakuin itu Kok Mom."
"Benar Kata Bang Hesa Mom."

KAMU SEDANG MEMBACA
We are Family [END]
Ficção AdolescenteHanya kisah sederhana, kisah cerita ketujuh bujang Nata. Fachri Sebastian Nata, sebagaimana kepala keluarga, dulu dia menikah muda umur tujuh belas tahun sudah mempunyai anak satu, jadi jangan heran ketika melihat Fachri masih awet muda padahal suda...