03

59 9 2
                                    

.

.

.

Happy reading...

  Hujan deras mengguyur kota jakarta sore hari ini. sebagian orang pasti akan lebih memilih berdiam diri di rumah dan kalaupun di jalan pasti orang orang akan lebih memilih berteduh terlebih dahulu hingga hujan reda, tapi berbeda dengan Julian yang lebih memilih membiarkan tubuhnya basah dibawah hujan. Seragamnya yang mulanya kering mejadi basah kuyup terkena air hujan.

Julian memandangi orang orang yang sedang berlarian untuk menghindari hujan, dirinya sedang ada di taman enggan untuk beranjak pulang.

Ia lelah, sangat lelah. Dia lelah dengan semuanya. Matanya yang semula memandang lurus kini mulai berkaca-kaca rasa sesak mulai menjalar ke dadanya, tangannya bergetar, kepalanya menunduk membiarkan tetes demi tetes air mata membasahi pipinya, membiarkan hujan menyamarkan tangisannya.

Setelah dirasa cukup tenang dia pun mulai beranjak dari taman, hujan pun sudah mulai reda. Dia kemudian melanjutkan perjalanannya ke halte bus dan menunggu sendiri di sana.

Tanpa dia sadari sedari tadi dia telah diperhatikan oleh seorang pemuda.

"Ngapain sih tuh anak belum pulang? Seragamnya basah lagi" batinnya

"Kok gue jadi mikirin anak sialan itu sihh? Bodoamat lah" lanjutnya kemudian melajukan motornya untuk kembali ke rumah.

Julian menggigil kedinginan di halte bus, dia sendirian bus pun tak kunjung datang. Dia sudah tidak tahan dengan dinginnya, apakah dia harus meminta salah satu saudaranya untuk menjemputnya? Tidak, tidak mungkin mereka mau.

Tingg...

Notifikasi di ponselnya muncul, menampilkan pesan dari sang kakak lalu dia membuka dan membalasnya.

Setelah selesai membalas pesan dari raka julian kembali memasukkan ponselnya ke saku nya yang basah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah selesai membalas pesan dari raka julian kembali memasukkan ponselnya ke saku nya yang basah.

"Kok bus nya gak datang datang sih? Udah malem lagi, nanti kalau kemalaman gak dibukain, jalan kaki ajalah ya" ucapnya

Akhirnya dirinya memilih jalan kaki.
Setelah beberapa menit dia berjalan dirinya mulai lelah, dikarenakan dari pagi dia tidak memakan apapun membuatnya lemas. Tapi, dia teringat pesan dari raka, dia tidak mau tidur di luar. Akhirnya dia mempercepat jalannya, tanpa di sadari sebuah mobil pick up melaju dengan kencang di belakangnya, karena rem blong mobil itu tidak bisa dikendalikan hingga akhirnya,

Cittt....

Brukkk!...

Akhhh....

~~~

Seorang pemuda terlihat sedang mondar mandir di depan pintu rumahnya dengan raut wajah khawatir. Lalu dia melirik jam

"Kok belum pulang sihh? Udah jam tujuh lebih lagi, emang ya gak ada takut takutnya tuh anak" batinnya

Cakara yang sejak tadi mengamati pun mulai jengah.

"Ngapain sih ka?" tanyanya,

Raka pun menoleh

"Hah? Emang gue kenapa?" ucap raka malah kembali bertanya,

"Lo dari tadi mondar mandir gak jelas"

"Ohhh gabut doang sihh hehe" ucapnya di akhiri dengan kekehan.

"Dihh gak jelas" balas cakara dengan muka julid nya lalu dia mulai melangkah masuk.

Raka tidak mempedulikannya. Dia mencoba beberapa kali menelpon julian tapi tidak di jawab.

"Kemana sih tuh anak?" Gumamnya, tapi masih bisa didengar oleh seseorang.

"Ohh lo cari anak sialan itu?" ucap orang itu. Raka yang mendengar itupun menoleh

"Emang kak alan lihat?"

"Gue sih tadi lihat dia di halte, seragamnya basah, kayaknya dia kedinginan. Lagian ngapain sih peduli sama tuh anak?" ucap alan. Setelah dirasa tidak mendapatkan jawaban dari raka alan kemudian memutuskan masuk.

Drttt...

Drttt...

Raka yang sejak tadi melamun memikirkan banyak hal kemudian tersadar saat mendapat telepon dari seseorang, dia kira itu julian tapi ternyata salah.

"Halo"

"Woyyy lo tau gak?"

"Gak! Lo ajak kagak kasih tahu apa apa njing" balas raka dengan nyolot

"Kok kamu ngegas?, hati kecil havian sakit mendengarnya" ucap pria diseberang telepon yang bernama havian.

"Ya makanya cepat kasih tau nyet" balas raka dengan kesal.

"Hehe... Jadi gini, gue kan tadi habis pulang dari jalan jalan pake motor nah-"

"Jalan jalan kok pakai motor" sahut raka

"Diem dulu babi! Gue belum selesai"

"Nahh jadi gue lihat ada kecelakaan kalau gak salah mobil pick up, katanya korbannya anak SMA, tapi gak tau juga sihh ada yang bilang gak ada korban" lanjutnya

"Tunggu dulu! Lo lihat kecelakaannya dimana?"

"Gak jauh dari halte bus yang biasanya buat pulang anak sekolah sih" balasnya

Raka yang mendengarnya pun langsung mematikan telepon.

"Gak! Gak mungkin itu julian" batin raka.

"Itu bukan lo kan!"

"Gue harus susul dia" ucapannya lalu mulai mengambil kunci motor

"Mau kemana kamu?" tanya ayah

"Mau cari julian yah" jawab raka jujur.

"Buat apa sih? Buat apa cari anak itu?" ucap ayah

"Biarin aja dia gak pulang bagus kan malahan" sahut alan tiba-tiba

"Tapi mas, kalau julian kenapa napa gimana?" Tanya wina yang sepertinya sedang pencitraan.

"Udah gapapa biarin, palingan besok juga pulang" jawab ayah santai

"Tapi yah-"

"Kalau kamu berani keluar buat cari dia ayah sita motor kamu!" Ucap ayah penuh penegasan.

Raka cuma bisa menghela nafas, dia harus bagaimana? Akhirnya dia memilih untuk pergi ke kamarnya.

Setelah sampai di kamarnya dirinya mulai menutup pintu.

"Kamu kemana julian?" batin raka

"Kamu gak kenapa-kenapa kan?"

"Itu bukan kamu kamu kan?"

"Ya Tuhan, tolong jaga Julian"

.

.

.

Halloww cuma mau bilang makasih buat yang udah baca sama vote❤️✨🏡

RumahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang